Login

Open Access

  • Home
  • Browse
  • FAQ
  • Institution
  • Universitas Padjadjaran
  • Fakultas Kedokteran Gigi

Kedokteran Gigi

Refine

Author

  • Farhan, Muhammad (2)
  • Permatasari, Indah (2)
  • A, Alexander (1)
  • A, Arini Amalia (1)
  • A, Eria (1)
  • A, Linggar Risang (1)
  • A, Mochamad Fadjril (1)
  • A, Muthia Kirana (1)
  • A, Nabilla Rifda (1)
  • A, Nadiya Mujaheda (1)
+ more

Year of publication

  • 2019 (181)
  • 2018 (161)
  • 2016 (160)
  • 2017 (150)
  • 2015 (145)
  • 2020 (143)
  • 2013 (136)
  • 2014 (131)
  • 2012 (70)

Document Type

  • Skripsi (1.277)

Language

  • Indonesian (1.277)

Has Fulltext

  • Yes (1.277)

Is part of the Bibliography

  • No (1.277)

Keywords

  • Pengetahuan (33)
  • Radiograf Panoramik (31)
  • Manusia Pawon (24)
  • Indeks Dmf-t (23)
  • Usia Kronologis (21)
  • Anak (20)
  • Ph Saliva (20)
  • Forensik Odontologi (18)
  • Cbct (17)
  • Rugae Palatina (17)
+ more

1277 search hits

  • 1 to 50
  • 10
  • 20
  • 50
  • 100

Sort by

  • Year
  • Year
  • Title
  • Title
  • Author
  • Author
Gambaran Radiograf Periapikal Digital Mengenai Insidensi Obturasi yang Baik, Overfill dan Underfill Perawatan Saluran Akar di RSGM Unpad (2020)
Azharia, Audra Afifah
ABSTRAK Pendahuluan: Sejumlah publikasi menyatakan bahwa banyak pengisian saluran akar yang kurang baik diantaranya adalah overfill dan underfill. Padahal pada kenyataannya seharusnya pengisian saluran akar dilakukan dengan tepat. Kesalahan tersebut dapat dideteksi melalui radiograf periapikal digital. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah insidensi obturasi baik, overfill, dan underfill perawatan saluran akar di RSGM Unpad berdasarkan radiograf periapikal digital. Metode: Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa 88 buah radiograf periapikal digital yang berisi 109 gigi yang dirawat saluran akar yang diambil di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran. Sampel diambil dalam rentang bulan Mei-Desember 2019 menggunakan teknik total sampling. Hasil: Insidensi obturasi overfill perawatan saluran akar di RSGM Unpad berdasarkan radiograf periapikal digital dari 109 gigi adalah 16 buah. Dari sampel yang memenuhi kriteria inklusi diketahui jumlah obturasi overfill sebanyak 16 buah (14.67%), underfill sebanyak 45 buah (41.28%), dan tepat pada konstriksi apikal sebanyak 48 buah(44.03%). Gigi yang paling sering mengalami kasus overfill pada penelitian ini adalah gigi 11 dengan total 5 buah (31.25%) dan gigi 21 dengan total 5 buah (31.25%). Pembahasan: Kegagalan oleh karena pengisian saluran akar yang tidak baik dapat terjadi dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Overfill dapat terjadi karena perawatan tidak dilakukan sesuai standar yang dapat diterima,diantaranya disebabkan karena pengukuran panjang kerja yang tidak baik, apeks akar yang tidak terbentuk sempurna, overinstrumentasi saluran akar, penekanan berlebih saat mengisi bahan, dan kurangnya keterampilan operator. Simpulan : Insidensi obturasi overfill perawatan saluran akar di RSGM Unpad berdasarkan radiograf periapikal digital adalah 16 kasus. Kata kunci : Perawatan saluran akar, obturasi, overfill, radiograf periapikal digital ABSTRACT Introduction : A number of publications have shown that many obturations of the root canals is bad, including overfill. In fact, the root canal should be done properly. This error can be detected by a digital periapical radiograph. The purpose of this study is to determine the incidence of overfilled obturation of root canal treatment in RSGM Unpad based on digital periapical radiographs. Method: This study uses secondary data of 88 digital periapical radiographs taken at the Radiology Installation of the Dental and Oral Hospital of Padjadjaran University. Samples were taken in the range of May-December 2019 using total sampling technique. Results: The result showed that the incidence of overfilled obturation of root canal treatment in RSGM Unpad based on digital periapical radiograph were 16. From samples, it was found that the number of overfilled obturations were 16 (14.67%), underfilled 45(41.28%), and 48(44.03%) at apical constrictions. The most frequently teeth experiencing overfill in this study was 11 with total 5 (31.25%) and 21 with total 5 (31.25%). Discussion: Overfill can occur because treatments are not carried out according to acceptable standards. Failure due to improper filling of the root canal can occur in the short and long term. On histological examination, inflammation and healing disruption and discomfort occur. The effects are apex irritation and leakage, cytotoxicity and neurotoxicity. Conclusions: The incidence of overfilled obturation of root canal treatment in RSGM Unpad based on digital periapical radiographs were 16 cases. Keywords: Root canal treatment, obturation, overfill, digital periapical radiograph
Prevalensi Fraktur Mahkota pada Gigi Anterior Siswa Sekolah Dasar Usia 6-12 Tahun Di Kecamatan Bojongloa Kaler, Bandung (2013)
Sari, Wilda Normalita
Fraktur mahkota merupakan putusnya kontinuitas mahkota gigi. Fraktur mahkota gigi anterior sering tidak diperhatikan padahal mempunyai efek fisik dan psikologis yang cukup serius. Fraktur mahkota dapat mengakibatkan nyeri, mengganggu fungsi pengunyahan, fungsi bicara, dan estetik, sehingga dapat memengaruhi kehidupan anak sehari-hari. Tujuan penilitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi fraktur mahkota gigi anterior pada siswa sekolah dasar usia 6-12 tahun di Kecamatan Bojongloa Kaler, Bandung agar dapat digunakan dalam upaya pencegahan fraktur mahkota gigi anterior dan untuk menginformasikan kepada orang tua perawatan yang mungkin dilakukan. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Sampel penelitian diambil secara cluster sampling pada anak usia 6-12 tahun di dua sekolah dasar di Kecamatan Bojongloa Kaler, Bandung. Hasil penelitian terhadap 470 siswa menunjukkan bahwa siswa yang mengalami fraktur mahkota gigi anterior sebanyak 15 orang (3,19%). Simpulan dari penelitian yang dilakukan terhadap siswa sekolah dasar usia 6-12 tahun di Kecamatan Bojongloa Kaler memperlihatkan prevalensi fraktur mahkota gigi anterior adalah 3,19%.
Distribusi Pemakaian Alat Ortodonti Lepasan Pada Anak Usia 9-14 Tahun (2013)
Isabela, Anita Putri
Pada usia 9-14 tahun, gigi anak memasuki masa gigi campuran lanjutan. Pada usia tersebut, sebagian besar gigi anak sudah mengalami maloklusi. Pemakaian alat ortodonti lepasan dapat membantu mengarahkan pergerakan gigi permanen dan pertumbuhan rahang sehingga kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi dan rahang yang parah dapat dihindari. Metode penelitian adalah deskriptif dengan teknik survei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi pemakaian alat ortodonti lepasan pada anak usia 9-14 tahun di RSGM Unpad. Sampel diambil dengan metode simple random sampling. Penelitian dilakukan pada 125 pasien dengan perawatan ortodonti preventif dan interseptif dengan cara penelusuran dokumen status pasien di RSGM Unpad. Hasil analisis data menunjukan bahwa pemakaian alat ortodonti lepasan paling banyak terdapat pada anak usia 13 tahun. Perawatan interseptif paling banyak dilakukan oleh anak usia 13 tahun dan perawatan preventif paling banyak dilakukan oleh anak usia 9 tahun.
persepsi orang tua pada kesehatan gigi dan mulut anak berkebutuhan khusus (2013)
L, Selvi Kartika
Persepsi adalah proses pemahaman terhadap objek atau kejadian objektif dengan bantuan alat indera. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui persepsi orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak berkebutuhan khusus. Memahami persepsi orang tua dapat membantu dental community memahami alasan mengapa anak tidak mendapatkan perawatan gigi dan mulut yang diperlukan dan sebagai panduan untuk membuat kebijakan mengenai perawatan pasien berkebutuhan khusus. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan teknik survei. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan sampel ayah atau ibu anak berkebutuhan khusus yang datang ke Yayasan Suryakanti pada bulan Februari 2013 sebanyak 61 orang. Hasil penelitian dari kuesioner memperlihatkan sebagian besar anak berkebutuhan khusus di Yayasan Suryakanti Bandung memiliki keadaan gigi dan mulut yang baik sebanyak 60,66%, memiliki perawatan gigi dan mulut yang cukup baik ketika di rumah sebanyak 67,21%, dan sudah menggunakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut cukup baik sebanyak 49,18%. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua memiliki persepsi yang baik terhadap kesehatan gigi dan mulut anak berkebutuhan khusus.
Pengaruh Sinar-X Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Biofilm (2013)
S, Wendy Pratama
Biofilm merupakan kumpulan sel mikroorganisme, khususnya bakteri, yang melekat di suatu permukaan dan dilapisi oleh Extracellular Polymeric Substances (EPS) yang dikeluarkan oleh bakteri tersebut. Diperkirakan 65% infeksi pada manusia berhubungan dengan biofilm. Pengendalian mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara penyinaran, salah satunya dengan menggunakan sinar-X. Bakteri bisa menjadi bakterisid apabila terkena paparan radiasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh sinar-X terhadap jumlah koloni bakteri biofilm pada rongga mulut. Penelitian ini dilakukan secara true eksperiment dengan meneliti pengaruh sinar-X terhadap bakteri biofilm berdasarkan dosis 0,032 mSv dalam waktu 2, 4, dan 8 detik. Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar darah (LAD) setelah dipapari dengan sinar-X makin berkurang dengan adanya penambahan waktu penyinaran. Simpulan penelitian ini adalah semakin besar waktu paparan sinar-X yang diberikan maka jumlah koloni bakteri biofilm semakin berkurang.
IDENTIFIKASI GOLONGAN DARAH PADA GIGI SULUNG MELALUI METODE ABSORPSI - ELUSI (2013)
Effendi, Novita Herdianti
Proses identifikasi terdapat bermacam-macam metode salah satu metode identifikasi yang dapat digunakan, diantaranya adalah identifikasi golongan darah. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai proses identifikasi golongan darah pada gigi sulung dengan metode absorpsi - elusi, serta ketepatan identifikasi golongan darah melalui gigi tersebut. Metode penelitian bersifat pra-eksperimental, dengan menggunakan metode absorpsi � elusi golongan darah melalui gigi sulung. Penelitian dilakukan terhadap 15 sampel gigi sulung yang telah diekstraksi. Sebagai pembanding hasil pemeriksaan golongan darah dari gigi nantinya, maka ditanyakan kepada orang tuanya jenis golongan darah anaknya. Hasil penelitian diperoleh dari jumlah reaksi aglutinasi yang paling banyak dalam penentuan golongan darah adalah pada jarak kurang dari satu minggu (100,00%), jarak 1 minggu hingga dua minggu berkisar 4 yang aglutinasi (80,00%) dari 5 sampel. Lebih dari satu bulan, hanya 2 reaksi aglutinasi (40%) dari 5 sampel yang diteliti. Simpulan dari penelitian adalah identifikasi golongan darah melalui metode absorpsi � elusi dapat dilakukan dari gigi sulung sebagai informasi guna identifikasi forensik odontologi.
Peran Antioksidan Dalam Perawatan Penyakit Periodontal (2015)
P.g.t.a.i., Crirespati
Latar belakang: pasien dengan penyakit periodontal mempunyai kadar polimorfonuklear(PMN) yang tinggi dan reactive oxygen species (ROS) yang berlebihan dan akan menyebabkan destruksi jaringan gingiva, ligamen periodontal dan tulang alveolar. ROS dapat dinetralisir dengan antioksidan, oleh karena itu pengaplikasian antioksidan diyakini bisa berpengaruh baik terhadap penyakit periodontal Tujuan penulisan: mengetahui dan mengkaji peran antioksidan dalam perawatan penyakit periodontal. Kajian pustaka:antioksidan merupakan senyawa yang dapat mengikat radikal bebas. Radikal bebas yang diproduksi oleh tubuh salah satunya saat mengalami inflamasi. Inflamasi pada jaringan periodontal akan meningkatan (PMN) yang sekaligus akan meningkatkan pengeluaran radikal bebas dalam proses fagositosis melawan infeksi. Adanya antioksidan dalam proses inflamasi mencegah banyaknya kerusakan sel yang terjadi. Terlihat kandungan antioksidan dalam serum gingiva berbanding terbalik dengan kondisi kesehatan periodontal. Sehingga antioksidan diyakini dapat menjadi terapi tambahan pada perawatan penyakit periodontal, disamping prosedur utama skeling dan root planing. Simpulan: antioksidan berperan sebagai akselerator dalam proses penyembuhan penyakit periodontal, karena antioksidan dapat mengikat elektron dari ROS
Prevalence of Nail Biting Effect towards Children Teeth (2013)
Shamsudin, Mohamad Faiz
Nail biting or chronic onychophagia can be defined as the habit of biting the cuticle, the soft tissue around the hand fingernail or the nail itself. Effect of nail biting can cause interference to the teeth that can be seen visually either one or several effects like diastema, attrition, and protrusion. The research objective was to identify the prevalence of nail biting effects that occur among children aged 8-12 years old in SDN Sekeloa 1&2, SDN Neglasari 1, and SDN Neglasari 2&5. This research was conducted by filling out questionnaires and doing clinical examination to the children who had nail biting habits. This study was a descriptive research with surveying method. Sampling was done by cluster random sampling and there were 101 children who met the inclusion criteria. The results showes there are 35.6% of the children have attrition only, 22.8% have attrition, diastema, and protrusion, 16.8% have attrition and protrusion, 12.9% have diastema and attrition, 5.9% have no effect, 4% have diastema only, and 2% have protrusion only and no children have diastema and protrusion. The conclusion is the highest prevalence of nail biting effect towards children teeth is attrition while the lowest prevalence is protrusion.
The Influence of Clinical Practice to Pulp Biology (2015)
Muhammad, Azfar Arif Bin
In dentistry, it is vital to understand the biology of the pulp as dental clinicians deal with it every day. The dental pulp is a unique tissue because it is surrounded by a rigid chamber which is the dentine. This literature review aims at looking into the injuries that can occur to the pulpal tissues following trauma, iatrogenic dental procedures, chemical and thermal effects. The study is a literature review through number of journals, textbooks and other resources. The pulp initially responds to stimuli by becoming inflamed, and if left untreated, this will progress to infection and pulpal necrosis. Dental clinicians must therefore equip themselves with thorough understanding of the physiological and pathological features of the dental pulp, and the potential effects of each treatment intervention to the pulp tissue.
Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Remaja Usia 18 Tahun (2013)
Ayodia, Tubagus
Tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut perlu dilakukan sejak dini. Kesehatan gigi dan mulut merupakan unsur kesehatan yang tidak diboleh diabaikan. Pengetahuan remaja terhadap kesehatan gigi dan mulut akan sangat mempengaruhi tingkat kesehatan gigi dan mulut mereka di masa mendatang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada siswa usia 18 tahun di SMA Negeri 8 Bandung. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan teknik survei. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Sampel merupakan siswa kelas XII usia 18 tahun di SMA Negeri 8 Bandung dengan jumlah siswa 150 orang. Responden mengisi kuesioner sesuai dengan tindakan kesehatan gigi dan mulut pemeliharaan yang mereka lakukan sehari-hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa sekitar 52.5% dari sampel keseluruhan termasuk dalam kategori baik dan 47.5% dengan kategori buruk untuk tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulutnya. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada sebagian besar siswa kelas XII usia 18 tahun di SMA Negeri 8 Bandung termasuk dalam kategori baik.
Efektivitas Penghambatan Ekstrak Etanol Daun Selasih (Ocimum basilicum Linn) terhadap Pertumbuhan Streptococcus sanguis (2013)
S, Ivhatry Rizky O P
Selasih adalah salah satu tanaman tropis dan subtropis yang dapat digunakan sebagai obat tradisional. Khasiat daun selasih adalah sebagai antibakteri terutama pada bakteri gram positif karena memiliki kandungan minyak atsiri, tannin, flavonoid dan tertepenoid. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium menggunakan metode difusi agar Kirby Bauer terhadap 8 sampel bakteri uji Streptococcus sanguis dengan pengulangan 2 kali. Konsentrasi ekstrak etanol yang digunakan adalah 16%, 8%, 4%, 2% dan 1%. Hasil penelitian berupa data yang dicatat dan ditabulasikan kemudian diuji secara statistik menggnakan ANAVA untuk desain eksperimen acak sempurna pada model tetap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat efek antibakteri yang terkandung dalam ekstrak etanol daun selasih terhadap Streptococcus sanguis, rata-rata daerah hambat untuk setiap konsentrasi adalah 5,25 mm untuk 16%, 3,22 mm untuk 8%, 1,84 mm untuk 4%, 1,53 mm untuk 2% dan 0,19 mm untuk 1%. Berdasarkan penelitian ini terdapat efek antibateri ekstrak etanol daun selasih (Ocimum basilicum Linn) terhadap pertumbuhan Streptococcus sanguis. Daya antibakteri disebabkan oleh kandungan zat aktif yang terdapat dalam ekstrak daun selasih.
Gambaran Lesi Rongga Mulut pada Pasien dengan Fraktur Rahang selama Pemasangan Fiksasi Intermaksiler (2013)
P, Fransisca Dwi A
Fiksasi intermaksiler adalah suatu alat berupa archbar dan kawat yang dipakai untuk imobilisasi fraktur tulang rahang dengan mengikat gigi-gigi rahang atas dengan rahang bawah dalam keadaan oklusi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran lesi rongga mulut apa saja yang ditemukan pada pasien dengan fraktur rahang selama pemasangan fiksasi intermaksiler. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif. Gambaran lesi rongga mulut diperoleh dengan pemeriksaan rongga mulut pasien (bibir, mukosa bukal, dan mukosa labial). Pemeriksaan dilakukan satu kali dalam setiap minggu, dimulai dari minggu pertama setelah pemasangan fiksasi intermaksiler sampai fiksasi intermaksiler dilepas. Hasil penelitian ini menunjukkan lesi traumatic ulcer, angular cheilitis, dan frictional keratosis terdapat pada pasien dengan fraktur rahang selama pemasangan fiksasi intermaksiler.
Distribusi Pasien Dengan Perawatan Alat Ortodonti Cekat Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, dan Pekerjaan (2013)
Maysa, Dara
Alat ortodonti cekat kini merupakan salah satu pilihan perawatan untuk penderita maloklusi yang banyak digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi pasien dengan perawatan ortodonti cekat berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (RSGM FKG Unpad). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan cara mengumpulkan data pasien yang dirawat dengan alat ortodonti cekat dari rekam medik di RSGM FKG Unpad periode tahun 2009-2011.Hasil penelitian menunjukan bahwa perawatan ortodonti cekat sebagian besar dilakukan oleh (1) orang dewasa 71.65%, (2) perempuan 79.53%, (3) tingkat pendidikan SMA 50.39%, dan (4) Mahasiswa 53.54%. Simpulan dari penelitian ini adalah perawatan ortodonti cekat lebih banyak dilakukan oleh orang dewasa, perempuan, tingkat pendidikan SMA, dan pekerjaan mahasiswa.
Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn) terhadap Epitel Mukosa Mulut Tikus Wistar (2013)
Rachmawati, Myrna
Daun sirih (Piper betle Linn) merupakan salah satu bahan herbal yang banyak digunakan karena mempunyai daya antibakteri, antiinflamasi dan antioksidan serta mudah didapatkan dengan harga yang ekonomis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun sirih (Piper betle Linn) terhadap epitel Mukosa Mulut tikus Wistar. Penelitian bersifat eksperimental laboratoris ini dilakukan pada 3 kelompok tikus Wistar. Kelompok pertama yaitu kelompok kontrol. Kelompok kedua dan ketiga yaitu kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak daun sirih selama 15 hari dan 35 hari. Kemudian jaringan Mukosa Mulut tikus dibuat sediaan histologis yang diwarnai dengan Hematoksilin-Eosin (HE) untuk diamati perubahan ketebalan epitel secara mikroskopis. Data ukuran epitel diuji menggunakan uji parametrik uji t independen. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan ukuran epitel yang bermakna dicapai oleh kelompok ketiga (±15,61 µm, p=0,002). Sedangkan pada kelompok pertama dan kedua tidak terdapat peningkatan ketebalan epitel (p=0,261). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan ekstrak daun sirih mempengaruhi ketebalan epitel Mukosa Mulut tikus Wistar.
EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL PADA PENINGKATAN PRAKTIK MENYIKAT GIGI PASIEN DOKTER GIGI KELUARGA (2013)
Hapsari, Niken Tri
Promosi kesehatan saat ini dinilai penting dalam meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut masyarakat di Indonesia. Upaya meningkatkan praktik menyikat gigi dapat melalui pendekatan dengan menggunakan media promosi kesehatan, salah satunya media audio visual. Tujuan penelitan adalah untuk mengetahui efektivitas dari penggunaan media audio visual sebagai media promosi kesehatan dalam meningkatkan praktik menyikat gigi pasien dokter gigi keluarga di PT. Fajar Farmatama. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survey. Sampel diambil dengan teknik simple purposive sampling dengan jumlah sampel 100 orang yang merupakan pasien dokter gigi keluarga di PT. Fajar Farmatama. Hasil penelitian memperlihatkan rata-rata efektivitas penggunaan media audio visual terhadap peningkatan praktik menyikat gigi pasien dokter gigi keluarga PT. Fajar Farmatama yaitu 97.45% yang tergolong efektif. Simpulan dari penelitian menunjukkan bahwa pemberian intervensi berupa media audio visual efektif dalam meningkatkan praktik menyikat gigi pasien dokter gigi keluarga di PT. Fajar Farmatama.
Prevalensi Kesimetrisan Gigi dalam Arah Sagital dan Transversal pada Pasien Ortodonti dengan Maloklusi Kelas I Angel (2013)
Darlene, Vitri
Salah satu analisis yang dilakukan pada analisis model studi adalah analisis asimetri sagital dan tranversal pada lengkung gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat dan distribusi kesimetrisan lengkung gigi dalam arah sagital dan transversal pada 90 model studi pasien ortodonti RSGM Unpad dengan maloklusi kelas I. Pengukuran kesimetrisan gigi dilakukan dengan menggunakan alat ukur symmetograph dan mencatat posisi gigi dengan panduan garis median (midpalatal raphe) untuk posisi dalam arah transversal dan bidang tuberositas dalam arah sagital. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan tingkat asimetri dalam arah sagital lebih tinggi daripada bidang transversal. Laki-laki cenderung memiliki tingkat asimetri yang lebih besar daripada perempuan. Gigi kaninus rahang atas, premolar rahang atas, kaninus rahang bawah dan molar pertama mempunyai tingkat asimetri yang paling tinggi.
Proses Praktik Komunikasi Terapeutik Pada Mahasiswa Program Profesi Kedokteran Gigi di Klinik Pedodonsia (2013)
Pradana, Flandy Meta
ABSTRAK Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang terjalin dengan baik, sehingga membuat pengguna merasa nyaman dan akhirnya puas. Sebagian anak berperilaku non kooperatif sehingga bersikap antipati terhadap perawatan gigi. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui kemampuan mahasiswa program profesi kedokteran gigi berkomunikasi terapeutik yang efektif dalam menangani pasien anak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik studi kasus, sampel diambil secara accidental sampling. Sampel adalah mahasiswa program profesi kedokteran gigi angkatan 2009 yang bertugas di klinik Kedokteran Gigi Anak pada periode Januari 2013 Hasil dari penelitian memperlihatkan mahasiswa program profesi kedokteran gigi Universitas Padjadjaran untuk kasus satu dapat melakukan proses komunikasi terapeutik pada anak dengan penilaian 78.26% kategori baik, kasus dua 86.95% kategori baik, dan kasus tiga 69.56% kategori kurang baik. Simpulan dari penelitian menunjukan bahwa rata-rata mahasiswa program profesi kedokteran gigi Universitas padjadjaran dapat melakukan proses komunikasi terapeutik secara baik.
Perbedaan Indeks DMF-T pada Siswa Usia 11-12 Tahun di SD Swasta Dengan Program UKGS dan Tanpa Program UKGS (2013)
Dewi, Gitania Puspita
Kesehatan anak merupakan hal yang sangat penting karena dapat mempengaruhi produktifitas dan kualitas hidup anak. Sekolah merupakan faktor lingkungan yang sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku anak. UKGS merupakan suatu program yang menjadi sarana bagi siswa untuk mendapat pendidikan dan pelatihan mengenai kesehatan gigi sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesehatan gigi anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan Indeks DMF-T siswa usia 11-12 tahun di SD dengan program UKGS dan SD tanpa program UKGS. Penelitian ini dilaksanakan di SD Nugraha dan SD Maria Bintang Laut yang berada di Kota Bandung. Hasil penelitian ini menunjukan, Indeks DMF-T pada siswa usia 11-12 tahun di SD Nugraha yang tidak melaksanakan program UKGS adalah 1,8 dan Indeks DMF-T pada siswa usia 11-12 tahun di SD Maria Bintang Laut yang melaksanakan program UKGS adalah 0,8. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu, terdapat perbedaan antara Indeks DMF-T siswa usia 11-12 tahun di SD yang melaksanakan program UKGS dengan siswa usia 11-12 tahun di SD yang tidak melaksanakan program UKGS.
DESKRIPSI POSISI PROSESUS KONDILOIDEU, PANJANG PROSESUS STILOIDEUS PADA KELAINAN TEMPOROMANDIBULAR JOINT DENGAN CBCT SCAN (2013)
Satriyani, Kyky Vera
Sendi Temporomandibular merupakan salah satu sendi yang penting dalam tubuh manusia. Bagian yang sering mengalami kelainan adalah prosesus kondiloideus. Selain itu rasa sakit atau tidak nyaman pada daerah maxillofacial juga dapat disebabkan oleh perubahan pada prosesus stiloideus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencitraan posisi prosesus kondiloideus dan panjang prosesus stiloideus. Penelitian ini dilakukan secara simple deskriptif, dengan alat CBCT, dengan melihat radiografi dari posisi dari prosesus kondiloideus dan panjang dari prosesus stiloideus. Hasil yang didapatkan adalah posisi prosesus kondiloideus lebih banyak pada posisi lebih ke posterior pada wanita dengan range umur 21-30 tahun dan memiliki panjang prosesus stiloideus paling banyak berukuran 6-15 mm. Dari hasil tersebut, kesimpulan yang dapat ditarik adalah posisi prosesus kondiloideus berada lebih ke arah posterior dan panjang prosesus stiloideus lebih pendek dari nilai normal dengan menggunakan alat CBCT scan.
ORAL MANAGEMENT OF ASTHMATIC CHILDREN (2013)
Ehsan, Nuraini Binti
Asthma is a challenging setback in handling pedodontic patient in dental clinic. When uncontrolled, asthma can affect daily life, and is sometimes fatal. Asthma is a disorder defined by its clinical, physiological and pathological characteristics. Asthmatic disease has several manifestations in oral health such as dental caries, tooth erosion, dentofacial deformities and oral soft tissue diseases. These problems are usually managed by preventive measurement and aggressive treatment to inhibit further complication. Recently, eradication of local irritant by professional cleaning and maintaining the best oral hygiene through conservative approach and prophylactic agent provides better retention capacity in children. Evidently, these methods are proven to be successful in treating asthmatic children with dental and oral tissue problems. In conclusion, asthmatic children should be given proper attention due to their high risk of having serious complication by their complicated systemic condition.
GAMBARAN KLASIFIKASI MALOKLUSI PADA ANAK YANG MENGALAMI POSTUR KIFOSIS (2013)
Lubis, Amelia Amanda
Postur kifosis adalah tipe kifosis yang paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja karena kebiasaan buruk, seperti posisi berdiri, duduk, dan tidur yang tidak tepat. Sikap tubuh yang salah dapat menyebabkan maloklusi. Maloklusi adalah bentuk penyimpangan dari oklusi normal. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran klasifikasi maloklusi pada anak yang mengalami postur kifosis. Metode penelitian adalah deskriptif dengan teknik survei. Teknik pemilihan sampel adalah total sampling. Pemeriksaan postur kifosis dilakukan dengan menggunakan postural analysis grid chart. Maloklusi ditentukan berdasarkan klasifikasi Angle. Hasil penelitian menunjukkan jumlah anak yang mengalami postur kifosis adalah 220 orang (78,57%). Hasil pemeriksaan berdasarkan klasifikasi Angle menunjukkan jumlah anak yang memiliki maloklusi kelas I adalah 158 orang (71,82%), maloklusi kelas II adalah 37 orang (16,82%), dan maloklusi kelas III adalah 25 orang(11,36%). Kesimpulan penelitian ini adalah maloklusi kelas I Angle merupakan gambaran maloklusi yang paling banyak ditemukan pada anak-anak yang mengalami postur kifosis. Kata kunci : Postur Kifosis, anak, maloklusi
DISTRIBUSI FREKUENSI DISFUNGSI SENDI TEMPOROMANDIBULA GEJALA KLIKING PADA ANAK-ANAK USIA 11-15 TAHUN DENGAN POSTUR KIFOSIS (2013)
Marisi, Shira Andini
Postur kifosis didefinisikan sebagai peningkatan besar lengkung normal vertebra torakalis, sehingga memberi kesan tubuh bungkuk. Keadaan ini lebih mudah terlihat pada usia anak-anak beranjak remaja, seiring dengan pertumbuhan pesat lengan, tungkai dan tulang belakang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui distribusi frekuensi disfungsi sendi temporomandibula gejala kliking pada anak-anak usia 11-15 tahun dengan postur kifosis. Metode penelitian adalah deskriptif dengan teknik survei. Pemeriksaan disfungsi sendi temporomandibula dilakukan dengan auskultasi. Postur kifosis ditentukan berdasarkan metode Cipriano dan Iunes. Hasil penelitian menunjukkan dari 220 sampel anak, sebanyak 161 anak (73,18%) dengan postur kifosis mengalami disfungsi sendi temporomandibula gejala kliking, yang terdiri dari 72 anak perempuan (44,72%) dan 89 anak laki-laki (55,28%). Simpulan dari penelitian ini adalah frekuensi disfungsi sendi temporomandibula gejala kliking pada anak-anak usia 11 sampai 15 tahun di SMP Pasundan I Bandung yaitu 73,18%.
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT NARAPIDANA USIA 35-44 TAHUN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIB GARUT (2013)
Riswanto, M Boggi
Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk seorang narapidana yang sedang menjalani masa tahanan di lembaga pemasyarakatan. Pelayanan kesehatan yang dimaksud berupa usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Garut dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei berupa pengisian kuisioner. Sampel merupakan narapidana pria dan wanita berusia 35 - 44 tahun yang dipilih secara sampling jenuh yaitu sebanyak 51 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan sebesar 68,63%, sikap sebesar 72,55%, dan tindakan sebesar 72,55%. Simpulan penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap narapidana dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut tergolong baik namun tindakan narapidana tergolong cukup.
Penetapan Masa Subur Wanita Dengan Ferning Test Saliva (2013)
Ersyari, Riska Mutia
Setiap manusia akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan dimulai dari masa anak-anak hingga dewasa. Wanita yang telah memasuki masa pubertas akan mengalami siklus menstruasi setiap bulannya. Salah satu fase pada siklus menstruasi adalah fase ovulasi atau masa subur pada wanita. Masa subur adalah masa di mana terdapat sel telur yang siap dibuahi oleh sperma. Pada saat masa subur, terjadi peningkatan jumlah hormon estrogen dan progesteron. Peningkatan hormon ini ditemukan juga dalam saliva. Saliva sebagai salah satu cairan biologis di dalam tubuh dapat dijadikan sebagai cairan diagnostik. Masa subur wanita dapat diketahui dari saliva. Saliva yang mengandung hormon estrogen yang tinggi dapat membentuk gambaran ferning pada saliva yang dikeringkan pada gelas objek. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kepustakaan. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk membahas mengenai penetapan masa subur wanita dengan ferning test saliva. Hasil penelitian-penelitian sebelumnya memperlihatkan adanya perbedaan gambaran saliva pada saat masa subur dan masa tidak subur. Ferning saliva terlihat sangat jelas pada masa subur wanita.
PREVALENSI PERSISTENSI GIGI SULUNG ANTERIOR RAHANG BAWAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDUNG (DITINJAU BERDASARKAN USIA, JENIS KELAMIN, DAN JENIS GIGI) (2013)
Vidiantari, Erizka
Prevalensi Persistensi Gigi Sulung Anterior Rahang Bawah Pada Anak Sekolah Dasar di Kota Bandung (Ditinjau Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, dan Jenis Gigi) – Erizka Vidiantari - 160110090028 ABSTRAK Kasus maloklusi di Indonesia masih sering terjadi. Salah satu penyebab maloklusi adalah persistensi gigi sulung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi persistensi gigi sulung anterior rahang bawah pada anak sekolah dasar di Kota Bandung ditinjau berdasarkan usia, jenis kelamin, dan jenis gigi. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey. Sampel penelitian diambil dari 5 Sekolah Dasar pada 3 Kecamatan di Bandung menggunakan teknik two stages cluster random sampling. Diperoleh 1575 sampel yang memenuhi kriteria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi tertinggi persistensi gigi sulung anterior rahang bawah usia 8 tahun sebesar 29,17%; pada perempuan 58,33%; dan pada insisif lateral sebesar 54,17%. Simpulan dari penelitian memperlihatkan bahwa prevalensi persistensi tertinggi terjadi pada usia 8 tahun; jenis kelamin perempuan; dan pada gigi insisif lateral. Kata Kunci: persistensi, gigi anterior rahang bawah
Uji Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burn.f.) Nees) Terhadap Pertumbuhan Streptococcus sanguis In Vitro (2014)
Anggraini, Swastika
Sambiloto merupakan tanaman yang banyak dipakai oleh masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mencari daya antibakteri ekstrak etanol daun sambiloto terhadap Streptococcus sanguis. Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratoris untuk mencari daya antibakteri dan konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak etanol daun sambiloto pada konsentrasi 3200, 1600, 800, 400, 200, dan 100 (µg/ml) terhadap Streptococcus sanguis. Hasil yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan uji ANOVA dan uji lanjut Tukey. Rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan dari konsentrasi 100-3200 (µg/ml) berkisar antara 3,86�5,125 (mm). Pada metode dilusi, tidak ditemukan pertumbuhan bakteri pada seluruh konsentrasi ekstrak. Berdasarkan hasil pengukuran diameter zona hambat dapat dikatakan bahwa daya antibakteri ekstrak etanol daun sambiloto terhadap S. sanguis lemah karena senyawa bioaktif ekstrak tidak dapat berdifusi dengan baik pada agar darah. Nilai KHM tidak ditemukan pada konsentrasi ekstrak etanol daun sambiloto yang digunakan.
Perbedaan Dental Anxiety Pasien Perawatan Gigi Sebelum dan Setelah Pemberian Vitamin C (2013)
Agia, Fuzna Nuhasana
Dental anxiety sering dialami oleh pasien perawatan gigi dan dapat menimbulkan berbagai masalah pada pasien dan dalam prosedur perawatan gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dental anxiety pasien perawatan gigi sebelum dan setelah pemberian vitamin C. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan jumlah sampel sebanyak 30 pasien Instalasi Konservasi Gigi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Sampel terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok yang diberi vitamin C dan kontrol negatif. Setiap sampel diberikan kuesioner Spielberger’s State-Trait Anxiety Inventory (STAI) short form dan dilakukan pengukuran denyut nadi, lalu dilakukan hal yang sama seminggu kemudian. Data hasil penelitian dianalisis dengan uji t-berpasangan dan uji t-independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang diberi vitamin C memperlihatkan penurunan nilai rata-rata denyut nadi sebesar 7,02% dan penurunan nilai rata-rata skor STAI sebesar 26,47%. Pasien kontrol negatif memperlihatkan peningkatan nilai rata-rata denyut nadi sebesar 0,66%, sedangkan nilai rata-rata skor STAI tidak mengalami perubahan. Penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan dental anxiety pasien sebelum dan setelah pemberian vitamin C.
KEBERHASILAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK YANG DILAKUKAN MAHASISWA PROGRAM PROFESI PADA PASIEN ANAK DI RSGM UNPAD (2013)
Chairani, Selvy
Keberhasilan Komunikasi Terapeutik yang Dilakukan Mahasiswa Program Profesi pada Pasien Anak di RSGM UNPAD – Selvy Chairani – 160110090017 ABSTRAK Standar kompetensi dokter gigi menyatakan salah satu kompetensi utama yang harus dimiliki oleh seorang dokter gigi adalah mampu melakukan komunikasi dalam menyampaikan informasi dan edukasi kepada pasien. proses komunikasi pada anak berbeda dengan orang dewasa, dibutuhkan pendekatan yang beda dalam proses perawatan gigi anak. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan komunikasi terapeutik yang dilakukan mahasiswa program profesi pada pasien anak di RSGM Unpad. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik survey, metode purposive sampling, dengan juml sampel 30 orang berusia 7-11 tahun. Hasil penelitian memperlihatkan rata-rata keberhasilan komunikasi terapeutik mahasiswa program profesi pada pasien anak di RSGM Unpad yaitu 63,03 % dalam kategori cukup berhasil. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik yang dilakukan mahasiswa program profesi pada pasien anak tergolong cukup berhasil. Kata kunci : Standar Kompetensi, Komunikasi Terapeutik, Anak
Tingkat Stres Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran dengan Strategi Pembelajaran Student-Centered Learning (2013)
Lestari, Rosmelia Ayu
Sesuai kebijakan pemerintah, institusi pendidikan kedokteran gigi harus menerapkan metode pembelajaran student-centered learning (SCL). Pendekatan ini diharapkan menjadi sistem pembelajaran yang menyenangkan, namun ditemukan suatu indikasi bahwa mahasiswa mengalami stres. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat stres dan stresor utama pada mahasiswa program sarjana Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (FKG Unpad) dengan strategi pembelajaran SCL. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Jumlah sampel sebanyak 190 mahasiswa program sarjana FKG Unpad kelas reguler. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportionate simple random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah 28 item pertanyaan modifikasi kuesioner Dental Environmental Stress (DES). Hasil penelitian menunjukkan skor tingkat stres sebesar 2,62. Skor untuk faktor perkuliahan/tutorial 2,85; praktikum 2,74; personal 2,69; dan lingkungan akademik 1,89. Tingkat stres mahasiswa FKG Unpad berada pada kategori cukup stres dengan stresor utama faktor praktikum. Mahasiswa disarankan untuk lebih mengenali cara belajar yang paling tepat untuk dirinya, sehingga tingkat stres dapat diturunkan.
Performa Mastikasi pada Anak dengan Indeks Karies Tinggi dan Rendah (2013)
Calliandra, Adisti
Performa mastikasi merupakan pengukuran terhadap kemampuan individu untuk menghancurkan makanan. Area kontak oklusal dapat memengaruhi performa mastikasi. Karies merupakan salah satu kerusakan yang paling umum terjadi pada gigi dan dapat mengurangi area kontak oklusal. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data perbandingan antara performa mastikasi anak dengan indeks karies tinggi dan rendah. Jenis penelitian adalah deskriptif observasional dengan teknik pengambilan sampel menggunakan multistage random sampling. Sampel sebanyak 100 anak berumur 4-6 tahun dengan indeks karies tinggi atau rendah yang tersebar pada 22 TK di Kota Bandung. Pengukuran performa mastikasi dilakukan melalui pengunyahan makanan artifisial sebanyak 20 kunyahan, kemudian dilakukan penyaringan untuk mengukur kehancuran makanan. Analisis data menggunakan uji T-Test. Hasil uji performa mastikasi antara kelompok karies tinggi dan karies rendah menunjukkan bahwa nilai rata-rata MPS pada anak dengan indeks karies tinggi adalah 5,056 mm2, sedangkan MPS pada anak dengan indeks karies rendah adalah 3,12mm2. Simpulan penelitian menunjukkan bahwa performa mastikasi pada anak dengan karies tinggi lebih menurun dibandingkan dengan indeks karies rendah.
Prevalensi Kesulitan Makan Pada Anak Usia 4-6 Tahun Berdasarkan Riwayat Pemberian ASI Saat Bayi (2013)
H, Milda Ernawati
Kesulitan makan pada anak merupakan fenomena yang sering tidak disadari oleh orang tua, namun berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui prevalensi kesulitan makan pada anak usia 4-6 tahun berdasarkan riwayat pemberian ASI saat bayi. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi retrospective cross-sectional. Sampel penelitian diambil secara stratified random sampling pada anak usia 4-6 tahun di 22 Taman Kanak-Kanak di Kota Bandung. Hasil penelitian terhadap 498 orang anak menunjukkan bahwa anak yang mengalami kesulitan makan dengan riwayat ASI eksklusif sebanyak 179 orang anak (35,94%), ASI non-eksklusif sebanyak 210 orang anak (42,17%), dan non-ASI sebanyak 23 orang anak (4,62%). Simpulan penelitian yang dilakukan terhadap anak usia 4-6 tahun di Kota Bandung memperlihatkan bahwa prevalensi kesulitan makan pada anak dengan riwayat ASI eksklusif sebesar 0,043, anak dengan riwayat ASI non-eksklusif sebesar 0,050, dan anak dengan riwayat non-ASI sebesar 0,005.
Gambaran Kehilangan Tulang Alveolar Pada Fosil Manusia Pawon dengan Pencitraan Cone Beam Computed Tomography 3D (2013)
Andri, Ali L
Manusia Pawon adalah manusia prasejarah yang diperkirakan hidup sekitar 9525-5660 tahun sebelum masehi dan pernah hidup di Gua Pawon yang terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kehilangan tulang alveolar pada fosil Manusia Pawon dari pencitraan Cone Beam Computed Tomography 3D. Metode penelitian yang digunakan adalah deskripsi dan sampelnya adalah 4 rangka Manusia Pawon, dapat diperoleh sampel radiograf Cone Beam Computed Tomography tulang alveolar. Penelitian ini dilakukan pada program Ez Implant-3D menggunakan penggaris digital, hasil pengukuran tersebut dicatat, dikumpulkan, dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian ini memberikan data tentang gambaran kehilangan tulang alveolar pada fosil Manusia Pawon dari pencitraan Cone Beam Computed Tomography 3D. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa kehilangan tulang alveolar pada manusia pawon lebih banyak terjadi di bagian posterior dibandingkan bagian anterior.
The Effects of Rinsing with Manuka Honey on Plaque (2014)
Karim, Damia Zawana Binti Abdul
Plaque is a soft deposit of bacteria and intercellular matrix that forms the biofilm that adheres to the surfaces of teeth. Many ways can be done to inhibit the growth of bacterial plaque, one of which is the use of Manuka honey. Manuka honey has contents that may inhibit the growth of plaque bacteria such as hydrogen peroxide and non-hydrogen peroxide. The purpose of this study was to assess the effectivity of Manuka honey on plaque. The type of this research was clinical trial with pretest and postest design. A total of 30 students from SMA Negeri 2 Bandung participated in this study. They were divided into two groups, Manuka honey as test group and Chlorhexidine Gluconate as control group to be used as mouth rinses for a 48 hours trial period. Data were analysed with student t-test. The results showed that plaque index before and after rinsing with Manuka honey were 1,389 and 1,245 respectively. The plaque index before and after rinsing with Chlorhexidine Gluconate are 1,328 and 1,022 respectively. The plaque index reduction between Manuka honey and Chlorhexidine Gluconate are 0,144 and 0,306 respectively (p=0,071). It is concluded that both Manuka honey and Chlorhexidine Gluconate mouthwashes had the same effectivity in reducing plaque accumulation.
Gingival and Oral Hygiene Condition in Leukemia Patients (2014)
Chi, Chen Mei
Leukemia is a neoplastic disease of hematopoetic tissues which characterized by the proliferation of leukemic cells takes place primarily in the bone marrow, in lymphoid tissue, and in certain forms. Mostly causes of mortality in leukemia patients are infection and bleeding. The purpose of this research is to assess the gingival and oral hygiene conditions of leukemia patients at Clinic of Pediatric, Hematologic Section in Rumah Sakit Umum Dr. Hasan Sadikin Bandung (RSHS). The type of this research was descriptive with survey method. The research was carried out on 15 leukemia patients aged 6-13years old at RSHS. The data were collected by clinical examination using Loe and Sillness�s gingival index and Quigley-Hein modification plaque index. The results showed that out of the 15 patients, 11 of them had mild gingivitis with mean of 0.902, and 4 of them had moderate gingivitis (1.237). Oral hygiene condition of 12 leukemia patients in fair level with the mean of 1.951 while 3 patients in good level with the mean of 0.75. It is concluded that most of the leukemia patients had mild gingivitis and fair category of oral hygiene level.
Prevalence of suspect of odontogenic keratocysts associated with impacted mandible third molar based on panoramic radiograph (2014)
S.manivel, Lavanyah A/p
The aim of conducting this research is to obtain the prevalence of suspect of odontogenic keratocyst associated with impacted mandible third molar based on panoramic radiograph among the patients attending the Radiology Clinic of Rumah Sakit Gigi dan Mulut Sekeloa, Bandung, West Java, in the Year 2013. The type of research conducted was a descriptive research. The sampling was purposive, drawn from a population of 544 digital panoramic radiographs with impacted mandible third molar taken from Nov 2012 until Oct 2013 in the year 2013, of which 4 samples were included in the survey, with patient ages ranging between 16 – 30 years at time of exposure The prevalence of suspect of odontogenic keratocyst associated with impacted mandible third molar is studied overally in this study. The presence of suspect of odontogenic keratocyst was noted and sorted by age, gender and location. It can be concluded that the prevalence of suspect of odontogenic keratocyst associated with impacted mandible third molar of the patients attending the Radiology Clinic, Rumah Sakit Gigi dan Mulut Sekeloa is 074%.
TOOTHBRUSH WEAR AMONG MALAYSIAN STUDENTS (2014)
Leen, Yeo Ee
Toothbrush is effective preventing oral diseases and its physical state should be considered an important issue as it may affect the cleaning efficiency. The purpose of this study was to assess the condition of the toothbrush bristle among the Malaysian students. The type of this study was descriptive with survey technique. A total respondent of 42 students from Faculty of Dentistry, UNPAD participated in this study. They were given explanation about the study and the author obtained their currently used toothbrush to examine bristle wear. A new identical toothbrush was obtained to be compared with the used one. Criteria of toothbrush bristle wear were in accordance with wear index by Rawls et al. (1989). The result of this study showed that a high percentage (76.19%) from the student sample had showed moderate level of bristle wear on their toothbrushes. This study concludes that the toothbrush bristles of the Malaysian students were in relatively moderate condition.
ANALISA DENSITAS LESI AMELOBLASTOMA DARI ALAT CONE BEAM COMPUTED TOMOGRAPHY (2014)
Faradiba, Nadia
Cone Beam Computed Tomography digunakan karena memberikan gambaran visual tiga dimensi yang baik dengan biaya yang lebih murah dan dosis rendah dibandingkan dengan CT konvensional dan dapat digunakan untuk menentukan rencana perawatan. Densitas adalah salah satu karakteristik yang signifikan perbedaannya dan dapat diamati menggunakan CBCT. Desain penelitian ini dilakukan untuk mengetahui densitas intra lesi dan batas lesi pada ameloblastoma. Sampel diteliti profil densitasnya menggunakan CBCT lalu dicari angka maksimal, minimal, dan rata-ratanya. Penelitian ini menunjukkan bahwa densitas batas lesi ameloblastoma dengan CBCT adalah angka minimal 88,84 HU dan angka maksimal 520,07 HU dengan rata-rata keseluruhan 303,95 HU. Densitas minimal intra lesi adalah 81,47 HU, angka maksimal 300,96 HU, dan rata-rata keseluruhan densitas 190,71 HU. Simpulan penelitian ini adalah densitas pada batas lesi ameloblastoma memiliki nilai yang tidak terlalu jauh dari nilai densitas normal tulang rahang dan menunjukkan bahwa ameloblastoma tumbuh secara lambat sehingga respon dari tulang di sekitarnya minimal. Naik turunnya densitas intra lesi menunjukkan bahwa massa ameloblastoma memiliki densitas yang tidak beraturan, namun memiliki pola penurunan densitas yang linear dari batas lesi menuju ke intralesi.
Pengetahuan Mahasiswa Non Kesehatan Universitas Padjadjaran Tentang Faktor Predisposisi dan Pengobatan Stomatitis Aftosa Rekuren (2014)
Novani, Dwi
Stomatitis aftosa rekuren (SAR) adalah penyakit mukosa mulut yang paling sering ditemukan. Faktor predisposisi SAR seperti faktor genetik, trauma, stres, alergi (makanan dan bahan), defisiensi nutrisi, penyakit pencernaan. SAR dapat diobati dengan antiseptik, OAINS, steroid, antibiotik topikal, vitamin dan obat tradisional. Tujuan penelitan ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa non kesehatan Universitas Padjadjaran tentang faktor predisposisi dan pengobatan SAR. Penelitian bersifat deskriptif dengan metode survei. Sampel adalah sebanyak 144 mahasiswa non kesehatan Universitas Padjadjaran yang dipilih dengan teknik stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa 2% mahasiswa memiliki pengetahuan baik, 26% mahasiswa memiliki pengetahuan cukup dan 72% mahasiswa yang memiliki pengetahuan kurang tentang faktor predisposisi SAR. Hasil penelitian tentang pengobatan SAR menunjukan 15% mahasiswa yang memiliki pengetahuan baik, 25% mahasiswa memiliki pengetahuan cukup dan 60% mahasiswa yang memiliki pengetahuan kurang. Simpulan penelitian ini sebagian besar mahasiswa non kesehatan Universitas Padjadjaran memiliki pengetahuan tentang faktor predisposisi dan pengobatan SAR dalam kategori kurang
PERBEDAAN UJI DAYA HAMBAT ANTARA EKSTRAK ETANOL BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa) DENGAN MINYAK JINTEN HITAM TERHADAP Streptococcus sanguis (2014)
Rahmadini, Febriyanti
Jinten hitam (Nigella sativa) merupakan tumbuhan obat yang memiliki daya antibakteri. Ekstrak etanol biji jinten hitam dan minyak jinten hitam dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif, salah satunya Streptococcus sanguis sebagai pelopor pembentukan plak gigi. Tujuan penelitian pendahuluan ini adalah untuk mengetahui perbedaan uji daya hambat antara ekstrak etanol biji jinten hitam dengan minyak jinten hitam terhadap Streptococcus sanguis. Penelitian pendahuluan eksperimental semu secara in vitro ini dilakukan untuk melihat perbedaan zona hambat antara ekstrak etanol biji jinten hitam dengan minyak jinten hitam terhadap Streptococcus sanguis. Daya hambat diuji dengan metode difusi agar menggunakan empat konsentrasi 30%, 25%, 20%, dan 15%, serta kontrol positif Klorheksidin 0,2% dan kontrol negatif PEG 400. Pengujian dilakukan dengan replikasi tiga kali. Hasil penelitian ini menunjukan ekstrak etanol biji jinten hitam konsentrasi 30% menghasilkan diameter zona hambat rata-rata 3,42 mm, sedangkan minyak jinten hitam 30% sebesar 1,95 mm. Kesimpulan penelitian pendahuluan ini adalah tidak terdapat perbedaan daya hambat antara ekstrak etanol biji jinten hitam dengan minyak jinten hitam terhadap Streptococcus sanguis.
Polimorfisme rs17563 (T/C) Gen BMP4 Pada Celah Palatum Non Sindromik (2014)
Khamila, Nadya
Celah palatum adalah sebuah celah abnormal pada palatum penderita. Kelainan ini paling sering terjadi pada ras Asia dengan perbandingan 1/500 kelahiran. Celah palatum dapat menjadi sebuah kelainan yang berdiri sendiri (non sindromik), ataupun menjadi bagian dari suatu sindrom (sindromik). Etiologi celah palatum adalah faktor genetik, lingkungan, atau gabungan dari keduanya. Banyak kandidat gen yang dianggap berhubungan dengan terjadinya celah palatum, salah satunya adalah gen Bone Morphogenetic Protein-4 (BMP4). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran polimorfisme gen BMP4 pada penderita celah palatum non sindromik. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan metode pengumpulan data cross-sectional. Sampel adalah isolat DNA yang diambil dari darah 17 penderita celah palatum non sindromik dan 17 kontrol normal dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini adalah sebanyak 41,2% sampel celah palatum non sindromik dan 23,5% sampel kontrol normal menunjukkan adanya polimorfisme. Simpulan dari penelitian ini adalah polimorfisme rs17563 gen BMP4 berhubungan terjadinya celah palatum non sindromik.
PERBEDAAN DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH ANGGUR MERAH DAN ANGGUR HIJAU (Vitis vinifera) TERHADAP Streptococcus sanguis (2014)
Radiajeng, Monica Christina
Streptococcus sanguis merupakan bakteri pelopor pembentukan plak gigi. Plak dapat dihambat menggunakan obat kumur yang mengandung senyawa antibakteri. Anggur merah dan anggur hijau adalah contoh bahan alam yang telah dilaporkan memiliki potensi antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan daya antibakteri ekstrak etanol buah anggur merah dan anggur hijau terhadap Streptococcus sanguis. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris. Daya antibakteri buah anggur merah dan anggur hijau terhadap S. sanguis diuji menggunakan metode difusi agar Kirby Bauer dengan tiga konsentrasi berbeda yaitu 1 gr, 2 gr/ml, dan 1 gr/ml, kontrol positif (klorheksidin 0,05%), dan kontrol negatif (bulyon), dan dilakukan pengulangan tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan rerata diameter zona hambat ekstrak etanol buah anggur merah terhadap Streptococcus sanguis pada konsentrasi 1 gr, 2 gr/ml, dan 1 gr/ml berturut-turut adalah 3,11 mm, 2,67 mm, dan 1,96 mm, sedangkan untuk ekstrak etanol buah anggur hijau berturut-turut adalah 5,4 mm, 4,22 mm, dan 3,44 mm. Ekstrak etanol buah anggur hijau disimpulkan mempunyai daya antibakteri lebih besar daripada ekstrak etanol buah anggur merah (p<0,05) terhadap Streptococcus sanguis.
GAMBARAN HIPNOTERAPI DALAM MENGATASI KEBIASAAN MENGGIGIT KUKU PADA ANAK (2014)
Maharani, Siti Latifah
Menggigit kuku merupakan salah satu kebiasaan buruk yang banyak dilakukan oleh anak pada masa pertumbuhan, yang dapat menyebabkan gigi atrisi, rotasi, malposisi dan merusak jaringan disekitar gigi karena gaya yang dihasilkan dari kebiasaan tersebut. Hipnoterapi merupakan terapi alternatif yang dilakukan sebagai upaya untuk menurunkan kebiasaan menggigit kuku. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran hipnoterapi dalam mengatasi kebiasaan menggigit kuku pada anak. Jenis penelitian menggunakan metode eksperimental semu dengan rancangan the time series design. Sampel berjumlah 24 anak, yang terdiri dari perempuan dan laki-laki berusia 9-11 tahun. Penelitian dilakukan dengan melihat frekuensi sebelum dan setelah dilakukan hipnoterapi selama tujuh hari. Data diolah dengan menggunakan tabel, menunjukan bahwa 33,33% responden tidak mengalami rekurensi selama masa evaluasi. 37,5% responden mengalami penurunan frekuensi sebelum dan sesudah dihipnoterapi, dan 29,17% responden menunjukan frekuensi yang sama, sebelum dan sesudah dihipnoterapi. Simpulan penelitian adalah hipnoterapi dapat digunakan untuk mengatasi kebiasaan menggigit kuku pada anak, ditunjukan dengan frekuensi yang menurun selama masa penelitian.
Kualitas Hidup Pasien dengan Inflamasi Mukosa Mulut (Stomatitis Aftosa Rekuren) di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (2014)
Noviana, Lena
Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) dapat berdampak pada fungsi pengunyahan, penelanan dan bicara, sehingga akan mempengaruhi status gizi serta kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran kualitas hidup pasien dengan inflamasi mukosa mulut (SAR) di RSGM FKG Unpad. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan jumlah responden 32 pasien inflamasi mukosa mulut (SAR) di RSGM FKG Unpad. Kuesioner yang diisi oleh responden diadaptasi dari WHO STEPwise Approach to Surveillance – Oral Health Module tahun 2001. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas hidup pasien dengan inflamasi mukosa mulut (SAR) di RSGM FKG Unpad adalah 43,8%, dengan rincian 33,6% untuk dimensi fungsi, 19,8% untuk dimensi psikologis, 21,9% untuk dimensi sosial, dan 100% untuk dimensi nyeri. Simpulan penelitian menunjukan bahwa kualitas hidup pasien dengan inflamasi mukosa mulut (SAR) di RSGM FKG Unpad termasuk dalam kategori cukup berdampak.
DESKRIPSI PERKIRAAN USIA MENURUT METODE WILLEMS II MELALUI RADIOGRAFI PANORAMIK PADA PASIEN ANAK DI RSGM FKG UNPAD (2014)
Putra, Asep Darya Darma
Perkiraan usia dilakukan untuk menentukan usia seseorang. Perkiraan usia dilakukan atas beberapa alasan dan kegunaan. Kegunaan dalam bidang kedokteran gigi adalah untuk menentukan suatu perawatan dan diagnosis yang tepat dan sesuai dengan usia pada pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana Metode Willems II memperkirakan usia melalui radiograf panoramik di RSGM FKG Unpad. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif sederhana menggunakan Metode Willems II, dengan melihat tahap perkembangan tujuh gigi permanen mandibula kiri pada radiograf panoramik. Hasil penelitian dari 103 sampel ditemukan rata-rata perbedaan usia antara usia kronologis dengan usia menggunakan Metode Willems II sebesar -0.07 tahun (underestimate). Simpulan penelitian ini adalah perkiraan usia menurut metode Willems II melalui radiograf panoramik di RSGM FKG Unpad memiliki selisih usia lebih muda -0,07 tahun dari usia kronologis seharusnya.
THE RELATIONSHIP BETWEEN IMPACTED MANDIBULAR THIRD MOLARS AND THE FRACTURE OF THE MANDIBLE (2014)
Eng, Low Tee
The definition of fracture is also defined as broken bone, fracture occurs when a force is applied to the bone is stronger than the bone can withstand. Therefore, the definition of mandibular fracture would be that of a broken mandible. Dental impaction has been defined as cessation of eruption of a tooth caused by physical barrier in the eruption path or the abnormal position of tooth. The research method used in this thesis is that of literature review, in which, information and data are collected, searched, read and interpreted from textbooks, journals, websites, other resources, and also through discussion with supervisors about the prevalence of mandibular fracture due to the presence of impacted mandibular third molars. In conclusion, based on the journals and research conducted; the likelihood of the fracture of the angle of the mandible does increases with the presence of impacted mandibular third molars due to the occupancy of the osseous space in the angle of the mandible.
GAMBARAN JUMLAH ERUPSI GIGI PADA ANAK KEMBAR (2015)
Amelia, Cindy Putri
Erupsi gigi berada dibawah kontrol genetik yang kuat, maka itu erupsi gigi pada anak kembar sangat dipengaruhi faktor genetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran jumlah erupsi gigi pada anak kembar. Penelitian bersifat deskriptif dan pengambilan sampel dengan menggunakan accidental sampling sebanyak 35 pasang kembar yang terdiri dari 24 pasang kembar identik dan 11 pasang kembar tidak identik. Penelitian dilakukan dengan dihitung jumlah gigi yang ada pada responden dan dilihat kesamaannya antara satu dengan yang lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah erupsi gigi pada anak kembar, baik identik ataupun tidak identik memiliki tingkat kesesuaian lebih dari 50%, yaitu 68,57%. Kesimpulan penelitian menunjukan bahwa jumlah erupsi gigi pada anak kembar memiliki kecenderungan sesuai.
Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa Sekolah Dasar Negeri di Desa Tertinggal Kabupaten Bandung (2015)
Sherlyta, Monica
Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa Sekolah Dasar Negeri di Desa tertinggal Kabupaten Bandung—Monica Sherlyta—160110110002 ABSTRAK Tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa sekolah dasar di desa tertinggal dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor sosial ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebersihan gigi dan mulut pada siswa-siswi SDN Mekarjaya sebagai salah satu sekolah dasar di desa tertinggal Kabupaten Bandung. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pengambilan sampel berdasarkan teknik sampling jenuh (total sampling). Sampel penelitian sebanyak 78 siswa sekolah dasar, yaitu 40 siswa laki-laki dan 38 siswa perempuan. Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) digunakan untuk melihat tingkat kebersihan gigi dan mulut. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata indeks kebersihan gigi dan mulut pada siswa SDN Mekarjaya, Kabupaten Bandung sebesar 2,67. Simpulan penelitian ini adalah tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa SDN Mekarjaya, Kabupaten Bandung dalam kategori sedang. Kata Kunci: OHI-S, Desa Tertinggal, Sosial Ekonomi
Indeks PUFA pada Ibu Hamil (2015)
Raynuary, Nury
Kesehatan gigi dan mulut yang buruk pada ibu hamil dapat memberikan dampak negatif pada perkembangan janin. Ibu hamil lebih beresiko terkena karies dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil karena berbagai faktor. Karies yang tidak segera dirawat akan berlanjut menjadi keadaan yang lebih parah. Indeks yang digunakan untuk menilai akibat klinis dari karies yang tidak dirawat yaitu Indeks PUFA. Indeks PUFA mencatat keparahan karies gigi dengan keterlibatan pulpa (P), ulser akibat trauma dari gigi (U), fistula (F) dan abses (A). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survei. Metode pengambilan sampel adalah simple random sampling. Jumlah sampel penelitian 96 ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilan di Puskesmas Puter Bandung. Data diperoleh dengan cara pemeriksaan klinis terhadap rongga mulut ibu hamil dan dicatat pada formulir pemeriksaan untuk Indeks PUFA lalu diolah dan disajikan dalam bentuk tabel. Indeks PUFA pada ibu hamil berdasarkan komponen, sebanyak 90,95% hasil penelitian menunjukkan subjek dengan komponen P, sebanyak 6,38 komponen U, sebanyak 2,12% komponen F dan sebanyak 0,53 komponen A. Simpulan penelitian bahwa ibu hamil di Puskesmas Puter memiliki indeks PUFA dengan kategori buruk.
GAMBARAN POSTUR KERJA MAHASISWA PROGRAM PROFESI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI BERDASARKAN PENGUKURAN DENGAN METODE RULA (2016)
Zain, Tresna Zuniar
ABSTRAK Dokter gigi berisiko tinggi mengalami gangguan muskuloskeletal akibat pekerjaannya. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya gangguan muskuloskeletal pada dokter gigi, salah satunya adalah postur kerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran postur kerja pada mahasiswa Program Profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Angkatan 2009 dan 2010 berdasarkan pengukuran dengan metode Rapid Upper Limb Assessment. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan cross-sectional survey. Sampel penelitian berjumlah 66 orang yang terdiri dari angkatan 2009 sejumlah 30 orang dan angkatan 2010 sejumlah 36 orang yang sedang mengerjakan pekerjaan konservasi, periodontik, prostodontik dan endodontik. Penelitian dilakukan dengan menganalisis gambaran postur kerja sampel menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar dari sampel berada pada action level 4 untuk sisi kanan dan action level 3 untuk sisi kiri pada pekerjaan periodontik, konservasi, prostodontik, dan endodontik. Simpulan dari penelitian ini adalah perlu adanya perbaikan postur kerja, salah satunya dengan pendidikan ergonomi terutama mengenai postur kerja.
Gambaran Pola Karies pada Anak Kembar (2015)
Nabhila, Amilia
Karies merupakan penyakit gigi yang paling banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Etiologi karies multifaktorial, antara lain faktor genetik dan lingkungan. Penelitian dengan mempertimbangkan faktor tersebut dapat dilakukan pada anak kembar. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai gambaran pola karies pada anak kembar yaitu apakah terdapat kemiripan. Metode penelitian adalah deskriptif. Sampel penelitian menggunakan metode accidental sampling sebanyak 30 pasang anak kembar yang tinggal di Kota Bandung. Indikator yang digunakan berdasarkan ICDAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola karies pada anak kembar terdapat 13,33% memiliki pola karies memiliki kemiripan, 13,33% memiliki pola karies dengan banyak kemiripan, 33,33% memiliki pola karies dengan sedikit kemiripan, sedangkan sisanya 40% memiliki pola karies yang tidak mirip. Simpulan penelitian bahwa pola karies pada anak kembar lebih banyak tidak ada kemiripan dan sedikit kemiripan dibandingkan yang memiliki kemiripan dan banyak kemiripan.
  • 1 to 50
  • Contact
  • Imprint
  • OAI
  • Sitelinks
OPUS4 Logo