Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) by Author "Dewi Marhaeni Diah Herawati"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
Item ANALISIS PELAYANAN GIZI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK RAWAT INAP DI RS Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG(2015-07-29) AHMAD YANI; Gaga Irawan Nugraha; Dewi Marhaeni Diah HerawatiABSTRAK Prevalensi penyakit gagal ginjal kronik semakin meningkat. Penurunan status gizi pasien gagal ginjal kronik di rumah sakit akibat asupan gizi yang tidak adekuat memerlukan perhatian khusus dari tim pelayanan gizi rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelayanan gizi pasien gagal ginjal kronik yang rawat inap di RS Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan menggunakan elemen dalam Health Technology Assessment. Desain penelitian ini adalah mixed method dengan strategi concurrent embedded. Pengambilan sampel kualitatif dilakukan secara purposive sampling. Subjek penelitian adalah pihakmanajemen, pelaksana pelayanan gizi serta pasien gagal ginjal kronik. Sampel kuantitatif menggunakan total sampling yang memenuhi kriteria inklusi, diperoleh jumlah sampel 25 pasien. Pengukuran jumlah sisa makanan pasien menggunakan food weighing. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai November 2014. Aspek teknologi pelayanan gizi khususnya asuhan gizi pasien GGK dengan PAGT belum semuanya dilakukan. Kegiatan monitoring dan evaluasi gizi pasien GGK belum berjalan dengan baik serta belum terprogram dan terjadwal. Kolaborasi Tim Asuhan Gizi belum optimal. Mekanisme penyelenggaraan makanan pasien GGK sudah cukup baik namun porsi makanan belum sesuai standar. Pihak manajemen rumah sakit sudah memberikan dukungan terhadap pelayanan gizi pasien dengan diterbitkanya surat keputusan bersama tentang Tim Asuhan Gizi. Aspek pandangan pasien terhadap mutu pelayanan makanan menunjukkan makanan kurang bervariasi dan cita rasa belum sesuai harapan pasien. Jumlah kerugian biaya dari sisa makanan dalam setahun sebesar Rp18.099.00,00. Aspek teknologi dan aspek organisasi yang kurang baik menurunkan mutu pelayanan makan sehingga menambah jumlah sisa makanan dan kerugian biaya. Pandangan pasien yang kurang baik terhadap mutu pelayanan makanan dapat meningkatkan jumlah sisa makanan dan kerugian biaya. Kata Kunci: gagal ginjal kronik, healthtechnology assessment, pelayanan giziItem Efficacy of Combination Additional Iron-Folate Tablet and Liver Supplements of Sidat Eel Fish in Hemoglobin Concentrate for Female Anemia Midwifery STIKES Karsa Husada Garut.(2017-10-16) HAJI SAMKANI; Dewi Marhaeni Diah Herawati; Dida Akhmad GurnidaAnemia Defisiensi Besi (ADB) or Iron Deficiency Anemia is still high in teenagers group of female. Providing iron-folate and vitamin A supplements has been shown to be more effective to improve status of iron. Indonesian eel (Anguilla Bicolor) powder contains high of nutrients, especially in vitamin A which can used as subtance of nutraceutical and help iron metabolism. The purpose of this research was making nutraceutical formulation from eel fish powder and for discovering the efficacy of the combination iron-folate and supplement of sidat to hemoglobin concentration in anemic midwifery student STIKES Karsa Husada Garut. Design of this study was experimentally research through two stages which were formulation and intervention phase. The formulation stage is done by proximate and contamination test on head fluor,liver and bone meal. The second stage was intervention with Randomized Controlled Trial (RCT) research design on 37 anemic subjects taken by simple random sampling. The combination iron-folate tablets (60 mg Fe, 400 mcg of folat acid) and sidat supplements (2 capsules) were given to the group of treatment, and control group only received iron-folate (60 mg Fe, 400 mcg of acid folat) for 30 days. The Results based on proximate analysis showed that the liver flour contains vitamin A 11.818,10 mcg/100 g and iron 34.236 mg/100 g, fish head flour contains vitamin A 761.58 mcg/100 and iron 30.001 mg/100 g, and bone meal vitamin A 485 mcg/100 g and iron 47.918 mg/100 g. Formulation of liver supplements 1 gram dose of administration containing 118.181 mcg and iron 0.342 mg. Statistical analysis (Mann-Whitney) showed no significant difference in hemoglobin concentration (Hb) between two groups (p> 0.315), the increasing average of Hb concentration in treatment group (9.63 ± 6.72 g / L) was higher than control (7.56 ± 7.15 g / L). The decrease of prevalence in anemia treatment group was higher (52.6%) than control group (33.3%), Chi-Square test result there was difference between both groups of alteration anemia status (p = 0.236). The combination of iron-folate tablet and supplements of eel had the same efficacy as iron-folate tablet in increasing the concentration of hemoglobin for anemic female students.Item Formulasi Bubuk Udang Rebon pada Menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita 4-5 Tahun di Posyandu Anggrek Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon(2015-04-25) PRIYO SULISTIYONO; Insi Farisa Desy Arya; Dewi Marhaeni Diah HerawatiPrevalensi balita gizi kurang di Kota Cirebon mencapai 13,9% sedang balita pendek mencapai 15,7%, salah satu penyebabnya adalah karena minimnya makanan sumber protein hewani yang dikonsumsi oleh anak balita. Udang Rebon sebagai pangan lokal daerah pesisir memiliki potensi kandungan nutrisi yang baik terutama kandungan protein dan kalsium. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui formulasi PMT-BUR yang memiliki sifat organoleptik dan daya terima balita terbaik. Penelitian dimulai dengan tahapan pembuatan Bubuk Udang Rebon (BUR), uji organoleptik, uji laboratorium dan uji daya terima PMT-BUR pada balita. BUR dibuat menggunakan udang rebon varietas lokal Cirebon. Uji organoleptik dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari empat perlakuan (BUR 5, 10, 15%) termasuk kontrol (0%) dan dua kali ulangan. Responden uji organoleptik sebanyak 30 panelis yaitu Mahasiswa Program Studi Diploma Gizi Cirebon. Uji penerima dilakukan dengan satu kali uji coba BUR terpilih pada satu kelompok balita usia 4-5 tahun di Posyandu Anggrek Kelurahan Harjamukti Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon sebanyak 50 balita. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kandungan protein (p=0,000), kalsium (p=0,013), tingkat kesukaan warna (p=0,029), rasa (p=0,000), aroma (p=0,000), tektur (p=0,000) dan tingkat kesukaan keseluruhan (overall) (p=0,000) pada berbagai persentase penambahan bubuk udang rebon sebagai PMT balita. PMT-BUR bubur lemu dapat diterima oleh 80% balita dan bolu kukus mencapai 88%. Kandungan kadar air, kadar abu dan protein BUR memenuhi SNI pembanding. Formulasi PMT-BUR dengan tingkat kesukaan tertinggi adalah PMT-BUR 5% dengan kadungan protein mencapai 83,8% standar minimal protein PMT sebesar 8 g% dan tingkat penerimaan balita mencapai 88%. Bubuk udang rebon (BUR) dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai suplemen atau bahan tambahan PMT balita di posyandu untuk meningkatkan mutu gizi. BUR dapat menjadi solusi dalam penanganan kasus balita kurang gizi di Kota CirebonItem HUBUNGAN TINGKAT LITERASI GIZI DENGAN POLA KONSUMSI PRODUK PANGAN KEMASAN PADA REMAJA(2022-10-16) VERNANDA ALVIONITA PUSPITASARI; Siti Nur Fatimah; Dewi Marhaeni Diah HerawatiLatar Belakang : Masalah kesehatan terkait gizi yaitu penyakit degeneratif dalam beberapa tahun menunjukkan peningkatan. Masalah gizi tersebut dapat dicegah pada usia remaja dan dewasa muda melalui perbaikan pola makan seseorang. Remaja memiliki kebiasaan makanan cenderung melampiaskannya pada makanan ringan dan tidak didukung dengan literasi gizi yang adekuat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat litrasi gizi dengan pola konsumsi pangan kemasan pada remaja. Subjek dan Metode: Desain penelitian cross-sectional. Populasi penelitian di SMPN 1 Tunjung Teja dengan jumlah sampel sebanyak 47 orang dengan kriteria usia 12-15 tahun dipilih secara teknik Simpel random sampling. Data dikumpulkan dengan observasi dan teknik wawancara menggunakan instrumen kuesioner Newest Vital Sign (NVS) yang telah diapdaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan lembar Food Frequency Questionnaire (FFQ). Data yang diperoleh dianalisis secara uji normalitas, analisa univariat, bivariat dan multivariat menggunakan perangkat SPSS versi 26. Hasil: Remaja memiliki tingkat literasi gizi tidak adekuat 91,5%. Tingkat literasi gizi dengan pola konsumsi pangan kemasan pada remaja memiliki hubungan yang siginfikan dengan nilai p-value 0,008 0,05. Tingkat literasi gizi terhadap pola konsumsi produk pangan kemasan memiliki arah hubungan yang negatif. Tingkat literasi gizi merupakan faktor yang memiliki hubungan yang memengaruhi dibandingkan variabel lain. Simpulan: Tingkat literasi gizi memiliki hubungan dengan pola konsumsi produk pangan pada remaja. Jenis kelamin, pendidikan orang tua dan akses informasi tidak menunjukan hubungan dengan pola konsumsi pangan kemasan pada remaja. Tingkat literasi gizi merupakan faktor yang sangat memengaruhi terhadap pola konsumsi produk pangan kemasan pada remaja.Item PENGARUH PEMBERIAN KAPSUL BUBUK DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA LEAVES POWDER) TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIBEUREUM TAHUN 2022(2022-10-18) YUNI VIANINGSIH; Ginna Megawati; Dewi Marhaeni Diah HerawatiSalah satu masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia, terutama bagi wanita usia subur adalah anemia. anemia ditandai dengan jumlah hemoglobin, hematokrit dan sel darah merah yang lebih rendah dari normal.1 Anemia pada kehamilan merupakan masalah kesehatan global yang utama dengan prevalensi 36.5%. 2 Masalah anemia tertinggi terdapat di negara Afrika sebesar 61.3% dan Asia tenggara sebesar 52.5%.3 Berdasarkan Data Riskesdas tahun 2018, prevalensi anemia defisiensi besi pada ibu hamil mengalami peningkatan yaitu tahun 2013 sebesar 37.1% dan tahun 2017 menjadi 48.9%.4 Prevalensi anemia ibu hamil di Jawa Barat pada tahun 2020 adalah 7% dan prevalensi anemia di Kota Cimahi tahun 2021 adalah 6%.5 Kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Cibeureum berdasarkan sasaran ibu hamil terjadi peningkatan, yaitu tahun 2019 sebesar 54 kasus (4.2%), tahun 2020 sebesar 108 kasus (9.3%) dan tahun 2021 meningkat 112 kasus (11.2%).6 Dampak terjadinya anemia pada ibu hamil berisiko meningkatnya persalinan yang abnormal, risiko infeksi pada ibu, terjadinya pendarahan, morbiditas dan mortalitas tinggi. 9 Pemenuhan kebutuhan zat besi selama kehamilan dengan terapi tablet tambah darah ternyata belum cukup memenuhi kebutuhan zat besi, sehingga perlu ditunjang dengan mengkonsumsi makanan sumber zat besi.7 Daun kelor merupakan sayuran yang mengandung tinggi zat besi, vitamin A, vitamin C, protein, dan elemen penting lainnya.8 Tujuan penelitian ini menganalisis peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil anemia sebelum dan setelah pemberian kapsul bubuk daun kelor dan menganalisis pengaruhnya. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Quasi experiment design dengan desain pretest-posttest with control group design. Penelitian ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok perlakuan diberikan tablet tambah darah dan kapsul bubuk daun kelor, sedangkan kelompok kontrol hanya diberi tablet tambah darah saja dengan jumlah sampel masing masing 30 reponden. Berdasarkan analisa statistik uji wilcoxon didapatkan hasil (p = 0,000), Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rerata nilai kadar hemoglobin yang bermakna sebelum dan sesudah intervensi mengunakan kapsul daun kelor dan tablet tambah darah. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari rata-rata kadar HB pretest 10,190 gr/dL, meningkat menjadi 11,933 gr/dL pada saat dilakukan post-test. Perubahan rata-rata kadar HB dari pre-test terhadap nilai post-test, yaitu terdapat peningkatan sebesar 1.743 gr/dL.Item PENGARUH PEMBERIAN MAKANAN SELINGAN BERBASIS PANGAN LOKAL PADA INTERVENSI ASUHAN GIZI TERHADAP ASUPAN MAKAN DAN STATUS GIZI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK(2016-10-06) DEDEH; Dewi Marhaeni Diah Herawati; Lulu Eva RakhmillaAsupan makan yang kurang dapat menimbulkan masalah gizi. Penyediaan makanan yang tidak bervariasi akan menimbulkan kebosanan dan menyebabkan sisa makanan. Makanan selingan merupakan bagian dari pemberian makanan selama dirawat. Penelitian ini bertujuan melakukan uji organoleptik dan melakukan standarisasi nilai gizi makanan selingan berbasis pangan lokal serta menganalisis pengaruh pemberian makanan selingan tersebut terhadap asupan makan dan status gizi pasien gagal ginjal kronik . Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain pre eksperimental dengan subjek dipilih sesuai dengan kedatangannya ke rumah sakit sebanyak 32 pasien yaitu 16 orang kelompok kontrol dan 16 orang kelompok intervensi yang diperoleh dari 5 ruang rawat pada Februari sampai Mei 2016. Makanan selingan berbasis pangan lokal yang akan diberikan kepada subjek penelitian dinilai terlebih dahulu melalui uji organoleptik oleh panelis ahli gizi dan pasien gagal ginjal. Data berupa hasil uji organoleptik dianalisis dengan rasch model, menghitung standar nilai gizi makanan selingan dengan software nutrisurvey sedangkan pengaruh makanan selingan terhadap status gizi dengan chi square test dan terhadap asupan menggunakan independent t-test. Diperoleh 8 macam makanan selingan berbasis pangan lokal hasil uji organoleptik yang memenuhi aspek penilaian, dapat diterima oleh panelis dan kandungan nilai gizi sesuai dengan standar yang seharusnya. Terdapat pengaruh pemberian makanan selingan berbasis pangan lokal terhadap asupan makan pasien p0,005).Asupan makan pada pasien kelompok intervensi lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol. Asupan energi, protein, karbohidrat, lemak, sodium, kalium dan kalsium pada kelompok intervensi mencapai lebih dari 80%. Makanan selingan berbasis pangan lokal dapat dihabiskan dan menyumbangkan jumlah asupan makan pasien. Selain itu komposisi nilai gizi makanan selingan berbasis pangan lokal lebih tinggi dari makanan selingan rumah sakit. Status gizi memiliki kecenderungan lebih baik pada kelompok intervensi walaupun secara statistik tidak bermakna karena penambahan berat badan sebanyak 0.5kg dalam satu minggu membutuhkan penambahan asupan sebanyak 500 kkal per hari dan pada kondisi sakit dibutuhkan waktu lebih lama untuk terjadi peningkatan berat badan. Makanan selingan berbasis pangan lokal dapat menjadi alternatif pilihan dan menambah variasi penyediaan makanan selingan untuk pasien gagal ginjal dalam meningkatkan asupan makan.