Kedokteran Gigi (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Kedokteran Gigi (S1) by Author "Achmad Syawqie"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
Item Early Childhood Caries in Children in Indonesia and Malaysia(2019-10-24) KHALIF BIN MUSTAPA KAMAL; Achmad Syawqie; Sri SusilawatiEarly Childhood Caries in Children in Indonesia and Malaysia (Literature Review) – Khalif Mustapa Kamal – 160110123003 ABSTRACT Early childhood caries is considered a public health problem because of its widespread characteristic and its significant effects on the general health of children. Although caries is not a life threatening disease, untreated caries among children can cause toothache and this has a profound effect on their general health and adversely affects their quality of life. The purpose of this literature review is to describe early childhood caries and in comparison between Indonesia and Malaysia in children. This minor thesis uses the literature study method with a systematic approach (Literature based study). The research procedure was performed using the PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses) analysis, which focused on the guidelines by which the authors could conduct a literature review for the purpose of transparency and scientific feasibility of the literature review. The result obtained from this study showed caries prevalence and caries index in Indonesian 5 year old children are 90.2 percent and 8.1, in Malaysian 5 year old children the caries prevalence and caries index are 71.3 percent and 4.8. In conclusion, Indonesian 5 year old children have higher caries prevalence and caries index than in Malaysian 5 year old children. Keywords: Early childhood caries, Children, Indonesia, Malaysia Karies Anak Usia Dini pada anak di Indonesia dan Malaysia (Literature Review) – Khalif Mustapa Kamal – 160110123003 ABSTRAK Karies anak usia dini dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat karena karakteristiknya yang luas dan pengaruhnya yang signifikan terhadap kesehatan umum anak-anak. Meskipun karies bukanlah penyakit yang mengancam jiwa, karies yang tidak diobati di antara anak-anak dapat menyebabkan sakit gigi dan ini memiliki efek mendalam pada kesehatan umum mereka dan mempengaruhi kualitas hidup mereka. Tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah untuk menggambarkan karies anak usia dini dan sebagai perbandingan antara karies anak di Indonesia dan Malaysia Skripsi ini menggunakan metode studi literatur dengan pendekatan sistematis (studi berbasis literatur). Prosedur penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis PRISMA (Item Pelaporan Terpilih untuk Tinjauan Sistematik dan Meta-analisis), yang berfokus pada pedoman dimana penulis dapat melakukan tinjauan literatur untuk tujuan transparansi dan kelayakan ilmiah dari tinjauan literatur. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan prevalensi karies dan indeks karies pada anak-anak Indonesia 5 tahun adalah 90,2 persen dan 8,1, di Malaysia anak-anak 5 tahun prevalensi karies dan indeks karies adalah 71,3 persen dan 4,8. Kesimpulannya, anak-anak Indonesia yang berusia 5 tahun memiliki prevalensi karies dan indeks karies yang lebih tinggi daripada anak-anak Malaysia yang berusia 5 tahun. Kata kunci : Early childhood caries, Anak, Indonesia, MalaysiaItem Kajian Bahaya dan Dampak Kesehatan Rokok Elektrik (Systematic Review)(2017-03-31) M KHIZFI NURFIQOH; Achmad Syawqie; Inne Suherna SasmitaRokok elektrik merupakan suatu alat elektronik baru yang diciptakan untuk menggantikan rokok tembakau sebagai penghantar nikotin kedalam tubuh penggunanya. Rokok elektrik menghasilkan kontroversi karena aspek keamanan dan dampaknya terhadap kesehatan masih menjadi perdebatan dikalangan peneliti di seluruh dunia. Penulisan kajian ini menggunakan metode systematic review dengan mengkaji 42 artikel yang membahas mengenai resiko dan dampak rokok elektrik terhadap kesehatan yang berasal dari penelitian para ahli di seluruh dunia. Penelitian laboratorium dan dampak penggunaan dampak jangka pendek rokok elektrik saat ini menyatakan bahwa rokok elektrik memiliki resiko yang lebih aman dibandingkan dengan rokok tembakau. Penelitian mengenai dampak jangka panjang masih dibutuhkan untuk menentukan bahwa rokok elektrik benar-benar aman untuk digunakan. Simpulan dari studi literatur ini adalah kecendrungan rokok elektrik dapat menjadi alat bantu yang efektif bagi para pecandu rokok tembakau agar berhenti merokok tembakau.Item Pengetahuan serta Persepsi Mahasiswa FKG Unpad Terhadap Dampak Negatif dan Manfaat Rokok Elektrik, Sebuah Survey Online(2019-04-08) SANGGA TIRAKAT; Amaliya; Achmad SyawqiePendahuluan: Merokok merupakan masalah kesehatan global yang dihadapi saat ini. Strategi pengurangan resiko tembakau merupakan upaya untuk mengurangi resiko penggunaan tembakau, salah satunya adalah rokok elektrik. Rokok elektrik merupakan produk baru yang membantu terapi berhenti merokok dan dinilai lebih efektif dan aman. Namun, perbedaan persepsi pada mahasiswa tentang rokok elektrik masih terjadi. Oleh karena itu, perlu penilaian mengenai pengetahuan dan persepsi tentang rokok elektrik. Metode: Survey dilakukan kepada 512 mahasiswa FKG Unpad dengan memberikan kuesioner secara online. Hasil: Mahasiswa telah mengetahui akan dampak rokok elektrik. Namun, hanya 55,7% responden yang menyatakan rokok elektrik merupakan alat bantu terapi berhenti merokok. 82,4% menganggap rokok elektrik adalah sebagai gaya hidup masa kini. Pembahasan: Persepsi yang keliru ditunjukan dari hasil pertanyaan alasan penggunaan rokok elektrik. Baru setengah dari seluruh responden menyatakan bahwa rokok elektrik digunakan untuk alat bantu terapi berhenti merokok. Simpulan: Pemberian edukasi dapat meningkatkan pengetahuan serta persepsi yang tepat terhadap rokok elektrik. Cakupan peraturan merokok juga perlu diperluas agar penggunaan rokok elektrik lebih tepat guna.Item Perbandingan Perubahan Warna pada Komposit yang Terpapar Asap Rokok Kretek dan Asap Rokok Putih(2018-04-10) JESSICA ANASTASIA; Achmad Syawqie; I Made JoniKebutuhan pasien untuk mendapatkan hasil perawatan gigi yang memenuhi syarat estetik menjadi pertimbangan dalam perkembangan bahan restorasi, sehingga beberapa bahan seperti porselen, komposit dan kompomer sangat diminati. Komposit merupakan bahan restorasi estetik yang paling sering digunakan. Komposit dapat mengalami perubahan warna, baik dari faktor intrinsik maupun ekstrinsik. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk membandingkan perubahan warna pada komposit akibat asap rokok kretek dan asap rokok putih. Pada penilitian ini, Komposit akan dipapar oleh asap rokok kretek dan asap rokok putih. Sampel berbentuk silinder dengan diameter 8 mm dengan tinggi 2 mm sebanyak 27 sampel yang akan dibagi dalam 3 kelompok dengan masing-masing berjumlah 9 sampel. Kelompok pertama sebagai kelompok kontrol. Kelompok kedua dipapar dengan asap rokok kretek, dan kelompok ketiga dipapar dengan asap rokok putih. Rokok yang akan dipaparkan terhadap bahan restorasi sebanyak 12 batang untuk setiap jenis rokok. Sampel akan dinilai kestabilan warnanya menggunakan alat Spectrophotometer. Hasil penelitian diuji secara statistik dengan metode Independent t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rerata dari setiap kelompok yang menunjukan adanya perbedaan warna bahan restorasi setelah pemaparan oleh rokok kretek dan rokok putih. Perubahan warna komposit lebih besar pada pemaparan dengan asap rokok kretek dibandingkan pemaparan asap rokok putih namun hasil tidak signifikan secara statistik.Item Perbandingan Rugae Palatina pada Kakak dan Adik pada Subras Deutromelayu(2017-04-20) RIMA FIDAYANI RIZKI; Eriska Riyanti; Achmad SyawqieRugae palatina merupakan suatu ridge epitel yang terdapat pada bagian anterior palatum dan berada tepat di belakang papilla incisivum. Rugae palatina dapat digunakan sebagai metode identifikasi dalam forensik. Studi yang menggunakan rugae palatina dalam mengungkap identitas seseorang disebut dengan rugoscopy/palatoscopy. Rugae palatina dalam lingkup satu keluarga bersifat unik. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan rugae palatina pada kakak dan adik subras Deutromelayu dari aspek bentuk, arah, dan ukuran. Penelitian dilakukan pada 30 pasang kakak dan adik dengan rentang usia 15-25 tahun dari 30 keluarga yang berdomisili di Desa Sayang dan Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor. Kakak dan adik tersebut memiliki suku golongan subras Deutromelayu. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling dan pencetakan dilakukan pada rahang atas masing-masing kakak dan adik menggunakan sendok cetak plastik dan alginat, lalu dibuat model studi. Seluruh hasil model studi kemudian dianalisis bentuk, arah, dan ukurannya. Kemudian, hasil analisis terhadap rugae tersebut diuji dengan uji Wilcoxon-Mann/Whitney. Hasil pengujian statistik didapatkan hasil yang signifikan (p 0.05). Hasil uji tersebut memberikan kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan pada rugae palatina kakak dan adik subras Deutromelayu.Item PERDARAHAN GINGIVA DAN AKUMULASI PLAK PADA PENGGUNA ROKOK ELEKTRIK DAN ROKOK TEMBAKAU (GAMBARAN SURVEI PENDAHULUAN DI KOTA BANDUNG, JAWA BARAT)(2018-07-15) SAUSANE ABDUL WADUD; Amaliya; Achmad SyawqieMerokok tembakau merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit periodontal. Rokok elektrik diketahui sebagai produk alternatif dari rokok tembakau dan salah satu cara untuk berhenti merokok sehingga banyak pengguna rokok tembakau beralih ke rokok elektrik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan perdarahan gingiva dan akumulasi plak pada pengguna rokok elektrik dan rokok tembakau di wilayah Bandung. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan pendekatan crosss sectional yang dilakukan dengan memeriksa gambaran perdarahan gingiva menggunakan Angulated Bleeding Index dan penilaian akumulasi plak menggunakan indeks plak O’Leary pada 15 perokok elektrik dan 15 perokok tembakau. Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria responden yang telah merokok selama minimal 5 tahun untuk perokok tembakau dan minimal 1 tahun untuk perokok elektrik di wilayah Bandung pada bulan Februari-Mei 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perokok tembakau rata-rata indeks plak O’Leary mencapai 63,4% dan rata-rata Angulated Bleeding Index hanya sebesar 1,6%. Pada perokok elektrik rata-rata indeks plak O’Leary mencapai 74,7% dan rata-rata Angulated Bleeding Index sebesar 2,6%. Simpulan dari penelitian ini secara deskriptif adalah skor plak O’Leary baik pada pengguna rokok tembakau maupun elektrik keduanya masuk kategori buruk (50%-75%). Skor perdarahan gingiva AngBI pada pengguna rokok elektrik lebih tinggi daripada pengguna rokok tembakau.