Ilmu Linguistik (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Linguistik (S2) by Author "Abu Sufyan"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item DEIKSIS PERSONA PERTAMA DALAM TAFSĪR SURAT YĀSIN BERBAHASA SUNDA RAUḌATUL IRFĀN FĪ MARIFATIL QURĀN: KAJIAN PRAGMATIK(2023-02-13) ZAMZAM MUGNI ALAWI; Abu Sufyan; Tb. Ace FachrullahPenelitian ini berjudul “Deiksis Persona Pertama dalam Tafsir Surat Yasin Berbahasa Sunda Raudatul Irfan Fi Ma’rifatil Qur’an: Kajian Pragmatik”. Pembahasan pada penelitian ini, diorientasikan pada kajian pragmatik deiksis persona dengan tujuan mendeskripsikan serta menganalisis jenis deiksis persona pertama dari berbagai data deiksis persona pertama yang ditemukan dalam Tafsir Surat Yasin Berbahasa Sunda Raudatul Irfan Fi Ma’rifatil Qur’an, dan menganalisis penggunaan dari setiap deiksis persona pertama yang terdapat di dalamnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dekriptif kualitatif. Adapun teori yang diacu adalah teori pragmatik deiksis persona, berkaitan dengan deiksis persona pertama Al-Gholayni (1994), Levinson (1983), dan Brecht (1984) serta teori penggunaan deiksis persona pertama menurut Nida (1999), Umar (1988) dan teori undak-usuk ‘tingkat tutur’ dalam bahasa Sunda menurut Rohaedi (1980). Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam Tafsir Surat Yasin Berbahasa Sunda Raudatul Irfan Fi Ma’rifatil Qur’an ditemukan 74 data penggunaan deiksis persona pertama terbagi kepada 5 jenis, di antaranya: (1) Deiksis Persona Pertama Tunggal Bermakna Mufrad / Tunggal ‘Kaula’ sebanyak 13 data, yaitu: deiksis persona pertama eksofora mengacu kepada Habib An-Najar. (2) Deiksis Persona Pertama Tunggal Bermakna Mufrad / Tunggal ‘Aing’ sebanyak 2 data, yaitu: deiksis persona pertama eksofora mengacu kepada Allah. (3) Deiksis Persona Pertama Jamak Bermakna Mufrad / Tunggal ‘Aing’ sebanyak 46 data, yaitu: deiksis persona pertama eksofora mengacu kepada Allah. (4) Deiksis Persona Pertama Jamak Bermakna Jamak / Banyak ‘Kaula Sadaya’ sebanyak 1 data, yaitu: deiksis persona pertama eksofora mengacu kepada Yuhana, Bulus, dan Syam’un. (5) Deiksis Persona Pertama Jamak Bermakna Jamak / Banyak ‘Kaula Sadaya’ sebanyak 12 data, yaitu: deiksis persona pertama eksofora mengacu kepada Yuhana, Bulus, Syam’un, dan penduduk Negeri Inthaqiyah.Item KATEGORI FATIS BAHASA SASAK DALAM DIALOG ANTARTOKOH FILM KANAK PONDOK: KAJIAN SINTAKSIS DAN SEMANTIK(2020-07-15) BAIQ HAULA; Abu Sufyan; WahyaTesis ini berjudul “Kategori Fatis Bahasa Sasak dalam Dialog Antartokoh Film Kanak Pondok: Kajian Sintaksis dan Semantik”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kategori fatis bahasa Sasak. Sumber data diambil dari film Kanak Pondok yang ditayangkan di Youtube dan televisi lokal di Lombok. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bentuk, distribusi, fungsi, kategori fatis, kategori kata, dan jenis kalimat. Dalam penelitian ini dikaji tiga hal, yaitu (a) bentuk kategori fatis, (b) distribusi kategori fatis dalam kalimat, dan (3) fungsi kategori fatis dari kajian semantis. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat tiga bentuk kategori fatis yang terdapat dalam bahasa Sasak, yaitu bentuk partikel, kata, dan frasa. Ditemukan lima pola distribusi kategori fatis bahasa Sasak dalam kalimat, yaitu menempati berposisi lengkap di awal, tengah, dan akhir kalimat, awal-tengah kalimat, awal akhir kalimat, awal kalimat, dan akhir kalimat. Fungsi kategori fatis yang ditemukan sesuai konteks tuturan adalah menyatakan kesakitan, kekecewaan, alasan dan pengingkaran, keragu-raguan atau ketidakpastian, rasa kesal, sekadar penekanan, bujukan, persetujuan atau pendapat lawan bicara, kepastian, kesalahan lawan bicara, menguatkan maksud, menyatakan kekagetan, menyatakan cemooh, menekankan perintah, keingintahuan, menyatakan keyakinan, persetujuan, pemberitahuan, kebenaran, pertanyaan, menekankan persetujuan, pengingkaran, memulai pembicaraan.Item KESANTUNAN TINDAK TUTUR DIREKTIF ANTARA SISWA DENGAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA SUNDA MELALUI WHATSAPP DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 IBUN KABUPATEN BANDUNG: KAJIAN PRAGMATIK(2023-02-16) MUHAMAD ALFIN ALFIANSYAH; Wahya; Abu SufyanPenelitian ini menyajikan jenis dan fungsi tindak tutur direktif melalui pesan teks; mendeskripsikan konteks percakapan saat pembelajaran daring di aplikasi pesan Whatsapp. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan penanda, fungsi dan bentuk tindak tutur direktif serta kesantunan dilihat dari strategi kesantunan yang digunakan oleh siswa saat pembelajaran daring. Kajian teoretis yang digunakan adalah kajian pragmatik. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian ini merupakan percakapan antara guru dan siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ibun Kabupaten Bandung. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak dan catat. Hasil penelitian menunjukkan penanda direktif berdasarkan respon dari mitra tutur, baik berupa tuturan maupun tindakan melalui tindak tutur langsung dan tidak langsung. Fungsi direktif terdiri dari tindak tutur direktif meminta, menyarankan, ajakan, bertanya, memerintah, melarang, dan meyakinkan. Strategi kesantunan yang digunakan oleh siswa meliputi Bald-on record, Positive politeness, do not FTA, dan off record politeness. Dengan demikian, strategi kesantunan dilakukan untuk menyelamatkan muka mitra tutur terhadap ancaman muka.Item Sistem Toponimi Kampung di Kecamatan Bandung Kabupaten Serang: Kajian Linguistik Antropologi(2018-01-19) RIFKI HANDAYANI; Abu Sufyan; Sugeng RiyantoTesis ini berjudul “Sistem Toponimi Kampung di Kecamatan Bandung Kabupaten Serang: Kajian Linguistik Antropologi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur dan makna leksikal toponimi, mendeskripsikan makna representasi budaya dalam toponimi, dan mendeskripsikan faktor yang memengaruhi perbedaan karakteristik sistem toponimi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan analisis data secara deskriptif. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan bahasa dan etnografi dalam menganalisis data. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode cakap dengan teknik pancing, cakap semuka dan tansemuka, teknik rekam, dan teknik catat. Metode analisis data yang digunakan adalah padan dengan alat penentu bahasa tulis dan mitra wicara. Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas data primer yang bersumber pada informan dan data sekunder yang bersumber pada dokumen kantor Kecamatan Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara morfologis, bentuk toponimi kampung di Kecamatan Bandung terbagi atas kata monomorfemis dan polimorfemis. Morfem yang membentuk toponimi kampung terdiri dari satu morfem bebas, gabungan dua morfem bebas, dan gabungan morfem bebas dengan morfem terikat. Kelas kata yang terdapat pada data toponimi adalah nomina, verba, gabungan nomina, dan gabungan adjektiva dengan nomina. Bahasa yang digunakan pada toponimi kampung di Kecamatan Bandung terdiri dari bahasa Sunda, Sunda Baduy, Melayu / Indonesia, Jawa, Jawa Kuno (Kawi), dan Sanskerta. Aspek toponimi yang ditemukan adalah (1) aspek perwujudan yang terdiri dari (a) latar perarian (wujud air); (b) latar rupabumi (geomorfologis); dan (c) latar lingkungan alam (biologis-ekologis), (2) aspek kemasyarakatan yang berkaitan dengan (a) aktivitas masyarakat; (b) bentuk harapan; (c) perkampungan atau tempat; (d) peralatan; (e) tokoh masyarakat; (f) unsur bangunan; dan (g) kombinasi aspek kemasyarakatan, dan (3) aspek budaya yang berupa folklor tentang sistem kepercayaan (religi). Perbedaan karakteristik toponimi kampung di Kecamatan Bandung disebabkan oleh adanya perbedaan etnis, aspek fisik dan non-fisik yang dimiliki masyarakat, dan pola pikir.