Ilmu Linguistik (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Linguistik (S2) by Author "Agus Nero Sofyan"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item Alih Kode dan Campur Kode pada Komunitas Arab di Daerah Pasar Rebo Purwakarta: Suatu Kajian Sosiolinguistik(2018-03-27) DIKRI DIRWATUL GHOZALI; Tubagus Chaeru Nugraha; Agus Nero SofyanTesis ini berjudul “Alih Kode dan Campur Kode pada Komunitas Arab di Daerah Pasar Rebo Purwakarta: Suatu Kajian Sosiolinguistik”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi, predikatif, dan interpretatif dengan mendeskripsikan alih kode dan campur kode pada komunitas Arab di Pasar Rebo. Sumber data dalam penelitian ini adalah anekabahasawan pada komunitas Arab di Pasar Rebo. Teori yang digunakan adalah teori sosiolinguistik. Teori sosiolinguistik meliputi keanekabahasaan, alih kode, jenis alih kode, sebab alih kode, fungsi alih kode, campur kode, sebab campur kode, dan fungsi campur kode. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah jenis alih kode dan campur kode, sebab alih kode dan campur kode, serta fungsi alih kode dan campur kode pada komunitas Arab di Pasar Rebo. Hasil penelitian jenis alih kode dan campur kode, alih kode terbagi ke dalam dua jenis, yaitu (1) alih kode eksternal dan (2) alih kode internal. Adapun campur kode dibedakan menjadi empat jenis, yaitu campur kode (1) sisipan, (2) alternasi, (2) pengongruenan leksikal, dan (4) pemodifikasian kode. Untuk sebab alih kode dan campur kode, peralihan kode disebabkan (1) untuk menunjukkan identitas, (2) merahasiakan pesan, (3) lokasi tutur, dan (4) hadirnya peserta tutur anekabahasawan. Adapun campur kode disebabkan oleh (1) penggunaan leksikon yang lebih familiar, (2) tidak ditemukan padanan di dalam bahasa sasaran, dan (3) tabu jika dilafalkan di dalam bahasa sasaran. Untuk fungsi alih kode dan campur kode, alih kode pada komunitas Arab mempunyai enam fungsi yaitu (1) fatis, (2) kutipan, (3) designasi, (4) empasis, (5) personalisasi, dan (6) interjeksi. Adapun campur kode pada komunitas Arab mempunyai lima fungsi, yaitu untuk (1) keefektifan pesan, (2) untuk memperhalus tuturan, (3) untuk merahasiakan pesan, (4) untuk membicarakan topik tertentu, dan (5) untuk mempertegas tuturan.Item JARGON SEPATU SOL KARET (SNEAKERS) DALAM KOMUNITAS SNEAKERHED BANDUNG: KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK(2020-03-02) SYIFA WASILATUL FAUZIYAH; Sugeng Riyanto; Agus Nero SofyanABSTRAK Tesis ini berjudul “Jargon Sneakers Berbahasa Inggris dalam Komunitas Sneakerhead Bandung: Kajian Morfologi dan Semantik”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jargon sneakers berbahasa Inggris dalam komunitas sneakerhead Bandung. Sumber data diambil dari empat komunitas pecinta sneakers terbesar di Bandung, yaitu komunitas IST Bandung, Trefoil.Id, Vanshead, dan Chi.Regional Bandung. Kajian teori dalam penelitian ini meliputi morfem, proses morfologis, kata, kategori kata, tataran semantis, dan jenis makna. Dalam penelitian ini dikaji dua hal, yaitu (a) proses morfologis yang ada pada jargon sneakers berbahasa Inggris dalam komunitas sneakerhead Bandung dan (b) makna jargon sneakers berbahasa Inggris dalam komunitas sneakerhead Bandung. Hasil analisis menunjukkan bahwa proses morfologis yang terdapat pada jargon sneakers berbahasa Inggris meliputi compounding, initialism, blending, inflection, dan derivation. Selain itu, terdapat data yang tidak mengalami proses morfologis, yaitu data yang berbentuk kata tunggal (bentuk dasar). Jenis makna jargon sneakers yang diemban oleh komunitas sneakerhead dapat diklasifikasikan pada dua jenis makna, yaitu makna leksikal dan makna asosiatif. Kata kunci: jargon, sneakers, morfologi, semantikItem LEKSIKON PADA UMPASA PANTUN BAHASA BATAK TOBA DALAM UPACARA ADAT PERNIKAHAN YANG MENGANDUNG NILAI BUDAYA: KAJIAN SEMANTIK(2017-12-19) DHARMA KARANA SINURAT; Eni Karlieni; Agus Nero SofyanTesis ini berjudul, “Leksikon Pada Umpasa ’Pantun’ Bahasa Batak Toba Dalam Upacara Adat Pernikahan Yang Mengandung Nilai Budaya: Kajian Semantik”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu metode yang yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan yang faktual dan akurat mengenai sifat-sifat fenomena yang diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari bahasa ragam tulis. Sumber diambil dari buku kebudayaan Batak Toba. Untuk menganalisis data digunakan metode padan dengan teknik hubung banding menyamakan. Kajian teori meliputi umpasa, budaya upacara adat Batak, semantik, leksikon, dan nilai budaya. Dalam penelitian ini dikaji dua hal, yaitu (a) leksikon yang terdapat pada umpasa bahasa Batak Toba dalam upacara adat pernikahan, dan (b) leksikon yang menunjukkan nilai budaya masyarakat Batak Toba yang terdapat pada umpasa bahasa Batak Toba dalam upacara adat pernikahan. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa leksikon yang tedapat pada umpasa bahasa Batak Toba dalam upacara adat pernikahan dibagi menjadi (1) leksikon makhluk hidup, terdiri dari (a) leksikon hewan dan (b) leksikon tumbuhan; (2) leksikon benda mati, terdiri dari (a) leksikon kosmos; (b) leksikon geografi; dan (c) leksikon alat. Leksikon yang menunjukkan nilai budaya masyarakat Batak Toba yang tedapat pada umpasa bahasa Batak Toba dalam upacara adat pernikahan terbagi atas (a) leksikon yang berhubungan dengan sejahtera (hagabeon) (b) leksikon yang berhubungan dengan kaya dan makmur (hamoraon); (c) leksikon yang berhubungan dengan mulia dan terhormat (hasangapon); (d) leksikon yang berhubungan dengan religius; dan (e) leksikon yang berhubungan kekerabatan.Item MANTRA KEKUATAN DALAM BUKU JANGJAWOKAN INVENTARISASI PUISI MANTRA SUNDA: KAJIAN BENTUK DAN MAKNA(2023-04-12) AULIA PEBRIANTI WARDANI; Agus Nero Sofyan; Nani DarmayantiTesis yang berjudul “Mantra Kekuatan Dalam Buku Jangjawokan Inventarisasi Puisi Mantra Sunda: Kajian Bentuk dan Makna” ini dilatarbelakangi ketertarikan penulis terhadap mantra Sunda. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk dan makna yang terkandung pada mantra kekuatan yang terdapat pada buku Jangjawokan Inventarisasi Puisi Mantra Sunda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yaitu metode yang menggambarkan dan mendeskripsikan berdasarkan pada fakta dan data yang ada serta apa adanya. Serta teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik catat yaitu mencatat data dari sumber primer berupa buku dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Mantra kekuatan yang dianalisis berjumlah 26 data. Berdasarkan hasil analisis data, semua data mantra pada penelitian ini merupakan mantra kekuatan, setelah diklasifikasikan mantra kekuatan merupakan Asihan dan Ajian; data mantra kekuatan diinventarisasi dari berbagai daerah yang ada di Jawa barat yaitu Karawang, Bandung, Garut, Tasikmalaya, dan Sumedang; bentuk mantra kekuatan dalam buku Jangjawokan Inventarisasi Puisi Mantra Sunda memiliki struktur yang berupa : diksi, imaji, kata konkret, rima, dan ritme; dan makna mantra kekuatan secara asosiasi memiliki makna stilistik, konotatif, afektif, dan kolokatif.