Browsing by Author "NURHAYATI"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
Item Analisis Kolaborasi Antar Pelaku dalam Rantai Pasok pada Klaster Cabai Merah (Capsicum annuum L) (Studi Kasus Kemitraan Antara Koperasi Cagarit dan PT. Heinz ABC di Kabupaten Garut, Jawa Barat)(2013-06-07) NURHAYATI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenNURHAYATI. 2013. Analisis Kolaborasi Antar Pelaku dalam Rantai Pasok Pada Klaster Cabai (Capsicum annum L.) (Studi Kasus kemitraan antara Koperasi Cagarit dan PT. Heinz ABC di Kabupaten Garut, Jawa Barat). Di bawah bimbingan TOMY PERDANA. Harga komoditas cabai yang berfluktuatif tajam dan dapat memicu inflasi membuat Bank Indonesia berinisiasi untuk membentuk klaster di wilayah sentra produksi cabai di Indonesia, salah satunya Kabupaten Garut, Jawa Barat. Klaster merupakan upaya untuk mengelompokkan industri/usaha inti dengan berbagai pendukung diantaranya terdapat lembaga penelitian, pendidikan, informasi, teknologi, penyedia sumber daya alam, perbankan serta institusi lainnya. Pelaksanaan klaster melatarbelakangi terjalinnya kerjasama multistakeholder dalam rantai pasok cabai. Keterlibatan berbagai pelaku ternyata tidak menjamin ketercapaian win-win solution. Hasil produksi jauh dari harapan dan terdapat kecenderungan pelanggaran pada perjanjian yang telah disepakati. Penelitian yang dilakukan terkait dengan pengembangan klaster cabai merah untuk mengetahui keterlibatan antar pelaku, mekanisme kemitraan yang terjadi, serta kolaborasi antar pelaku yang terlibat. Selain itu, disajikan pula alternatif penyempurnaan bentuk kolaborasi sebagai rekomendasi penulis. Alat analisis yang digunakan antara lain Pemetaan Rantai Pasok, Analisis Historikal Deskriptif, Indeks Kolaborasi dan Teori Drama. Hasil penelitian menunjukan pelaku yang terlibat pada klaster terdiri atas dua anggota primer yaitu Koperasi Cagarit dan PT. Heinz ABC, serta anggota pendukung dimulai dari lembaga pengembangan masyarakat, perusahaan penyedia input serta lembaga perbankan. Berdasarkan analisis yang dilakukan indikator kolaborasi belum tercapai pada tiga dimensi yaitu,berbagi informasi, sinkronisasi keputusan dan kesearasan insentif. Melalui kerangka pikir bersama yang berdasarkan pertimbangan ancaman dan tawaran antar pelaku diperoleh solusi dari permasalahan yang ada, antara lain pola tanam yang diterapkan polikultur, standar mutu cabai dari PT. Heinz ABC tidak perlu diturunkan, pembiayaan produksi hanya melibatkan koperasi beserta lembaga perbankan, sanksi kepada petani mitra wajib dipertegas dan koperasi akan dibentuk sebagai suatu unit usaha. Kata kunci: cabai merah, rantai pasok, klaster cabai, kolaborasi, kemitraanItem FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN BUNDLE VAP DI RS Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG(2019-01-17) NURHAYATI; Ayu Prawesti Priambodo; Tidak ada Data DosenPenerapan bundle VAP dilakukan untuk meminimalkan insiden Ventilator Associated Pneumonia (VAP), tetapi penerapannya belum optimal. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan bundle VAP dapat dijelaskan dengan menggunakan Health Belief Model (HBM) yang terdiri dari persepsi manfaat, hambatan, keparahan, dan kerentanan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan bundle VAP. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasi dan cross sectional analitic. Total sampling sebanyak 30 petugas kesehatan, terdiri dari dokter dan perawat ICU. Penelitian pada 20 Desember 2017 sampai 10 Januari 2018. Kuesioner pelaksanaan bundle VAP menggunakan self report, sedangkan faktor-faktor yang berhubungan menggunakan kuesioner pengembangan dari konsep HBM. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan rerata. Analisis bivariat menggunakan Rank Spearman. Pelaksanaan bundle VAP oleh responden seluruhnya belum optimal terutama pada tindakan cuci tangan, profilaksis deep vein thrombosis (DVT), dan profilaksis peptic ulcer. Persepsi manfaat seluruh responden menunjukkan kategori rendah karena menganggap bundle VAP bukan prioritas. Persepsi hambatan pada mayoritas responden menunjukkan kategori tinggi karena kurangnya petugas kesehatan. Persepsi keparahan sebagian responden menunjukkan kategori tinggi. Persepsi kerentanan seluruh responden menunjukkan kategori tinggi. Terdapat korelasi bermakna antara persepsi manfaat, hambatan, keparahan, dan kerentanan dengan pelaksanaan bundle VAP. Persepsi manfaat memiliki korelasi positif yang cukup berarti, sedangkan persepsi hambatan, keparahan, dan kerentanan memiliki korelasi negatif yang cukup berarti. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan bundle VAP yaitu persepsi manfaat, hambatan, keparahan, dan kerentanan. Sehingga perlu ditingkatkan surveilen pelaksanaan bundle VAP, pengetahuan petugas kesehatan melalui pelatihan bundle VAP, kualitas SPO, jumlah petugas kesehatan, dan kemudahan akses jaminan kesehatan agar pelaksanaan bundle VAP optimal.Item JARINGAN SOSIAL KELOMPOK WANITA TANI (Studi Kasus pada Kelompok Pengolah Produk Turunan Rumput Laut dan Singkong di Desa Toyapakeh, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali(2024-01-11) NURHAYATI; Dede Mulyanto; Tidak ada Data DosenPenelitan ini membahas mengenai jaringan sosial Kelompok Wanita Tani (KWT) Noesa Berdaya di Kampung Toyapakeh, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri bentuk jaringan sosial yang melandasi pembentukan dan aktivitas KWT Noesa Berdaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dan teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, serta studi literatur. Untuk mendapatkan informasi, ditentukan informan secara purposive sampling dengan mempertimbangkan pengetahuan informan. Hasil penelitian menunjukan bentuk jaringan sosial yang dipelihara dalam lingkung internal anggota KWT Noesa Berdaya berupa jaringan sosial berbasis hubungan kekerabatan yang bercampung dengan hubungan pertemanan dan pertetanggaan. Sementara, jaringan sosial yang dikembangkan dalam hubungan KWT Noesa Berdaya di lingkup eksternal memiliki jaringan veritkal dengan bentuk hubungan patron-klien serta jaringan kepentingan. Jaringan sosial disini memiliki fungsi untuk memudahkan masing-masing aktor untuk memenuhi tujuan masing-masing.Item PERAN INDONESIA DALAM RESOLUSI KONFLIK ANTARA FILIPINA DENGAN MORO NATIONAL LIBERATION FRONT (MNLF)(2015-01-19) NURHAYATI; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenABSTRAK Nurhayati. 170210100064. Peran Indonesia dalam Resolusi Konflik antara Filipina dengan Moro National Liberation Front (MNLF). Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran. Desember, 2014. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis bagaimana peran Indonesia dalam resolusi konflik antara Filipina dengan Moro National Liberation Front (MNLF) dalam kerangka (Organization of Islamic Cooperation-Peace Committee for the Southern Philippines) OIC-PCSP pada tahun 2007 sampai 2013. Konflik intra-state yang terjadi di wilayah Filipina Selatan terutama Mindanao dan Kepulauan Sulu telah terjadi selama berabad-abad. Meskipun telah dilakukan berbagai upaya resolusi konflik yang telah menghasilkan beberapa perjanjian seperti Tripoli Agreement 1976 dan Final Peace Agreement 1996. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Peneliti melakukan melalui wawancara dengan beberapa narasumber terkait serta studi literatur ke berbagai perpustakaan untuk mengumpulkan data yang relevan. Peneliti juga menggunakan perspektif neo-realisme, teori konflik dan resolusi konflik dalam menganalisa peran Indonesia dalam kerangka OIC-PCSP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peneliti melihat adanya peran dari Indonesia dalam membantu Filipina terutama dalam kerangka OIC-PCSP. Indonesia berhasil menjalankan perannnya sebagai pihak ketiga baik mediator maupun fasilitator dengan beberapa pencapaian diantaranya memfasilitasi berbagai pertemuan dalam bentuk tripartite meeting, mengakomodasi proses perdamaian dan pembangunan wilayah Filipina Selatan, serta pertemuan lain yang mendukung proses tripartite meeting.Item Tingkat Kepuasan Peternak Terhadap Pelaksanaan Kemitraan Ayam Broiler (Kasus Di PT. Karya Indah Pertiwi Limbangan Barat Kabupaten Garut)(2017-07-21) NURHAYATI; Syahirul Alim; Mumun Munandar SulaemanPenelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Mei – 20 Mei 2017 di Limbangan Barat Kabupaten Garut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui meknisme pelaksanaan kemitraan dan tingkat kepuasan peternak di PT Karya Indah Pertiwi. Penelitian menggunakan metode survei. Pengambilan sampel menggunakan sensus, dengan responden 30 peternak dan Kepala Unit perusahaan, diukur dengan menggunakan skala ordinal bentuk indeks. Hasil penelitian menunjukkan mekanisme pelaksanaan kemitraan di PT Karya Indah Pertiwi yaitu, (1) Peternak mendaftarkan diri ke perusahaan (2) Technical Service (TS) dari perusahaan akan melakukan survey untuk melihat keadaan dan kelengkapan kandang, apabila layak maka TS akan menentukan kapasitas populasi, (3) Peternak mendatangi perusahaan untuk menyerahkan KTP, KK dan surat tanah, (4) Peternak akan diberikan kontrak perjanjian untuk dipahami dan ditanda tangani di atas materai sebagai bukti bahwa peternak telah bermitra dengan PT Karya Indah Pertiwi. Tingkat kepuasan peternak terhadap pelaksanaan kemitraan (53,33%) puas, sedangkan kepuasan peternak terhadap sarana produksi peternakan (SAPRONAK) (73,33%) puas.