S1 - Sarjana
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S1 - Sarjana by Subject "air tanah"
Now showing 1 - 5 of 5
Results Per Page
Sort Options
Item Fasies Air Tanah Daerah Serang-Tangerang Dan Sekitarnya, Provinsi Banten(2018-09-03) AYU KUSRINI PUTRI; Teuku Yan Waliana Muda Iskandarsyah; Bombom Rachmat SugandaSecara Administratif, daerah penelitian berada di wilayah CAT Serang-Tangerang meliputi Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, dan Kota Tangerang yang termasuk ke dalam Provinsi Banten. Air Tanah adalah air yang bergerak didalam tanah yang mengalir sangat perlahan melalui suatu celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar batuan. CAT Serang-Tangerang memiliki potensi air tanah sebesar 1.093 juta m3/tahun. Dengan potensi air tanah tersebut diiringi dengan kebutuhan air yang semakin meningkat sehingga dibutuhkan penelitian untuk mengetahui kondisi air tanahnya salah satunya adalah fasies air tanahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan geologi dengan unsur kimia air tanah, kualitas air tanah berdasarkan sifat fisik dan kimia air tanah, karakter dan tipe kimia air tanah serta kondisi fasies air tanah. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan data sekunder dari data tersebut dilakukan perhitungan dan pengolahan data untuk proses analisis. Geologi daerah penelitian berupa Formasi Genteng (Tpg), Formasi Serpong (Tpss), Tufa Banten (Qtvb), dan Aluvium (Qa). Kualitas air tanah daerah penelitian menunjukkan dominasi hasil analisa air tanah dibawah batas maksimum dan masih tergolong aman berdasarkan data pH, TDS dan DHL. Berdasarkan diagram stiff unsur yang dominan yaitu Ca, Mg, Na, HCO3, Cl dan SO4. Berdasarkan diagram gibbs terdapat kandungan kimia airtanah dan hubungannya yaitu berupa rock dominance dan evaporation dominance. Hasil analisa kimia air tanah menggunakan diagram piper terdapat 9 fasies air tanah, yaitu Fasies Na,HCO3, Fasies Na,Cl, Fasies Ca,Cl, Fasies Mg,HCO3, Fasies No Dominan,HCO3, Fasies No Dominan,Na, Fasies No Dominan,Cl, Fasies No Dominan,SO4 dan Fasies No Dominan,No Dominan.Item Identifikasi Sesar Berdasarkan Peta Isobase dan Implikasinya Terhadap Pola Aliran Air Tanah (Studi Kasus: DAS Lantebong dan Biyangloe, Kab. Bantaeng, Sulawesi Selatan)(2021-02-09) IHSAN AHMADI ATMOKO; Teuku Yan Waliana Muda Iskandarsyah; Iyan HaryantoIdentifikasi sesar diperlukan untuk memahami sistem air tanah. Sesar dapat menjadi sekat ataupun penyalur air tanah. Investigasi terhadap bentuk morfologi digunakan untuk memahami pengaruh aktivitas tektonik. Penelitian ini terletak pada DAS Lantebong dan Biyangloe, Kab. Bantaeng, Sulawesi Selatan. Metode yang digunakan adalah metode morfotektonik untuk mengidentifikasi keberadaan sesar dan hasilnya dibandingkan dengan keberadaan sesar di lapangan. Metode morfotektonik yang digunakan yaitu drainage basin shape (Bs), drainage asymmetry factor (Af), mountain-front sinuosity (Smf), dan peta isobase. Peta isobase merupakan penyederhanaan bentuk topografi yang digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan sesar. Hasil analisis morfotektonik menunjukkan bahwa daerah penelitian termasuk daerah yang terpengaruh oleh aktivitas tektonik berdasarkan nilai drainage basin shape (Bs), drainage asymmetry factor (Af), dan mountain-front sinuosity (Smf). Berdasarkan hasil interpretasi peta isobase, terdapat 28 jenis sesar pada daerah penelitian: 8 sesar mendatar dekstral; 20 sesar mendatar sinistral. Dari 28 sesar hasil identifikasi sesar berdasarkan peta isobase, hanya 3 sesar yang keberadaannya dapat dibuktikan di lapangan serta 6 sesar yang mempengaruhi pola aliran air tanah. Pola aliran air tanah pada daerah penelitian terdiri dari 3 pola utama: utara-selatan; barat laut-tenggara; timur laut-barat daya. Perbedaan pola aliran air tanah dipengaruhi oleh keberadaan sesar pada daerah penelitian.Item KUALITAS AIR TANAH DALAM BERDASARKAN SIFAT FISIK DAN KIMIA DI SEBAGIAN KOTA TANGERANG, CEKUNGAN AIR TANAH SERANG - TANGERANG, PROVINSI BANTEN(2021-04-13) RAFI SHIDDIQ NUROHMAN; Boy Yoseph Cahya Sunan Sakti Syah Alam; Teuku Yan Waliana Muda IskandarsyahKota Tangerang merupakan daerah perkotaan dimana didominasi kawasan pemukiman dan perindustrian. Banyaknya pengunaan air tanah sebagai salah satu sumber pasokan air bersih menjadi salah satu perhatian. Kualitas air tanah harus di perhatikan, agar air tanah dapat digunakan sesuai peruntukannya. Daerah penelitian berada di sebagian Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang, Provinsi Banten. Secara geografis daerah penelitian terletak antara 106°33’31.0” - 106°36’32.8” BT dan 06°09’40.0” - 06°12’46.5” LS. Daerah penelitian termasuk ke dalam Cekungan Air Tanah Serang - Tangerang yang merupakan sistem akuifer tertekan dengan kedudukan antara 40 - 204 m bawah muka tanah (bmt). Metode penelitian menggunakan STORET dengan membandingkan PERMENKES Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi dengan sifat fisik dan kimia air tanah. Kemudian, data di-interpolasi dengan metode inverse distance to a power (IDW). Korelasi hasil skoring dan interpolasi per parameter menghasilkan zonasi kualitas air tanah. Pada daerah penelitian terdapat 11 titik pengamatan dari 25 titik pengamatan yang memenuhi prasyaratan baku mutu. Kualitas air tanah pada daerah penelitian terbagi menjadi 2 kelas berdasarkan Environmental Protection Agency (US-EPA) yaitu kelas A dan kelas B. Titik pengamatan yang memenuhi baku mutu yaitu SB-5, SB-7, SB-9, SB-12, SB-13, SB-17, SB-18, SB-19, SB-21, SB-28 dan SB-29 yang terdapat di bagian tengah, selatan dan timur laut daerah penelitian.Item PENGARUH PENGGUNAAN AIR TANAH DAN PERUBAHAN FUNGSI LAHAN TERHADAP PERUBAHAN MUKA AIR TANAH DI KOTA BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT(2016-10-17) AMMAR SAIFURROHMAN; Bombom Rachmat Suganda; Bombom Rachmat SugandaDalam proses hidrologi, air di permukaan bumi mengalami suatu siklus yang disebut siklus hidrologi. Siklus ini dimulai dengan proses penguapan air dari seluruh tempat di permukaan bumi, kemudian menjadi awan hujan (kondensasi). Selanjutnya awan yang mengandung air tersebut menjadi air hujan yang turun ke permukaan bumi. Air tersebut sebagian ada yang mengalir di permukaan (runoff), sebagian ada yang meresap ke bawah permukaan tanah (infiltrasi), dan ada.pula yang menguap kembali ke udara (evaporasi). Air yang meresap ke bawah tanah (infiltrasi) akan tertampung pada rongga atau celah pada batuan, yang dinamakan air tanah. Air tanah merupakan air yang mengalir di bawah permukaan tanah. Air tanah dibagi menjadi dua yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam. Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia, sekaligus menjadi ibukota Provinsi Jawa Barat. Bandung merupakan kota dengan populasi penduduk terbanyak ketiga di Indonesia. Pertumbuhan penduduk mengakibatkan bertambahnya penggunaan air. Air tanah biasa digunakan oleh warga untuk kebutuhan minum, masak, dan MCK. Selain itu, perkantoran dan industri pun membutuhkan air baik dalam kegiatan produksi maupun operasionalnya. Dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi perubahan fungsi lahan di Kota Bandung, yang umunya lahan terbuka menjadi pemukiman maupun perkantoran dan tempat industri. Perubahan fungsi lahan tersebut mengakibatkan perubahan pada kondisi air tanah. Penggunaan air tanah yang berlebihan dan berkurangnya proses infiltrasi akibat berkurangnya lahan terbuka hijau menjadi salah satu penyebab terjadinya penurunan muka air tanah di Kota Bandung.Item Status Air Tanah di Cekungan Air Tanah Bandung-Soreang Berdasarkan Analisa Supply - Demand Assessment Air Tanah(2014-12-26) GREISELLA KENCANA KARTIKA GUMILANG; Tidak ada Data Dosen; Tidak ada Data DosenAir tanah memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan manusia sehari-hari. Dengan meningkatnya populasi manusia di Indonesia, meningkat juga pemanfaatan air tanah. Besarnya pasokan air tanah tidak seimbang dengan kepentingan manusia yang terus meningkat. Daerah penelitian, Cekungan Air Tanah Bandung-Soreang, menjadi perhatian khusus karena sering terjadi banjir di daerah tertentu. Dengan kajian supply-demand assessment didapatkan hasil supply dari curah hujan (presipitasi) yang meresap ke dalam tanah yang dikurang dengan penguapan (evapotranspirasi) dan demand dari penggunaan air tanah yang dilakukan oleh masyarakat. Perhitungan curah hujan rata-rata dihitung menggunakan metode Poligon Thiessen yang menghubungkan garis sehingga membentuk poligon pada stasiun hujan di daerah penelitian dan perhitungan evapotranspirasi menggunakan metode Penman menggunakan suhu, kelembaban, lama penyinaran matahari, dan kecepatan angin. Hasil dari supply-demand assessment membuktikan bahwa di daerah tertentu yang sering terjadi banjir dikarenakan penggunaan air tanah yang berlebihan, kondisi litologi batuan, dan juga kondisi akifer. Sehingga perlu adanya penindakan lebih lanjut untuk daerah yang mengalami krisis air tanah.