Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Ilmu Kesehatan Masyarakat (S2) by Subject "daerah lokus"
Now showing 1 - 1 of 1
Results Per Page
Sort Options
Item Hubungan Faktor Kejadian Stunting dan Severe Stunting Pada Balita Usia 6-24 Bulan Pada Daerah Lokasi Fokus dan Non Lokasi Fokus Di Kota Serang Tahun 2021(2022-09-25) IRAWATI; Meita Dhamayanti; Insi Farisa Desy AryaStunting merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Dalam rangka percepapatan penurunan dan pencegahan stunting maka di Kota Serang ditetapkan lokus stunting. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor kejadian stunting dan severe stunting pada balita usia 6-24 bulan pada daerah lokus dan non lokus stunting di Kota Serang tahun 2021, menganalisa keberhasilan program yang sudah dilaksanakan, menambah referensi kebijakan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan stunting di Kota Serang. Penelitian ini menggunakan desain retrospektif kohort study dan dianalisis dengan uji chi square dan uji regresi logistik. Data didapatkan dari validasi bulan penimbangan balita Kota Serang tahun 2021 dengan sampel sebanyak 638 balita. Setelah uji bivariat dihasilkan daerah non lokus intervensi stunting yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian stunting dan severe stunting adalah riwayat BBLR (p=0,041, RR 0,821, 95% Confidence interval (CI) : 0,713-0,946), kepemilikan jamban (p = 0,019, RR 1,453, 95% CI : 1,005-2,100), pemberian MP-ASI ( p = 0,031, RR 1,170, 95% CI : 1,011-1,353), penolong persalinan oleh non tenaga kesehatan (p = 0,016, RR 1,267, 95% CI : 1,025-1,586) dan imunisasi lengkap (p = 0,027, RR 1,152, 95% CI : 1,022-1,298). Analisis multivariabel menunjukkan bahwa faktor risiko signifikan yang paling konsisten untuk anak stunting dan severe stunting usia 6-24 bulan adalah: kategori BBLR (p = 0,032, RR 0,453, 95% CI : 0,220-0,932), kepemilikan jamban (p = 0,048, RR 2,143, 95% CI : 1,008-4,557), melanjutkan pemberian ASI hingga usia 2 tahun (p=0,083, RR 0,540 95% CI : 0,269-1,083), pemberian vitamin A (p = 0,175 RR 0,394 95% CI : 0,103-1,514) dan pemberian MP-ASI (p = 0,031, RR 1,585, 95% CI : 1,042-2,410). Intervensi berbasis masyarakat diperlukan untuk mengurangi terjadinya stunting dan severe stunting di Kota Serang. Intervensi ini harus menargetkan keluarga yang tidak memiliki jamban, keluarga yang masih memberikan ASI, kemitraan dengan dukun bersalin, pemeriksaan selama kehamilan dan pemberian imunisasi lengkap pada balita.