Kedokteran Gigi (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Kedokteran Gigi (S1) by Subject "Abses periapikal"
Now showing 1 - 2 of 2
Results Per Page
Sort Options
Item Evaluasi penyembuhan abses periapikal setelah perawatan saluran akar berdasarkan indeks periapikal(2022-07-12) SAFITRI SYIFARANI; Suhardjo; Hendra Dian Adhita DharsonoPendahuluan: Penyembuhan abses periapikal dapat dilakukan dengan perawatan saluran akar untuk menghilangkan bahan nekrotik dan sumber peradangan. Evaluasi penyembuhan yang tidak akurat mungkin saja terjadi contohnya ketika pasien yang sudah dinyatakan sembuh secara klinis ternyata belum dinyatakan sembuh secara gambaran mikroskopis. Indeks periapikal atau Periapical Index (PAI) yang dikemukakan oleh Orstavik et al (1986) merupakan sistem skor untuk mengevaluasi penyembuhan lesi periapikal secara radiografi. Indeks ini terbukti dapat diandalkan karena telah tervalidasi secara histologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana evaluasi penyembuhan abses periapikal setelah perawatan saluran akar berdasarkan indeks periapikal. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang didapatkan berupa gambaran 24 gigi dari 20 arsip foto radiograf periapikal konvensional pada Instalasi PPDGS Konservasi Gigi RSGM Unpad Bandung periode April 2017 - November 2018. Indeks periapikal (PAI) yang dikemukakan oleh Orstavik et al (1986) digunakan untuk mengevaluasi penyembuhan pada foto radiograf diagnosis dan kontrol. Uji kalibrasi dilakukan oleh peneliti lalu diperiksa ulang oleh endodontis menghasilkan nilai Cohen kappa = 1 (perfect agreement). Hasil: Perbandingan antara penyembuhan abses periapikal sebelum dan setelah perawatan saluran akar memperlihatkan hasil yang sangat bermakna secara statistik dengan uji Wilcoxon match pair dimana nilai p-value < 0.05. Nilai p-value yang diperoleh yaitu 0.0000000181. Simpulan: Perawatan saluran akar memberikan penyembuhan terhadap abses periapikal. Berdasarkan indeks periapikal diperoleh dari 24 gigi 16 gigi sudah dinyatakan sehat (66,67%) dan 8 gigi memperlihatkan penyembuhan namun masih dikategorikan sebagai sakit (33,33%).Item Prevalensi Kasus Abses Periapikal di RSGM Universitas Padjadjaran Tahun 2017(2019-04-16) MAYA ADRIATI PRAMESTININGRUM; Diani Prisinda; Ayu Trisna HayatiPendahuluan: Program Indonesia Sehat bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia di Indonesia. Prevalensi masalah gigi dan mulut di Bandung mencapai 33,7%. Abses periapikal merupakan salah satu penyakit pulpa dan periapikal yang menempati posisi ke-7 berdasarkan pola 10 besar penyakit pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit di Indonesia tahun 2010. Rumah Sakit Gigi dan Mulut Unpad belum memiliki data mengenai prevalensi abses periapikal sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai prevalensi kasus abses periapikal. Metode: Survei dilakukan dengan total sampling pada 1000 rekam medik di RSGM Unpad tahun 2017 dengan melihat diagnosa pasien pada bagian assestment. Hasil: Distribusi berdasarkan karakteristik pasien meliputi jenis kelamin yang didominasi oleh perempuan sekitar 59,2% dan rentang usia 20–24 tahun sekitar 28,2%. Prevalensi kasus abses periapikal di RSGM Unpad adalah 7,1%. Kasus abses periapikal akut lebih banyak sekitar 52,1% sedangkan kronis 47,9% dengan gigi yang sering terkena adalah gigi permanen di posterior pada mandibula. Simpulan: Prevalensi kasus abses periapikal di RSGM Unpad tahun 2017 adalah 7,1%.