Peternakan (S1)
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Peternakan (S1) by Subject "Abnormalitas"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item Pengaruh Level Glutathione dalam Pengencer Sitrat Kuning Telur Terhadap Motilitas dan Abnormalitas Sperma Kambing Peranakan Etawah Post Thawing(2016-09-01) RAHMAYANTI; Nurcholidah Solihati; SoeparnaSecara metabolik sel sperma yang aktif dalam perkembangannya menghasilkan sejumlah besar radikal bebas, sehingga sangat rentan terhadap kerusakan semen. Antioksidan merupakan suatu senyawa yang berfungsi untuk melindungi sistem biologi dari keruskan akibat reaksi oksidasi yang meluas. Penambahan antioksidan dalam pengencer semen dapat mencegah dan mengurangi kerusakan pada sperma, sehingga kualitas semen untuk IB dapat dipertahankan. Antioksidan yang biasa digunakan dalam pengencer adalah glutathione. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Reproduksi Ternak dan Inseminasi Buatan, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh level glutathione dalam pengencer sitrat kuning telur yang menghasilkan motilitas tertinggi dan abnormalitas terendah pada sperma kambing Peranakan Etawah post thawing. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima ekor kambing sebagai kelompoknya dengan lima perlakuan yaitu tanpa menggunakan glutathione, glutathione 4 mM, glutathione 6 mM, glutathione 8 mM, dan glutathione 10 mM. Setiap perlakuan diulang lima kali. Uji lanjut untuk mengetahui perbedaan pengaruh antar perlakuan menggunakan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan glutathione 8 mM berbeda nyata (P˂0,05) terhadap motilitas dengan rataan masing-masing P0 (36,18%), P1 (40,42%), P2 (43,08%), P3 (45,02%), P4 (37,88%) namun berbeda tidak nyata (P˃0,05) terhadap abnormalitas spermatozoa. Penambahan glutathione 8 mM menghasilkan persentase motilitas paling baik.Item PENGARUH LAMA INKUBASI TERHADAP ABNORMALITAS DAN INTEGRITAS DNA SPERMA SAPI PASUNDAN HASIL SEXING(2019-09-25) ZERRY FARUQ ELFATH; Nurcholidah Solihati; Raden Siti DarodjahWaktu inkubasi merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan separasi sperma, salah satu cara untuk separasi yaitu dengan menggunakan larutan BSA. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama inkubasi terhadap abnormalitas dan integritas DNA sperma Sapi Pasundan hasil sexing. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga rancangan perlakuan (P1 = 45 menit waktu inkubasi, P2 = 60 menit waktu inkubasi, dan P3 = 75 menit waktu inkubasi) dengan enam ulangan. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian mengenai abnormalitas spermatozoa X pada fraksi atas menunjukan bahwa persentase P1 ( 4,00%), P2 (4,20%) dan P3 (4,50%). Pada fraksi bawah persentase abnormalitas spermatozoa Y adalah pada P1 (4,20%), P2 (4,10%) dan P3 (4,60%). Hasil penelitian mengenai integritas spermatozoa X pada fraksi atas menunjukan bahwa persentase spermatoa P1 (98,66%), P2 (98,16%) dan P3 (98,16%). Pada fraksi bawah persentase spermatozoa Y adalah pada P1 (98,16%), P2 (98,58%) dan P3 (97,83%). Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lama waktu inkubasi tidak memberikan pengaruh terhadap abnormalitas dan integritas DNA sperma Sapi Pasundan Hasil sexing.Item Pengaruh Level Gliserol dalam Pengencer Sitrat Kuning Telur Terhadap Motilitas dan Abnormalitas Sperma Kambing Peranakan Etawah Post Thawing(2016-06-07) LAVIA AZZURI YALFIS; Rangga Setiawan; SoeparnaPenambahan gliserol dalam pengencer dapat mempertahankan kualitas semen dengan baik, namun penggunaan level gliserol yang tidak sesuai akan menimbulkan dampak sebaliknya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh level gliserol dalam pengencer sitrat kuning telur terhadap motilitas dan abnormalitas sperma kambing peranakan etawah post thawing. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Reproduksi Ternak dan Inseminasi Buatan, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima perlakuan penambahan gliserol 5%, 6%, 7%, 8%, dan 9%. Setiap perlakuan diulang lima kali. Uji lanjut untuk melihat perbedaan pengaruh antar perlakuan adalah Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan gliserol nyata (P<0,05) berpengaruh terhadap motilitas dan abnormalitas dengan rataan motilitas masing-masing P1 (42,83%), P2 (49,01%), P3 (45,42%), P4 (39,34%), dan P5 (35,34%). Rataan abnormalitas masing-masing P1 (2,7%), P2 (2,1%), P3 (2,5%), P4 (2,8%), dan P5 (3,2%). Gliserol sebesar 6% menghasilkan persentase motilitas dan abnormalitas sperma kambing peranakan etawah post thawing yang paling baik.