S2 - Magister
Permanent URI for this community
Browse
Browsing S2 - Magister by Title
Now showing 1 - 20 of 312
Results Per Page
Sort Options
Item ADAPTASI ANTARBUDAYA MAHASISWA PROGRAM AFIRMASI PAPUA DI PERANTAUAN(2017-07-08) DINNA HANDINI; Eni Maryani; Siti KarlinahTesis berjudul “Adaptasi Antarbudaya Mahasiswa Program Afirmasi Papua di Perantauan” ini bertujuan mengetahui proses adaptasi antarbudaya mahasiswa Program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) bagi putra-putri asal Papua di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana proses seleksi Program ADik Papua di UPI?; Bagaimana komunikasi mahasiswa Program ADik Papua di UPI sebagai mahasiswa perantau dalam masyarakat Sunda?; Bagaimana pemanfaatan media dalam jaringan (daring) oleh mahasiswa Program ADik Papua di UPI?; Bagaimana transformasi budaya mahasiswa Program ADik Papua di UPI? Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan tradisi studi kasus. Subjek penelitian adalah sembilan mahasiswa Program ADik Papua, penyelenggara program, dan masyarakat Sunda yang kerap berkomunikasi dengan mahasiswa Program ADik Papua. Objek penelitiannya adalah proses adaptasi antarbudaya mahasiswa Program ADik Papua di UPI. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam kepada sembilan mahasiswa Program ADik Papua, penyelenggara program, dan masyarakat Sunda yang kerap berkomunikasi dengan mahasiswa Program ADik Papua serta observasi. Hasil penelitian menunjukkan tahapan seleksi Program ADik Papua kurang dilakukan maksimal, sehingga mahasiswa Program ADik Papua di UPI kurang siap menerima perbedaan di lingkungan baru. Seiring berjalannya waktu, mereka menyadari perbedaan fisik dan Budaya Papua dengan Sunda. Mereka mengalami gegar budaya dan berhasil mengatasinya namun kurang sempurna, Mereka menggunakan media daring, seperti media sosial sebagai rujukan berkomunikasi dengan masyarakat Sunda. Mereka dapat berkomunikasi dengan masyarakat Sunda karena sering berinteraksi dengan mereka. Simpulan penelitian ini adalah mahasiswa Program ADik Papua di UPI dapat dikategorikan menjadi mampu dan kurang mampu beradaptasi antarbudaya.Item ADVOKASI PUBLIC RELATIONS PADA PROGRAM KERJABILITAS DI LSM SAUJANA(2020-01-30) FATHIYA NUR RAHMI; Iriana Bakti; Hanny HafiarKesadaran penyedia kerja untuk mempekerjakan penyandang disabilitas berbanding lurus dengan partisipasi penyandang disabilitas di sektor kerja formal yang terbilang rendah. Permasalahan lain yang dihadapi penyandang disabilitas adalah masih kentalnya stigma negatif yang melekat pada penyandang disabilitas. Sehingga menimbulkan gap antara kemampuan penyandang disabilitas dan kebutuhan penyedia kerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Advokasi Public Relations pada Program Kerjabilitas di LSM Saujana, penggunaan platform digital di tengah hambatan yang dialami penyandang disabilitas dan pengelolaan platform digital dalam kegiatan advokasi public relations pada program Kerjabilitas. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan teknik analisis kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Peneliti melakukan analisis data berdasarkan Flow Analysis Models. Dari hasil penelitian ini, diketahui kegiatan advokasi public relations pada program Kerjabilitas secara umum sudah berjalan optimal. Namun terdapat beberapa kendala dalam kegiatan diantaranya sumber daya yang terbatas sehingga menyebabkan proses perencanaan, implementasi dan evaluasi kegiatan tidak berjalan secara spesifik. Rekomendasi yang diberikan melalui penelitian ini adalah sebaiknya LSM Saujana melakukan analisis organisasi di tahap persiapan, integrasi yang lebih optimal dengan pihak eksternal pada implementasi, dan evaluasi kegiatan dilakukan secara berkala.Item Aksesibilitas Informasi Pendidikan di Kota Bandung (Studi Kasus di Dinas Pendidikan kota Bandung)(2014-07-14) GILANG PERDANA TRESNA; Agus Rahmat; Nina WinangsihAksesibilitas informasi pada PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) di Kota Bandung dapat dibilang sangat terbuka, tetapi pada PPID Dinas Pendidikan Kota Bandung, masih dirasa kurang efektif, terlihat dari banyaknya jumlah permohonan informasi pendidikan. Pemahaman serta sosialisai keberadaan media informasi pendidikan dapat menimbulkan konflik/sengketa informasi pendidikan, terjadi karena kurangnya informasi serta penanganan informasi yang belum bisa dipenuhi serentak. Berdasarkan pernyataan tersebut jelas bahwa dengan adanya proses komunikasi menyebabkan setiap masyarakat membentuk norma-norma dan kebudayaan, sebab informasi merupakan sesuatu yang dapat mengurangi ketidakpastian. Penelitian ini akan menganalisis aksesibilitas informasi pendidikan yang dilakukan personel PPID di Dinas Pendidikan Kota Bandung, berdasarkan teori interaksi simbolik dalam proses komunikasi. Penelitian yang dilakukan di Dinas Pendidikan Kota Bandung terkait aksesibilitas informasi pendidikan, peneliti menggunakan metode dengan jenis studi kasus instrumen tunggal. Penelitian studi kasus intrumental (instrumental case study) adalah penelitian studi kasus yang dilakukan dengan meneliti kasus untuk memberikan pemahaman mendalam atau menjelaskan kembali suatu proses secara generalisasi. Teknik penelitian yang digunakan adalah melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Key Informan penelitian ini melibatkan dua orang staff PPID Dinas Pendidikan Kota Bandung dan 12 narasumber dari kalangan masyarakat yang memeiliki kriteria sesuai untuk dapat membantu penelitian tentang aksesibilitas informasi pendidikan di Dinas Pendidikan Kota Bandung. Berdasarkan hasil penelitian, masing-masing narasumber memiliki pemahaman yang beragam mengenai PPID, dengan tingkat pengetahuan yang bervariasi, dan tidak tergantung berdasarkan latar belakang pendidikan dan pekerjaannya. Ditemukan bahwa minat masyarakat kota Bandung terhadap informasi pendidikan dilandasi atas motivasi yang berkaitan dengan; pekerjaan, agar memberikan informasi yang tepat, sebagai salah satu materi berita, agar dapat memanfaatkan kebijakan pemerintah, untuk meningkatkan kualitas hidup (sertifikasi, beasiswa), mendapatkan hak sebagai warga Negara, agar tidak tertinggal informasi, ikut lelang/ pengadaan, dan untuk monitoring & cross check. Ketidaktahuan tentang PPID dapat memicu timbulnya sengketa atau konflik. Kendala-kendala yang dirasakan narasumber dalam mengakses informasi adalah informasi terlalu memperhatikan golongan, informasi terbatas dan kadaluarsa, informasi tidak merata, terlambat, waktu penantian yang tidak jelas, birokrasi berbelit-belit, ketinggalan informasi, dan prosedur panjang.Item ALUR INFORMASI KESEHATAN PSC 119 KOTA BANDUNG(2020-06-12) MUHAMMAD AL ASSAD RAHIMAKUMULLAH; Purwanti Hadisiwi; Susanne DidaHingga saat ini PSC 119 Kota Bandung mempunyai tim medis yang terbatas. PSC 119 Kota Bandung dihadapkan oleh penelpon atau pasien yang belum teredukasi mengenai kesehatan dan fungsi PSC 119 Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan alur layanan informasi kesehatan PSC 119 Kota Bandung, Mengetahui alasan PSC 119 Kota Bandung menerapkan alur layanan informasi kesehatan, dan mengetahui model komunikasi alur layanan informasi kesehatan PSC 119 Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Studi kasus yang mengitegrasikan konsep-konsep komunikasi kesehatan, komunikasi organisasi, dan model yang berkaitangan dengan alur informasi kesehatan. Data penelitian ini didapatkan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam dengan beberapa sumber penelitian yang berbeda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ditemukan kendala dalam memenuhi ketersediaan sumber daya manusia dan memotong response time dalam pelayananya. PSC 119 Kota Bandung menggunakan alur informasi kesehatan dilatarbelakangi oleh keadaan kesehatan masyarakat Kota Bandung yang belum merata.Item ANALISIS HIRARKI PENGARUH DALAM PEMBERITAAN PENCEMARAN MERKURI (Studi Kasus Berita Pencemaran Merkuri di Kasepuhan Cisitu Lebak Banten)(2022-04-19) RATU ARTI WULAN SARI; Nuryah Asri Sjafirah; Atwar BajariPemberitaan pencemaran merkuri yang terjadi di desa adat, Kasepuhan Cisitu Kabupaten Lebak Provinsi Banten ditemukan pertama kali pada tahun 2015 ditulis Kompas.com, antara tahun 2015-2018, pemberitaan mengenai indikasi pencemaran merkuri di Kasepuhan Cisitu hanya berjumlah sembilan berita. Padahal indikasi adanya pencemaran merkuri bukanlah pencemaran biasa, dampak kesehatan, lingkungan serta keberlanjutan hidup masyarakat Kasepuhan Cisitu bisa tergangu. Pemberitaan mengenai dampak pencemaran memiliki ruang terbatas dan sedikit, baik di media nasional maupun media lokal. Padahal NGO BaliFokus mencatat wilayah Cisitu termasuk memiliki tingkat konsentrasi merkuri berada di atas batas aman. Sementara jika melihat salah satu fungsi berita adalah untuk memberikan informasi serta edukasi, dengan harapan masyarakat yang terkena informasi tersebut dapat menentukan pilihan-pilihan hidup yang lebih baik. Minimnya pemberitaan pencemaran merkuri ini, diduga berkaitan dengan berbagai Hirarki pengaruh terhadap proses produksi berita pencemaran merkuri di Kasepuhan Cisitu. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimana peran wartawan dan institusi media dalam produksi pemberitan pencemaran merkuri (2) mengetahui peran NGO BaliFokus dan Medicuss dalam mempengaruhi produksi pemberitaan pencemaran merkuri, dan (3) mengetahui bagaimana kekuasaan berperan dalam mempengaruhi pemberitaan pencemaran merkuri. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus menggunakan Teori Hieraki Pengaruh Soemaker & Reese. Penelitian ini melakukan wawancara mendalam dengan tujuh narasumber, tiga wartawan yang terdiri dari Kumparan, Harian Kompas, dan Mongabay, dua NGO yakni BaliFokus dan Medicuss, serta dua pemangku kepentingan yang berada di daerah Kasepuhan Cisitu, Sekretaris Adat Kasepuhan Cisitu serta Kepada Dinas Lingkungan Kabupaten Lebak. Hasilnya penelitian menjelaskan (1) Wartawan dan institusi media tidak memiliki peran yang signifikan terhadap berita pencemaran merkuri, pemunculan berita dalam media lebih banyak dipengaruhi oleh laporan dari NGO BaliFokus dan Medicuss. (2) Kedua organisasi non-pemerintah BaliFokus dan Medicuss berperan aktif mempengaruhi pemberitaan pencemaran merkuri dengan cara yang berbeda. BaliFokus menyebarkan press release sementara Medicuss membentuk mitra wartawan untuk memberitakan pencemaran. (3) Terdapat pihak-pihak yang memiliki kuasa dan kepentingan ekonomi, pihak-pihak tersebut berperan menekan media sehingga kesulitan mendapatkan informasi serta mengkonfirmasi terkait pencemaran merkuri. Bukan hanya pada wartawan dan institusi media saja, tekanan juga mempengaruhi NGO Medicuss untuk berhati-hati memberikan data terkait pencemaran kepada wartawan.Item ANALISIS KESENJANGAN HARAPAN DAN KETERPENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI (Studi eksplanatif Pemanfaatan Website Perpustakaan Universitas Airlangga dengan expectancy value theory)(2015-08-25) IKA RUDIANTO; Ninis Agustini Damayani; Pawit M. YusupWebsite perpustakaan merupakan media baru berbasis internet yang berfungsi sebagai media informasi. Website yang baik adalah website yang mampu memenuhi kebutuhan penggunanya. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk mengukur kesenjangan antara harapan dan keterpenuhan kebutuhan informasi dengan menggunakan teori expectancy value (teori nilai pengharapan). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksplanatif dengan menggunakan metode survey. Penelitian dilaksanakan pada bulan maret-mei 2015 dengan jumlah sampel sebanyak 396 responden mahasiswa Universitas Airlangga. Dalam penelitian ini dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t-test untuk membedakan harapan dan tingkat keterpenuhan kebutuhan informasi pengguna dalam memanfaatkan website perpustakaan Hasil penelitian menunjukkan terdapat kesenjangan antara harapan dan keterpenuhan informasi akademik, interaksi sosial dan informasi sumber belajar bermuatan tertentu pada pemanfaatan website perpustakaan. Harapan pengguna terhadap keterpenuhan kebutuhan informasi cukup tinggi, namun tingkat keterpenuhan kebutuhannya lebih rendah sehingga dapat disimpulkan bahwa website perpustakaan Universitas Airlangga belum mampu memenuhi kebutuhan informasi penggunanya.Item Analisis Pemberitaan Surat Kabar Tentang Keputusan Presiden Joko Widodo Terkait Konflik KPK vs Polri Jilid II dalam Pencalonan Komjen Budi Gunawan Sebagai Kapolri(2015-10-08) RADEN MUHAMAD IMAN SAIFUL BASRI; Suwandi Sumartias; Agus RahmatLatar belakang penelitian ini adalah mengenai bagaimana surat kabar nasional Kompas membuat framing dalam meliput berita konflik KPK vs Polri Jilid II dalam pencalonan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui HU Kompas dalam mengkonstruksi pemberitaan dan mengkonstruksi publik tentang keputusan Presiden Joko Widodo terkait konflik KPK vs Polri jilid II dalam pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri Penelitian yang bersifat kualitatif dan deskriptif ini menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan & Gerald M. Kosicki dan Teori yang digunakan adalah Teori Konstruksi Sosial. Hasil penelitian ini menyarankan agar framing HU Kompas yang cenderung meletakkan kepentingan bangsa diatas kepentingan golongan menjadi benchmark media massa lainnya yang masih banyak melakukan framing berita demi kepentingan kelompok, golongan atau kepentingan tertentu.Item ANALISIS PENGEMBANGAN PERRPUSTAKAAN BERDASARKAN SNI 3770:2009 PPT (Studi Evaluatif pengembangan perpustakaan berdasarkan SNI 3770:2009 PPT di UPT Perpustakaan Pusat ITB )(2014-02-03) ALICE DINIARTI; Dian Sinaga; RohandaProses pengembangan organisasi/perpustakaan yang sesuai dengan standar perpustakaan yang berkualitas, diperlukan proses analisis faktor-faktor yang ada di perpustakaan. Pengembangan perpustakaan merupakan sebuah pengambilan keputusan yang tepat yang akan dilaksanakan,dan hal tersebut sangat ditentukan oleh perencanaan yang baik. Dalam menyusun rencana pengembangan, diperlukan langkah-langkah pengumpulan data, penetapan tujuan, analisis faktor lingkungan. Pengembangan standar perpustakaan yang masih relevan saat ini adalah berdasarkanSNI 7330:2009 PPT. Dalam penelitian ini dikaji faktor-faktor pengembangan perpustakaan di Perpustakaan Pusat ITB, diantaranya adalah; layanan, fasilitas, SDM, anggaran, dansebagainya. Tapi tidak semua faktor-faktor dari pengembangan perpustakaan telah memenuhi standar pengembangan perpustakaan, Oleh karena itu penulis ingin meneliti mengenai hal tersebut. Kesimpulannya adalah dalam pengembangan perpustakaan diperlukan sistem strategi perencanaan organisasi agar sebuah organisasi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan dan kebutuhan. Kata kunci: pengembangan perpustakaan, kualitas perpustakaan, standar perpustakaan, SNI PPT The process of organization development to be able to quality of library standard is needed to analyze library factors. Library development is a decision-making that must be implemented and it s determined by a good planning. To arranging development of planning is necessary to plan the steps data collection, goal setting, an environment analysis. The standardization of Library development is still relevant toLibrary development today is SNI 7330:2009 PPT. On this research used a system theory and the Qualitative methodology on evaluative analysis. The research is analyzing the factors of Library development in ITB library, among are; the service, facilities, human resource, budgeting, and etc. The result are shown that not all of the factors of library development has to be fulfill the standardization of library development, Therefore, the researcher wanted to examine it. The conclusion is the library development needed to make an organization planning strategy system that in order to goals and needs accordance Keywords: Library development, Library Quality, library standard, SNI PPTItem ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI TIDAK LANGSUNG DALAM ORGANISASI PENDIDIKAN: SEBUAH STUDI ETNOGRAFI DI PROVINSI DKI JAKARTA(2023-10-31) ESHAUQI FITRAYATRA; Engkus Kuswarno; Ilham GemihartoPenelitian ini menginvestigasi penerapan strategi komunikasi tidak langsung yang digunakan dalam sebuah organisasi pendidikan di Jakarta, Indonesia. Penelitian ini menekankan pentingnya strategi tidak langsung untuk komunikasi yang efisien, terutama dalam konteks akademik di mana tujuan menjalin hubungan yang mendukung dan menciptakan lingkungan profesional yang sangat penting. Penelitian etnografi ini menggunakan tiga instrumen untuk mengumpulkan data, seperti observasi partisipan, wawancara dengan partisipan, dan analisis dokumen dengan melibatkan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, staf pendukung, dan orang tua dari sebuah sekolah dasar negeri di Jakarta sebagai partisipan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara tematik dengan mengikuti teori komunikasi tidak langsung. Temuan ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi tidak langsung dalam organisasi pendidikan secara dominan diungkapkan oleh para anggota organisasi untuk mencapai beberapa tujuan komunikasi, yaitu menyampaikan humor, melakukan sindiran, mengekspresikan rasa frustasi, menyampaikan implikatur dari ujaran tertentu, meminta sesuatu, mengekspresikan kesantunan, dan meminta pertolongan. Beberapa tujuan dari komunikasi ini kemudian digolongkan menjadi tiga kategori sesuai dengan tingkat frekuensi ditemukannya tujuan komunikasi tersebut, diantaranya adalah frekuensi tinggi, sedang dan rendah. Penggunaan strategi komunikasi tidak langsung ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah perbedaan usia, tingkatan kedekatan, dan latar belakang budaya. Sebagai dampaknya, penggunaan strategi komunikasi tidak langsung ini mendorong para anggota organisasi pendidikan untuk berbagi nilai-nilai keyakinan dalam berkomunikasi serta memperkuat adaptabilitas mereka dalam menjalankan fungsi organisasi.Item ASPEK SOSIAL DALAM IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI DI PERPUSTAKAAN Studi Kasus Tentang Aspek Sosial Kognitif Dalam Implementasi Sistem Infomasi Pada Proses Migrasi dari Unicorn Sirsidynixke Symph(2014-08-25) IDA WIDIASTUTI; Neneng Komariah; Edwin RizalABSTRACT The purpose of this research is to understand how professional group’s view in library about nature of technology, to understand how professional group’s view in library about technology strategy, and to understand how professional group’s view in library about technology in use, in the implementation of information system at Jember University Library. This research used Social Construction Of Technology (SCOT Theory) and Technological Frame Theory with Qualitative Methodelogy. To get the purposed of this research, we used observation and interviews. Structured and semi structured interviews used which is take the following structure based on Technological Frames by Orlikowski and Gash and their concept of nature of technology; technology strategy, and; technology in use. The framework of Orlikowski and Gash (1994) also allows me to differentiate between three social groups as an actor in library which are categorized as managers; technologists; and users. The result are shown that in the implementation of information technology at Jember University Library beside similarity on shared cognitive, also found a lot of dissimilarity on shared cognitive among social group. Dissimilarity mean the actor are in the incongruent position. According to Technological Frames theory, if incongruent exist, organizations are likely to experience difficulities and concflicts around developing, implementing and using technologies. Based on the research results, researchers suggest the importance of management to optimize the use of this information system by considering all input from the actors involved in the implementation of the information system as researchers convey in this thesis. Keywords: Information Systems, Library Information System, Social Aspect, Information System Technology Implementation ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: memahami bagaimana pandangan kelompok profesional di perpustakaan mengenai sifat dasar teknologi (nature of technology) sistem infromasi, memahami bagaimana pandangan kelompok profesional di perpustakaan mengenai strategi teknologi (technology strategy) yang dilakukan dan memahami bagaimana pandangan kelompok profesional di perpustakaan mengenai penggunaan teknologi (technology in use) dalam implementasi sistem informasi di Perpustaakaan Unversitas Jember. Penelitian ini mengunakan teori konstruksi sosial teknologi (Social Construction Of Technology/SCOT Theory) dan teori Technological Frame, dimana metodelogi yang digunakan adalah metode kualitatif. Untuk mendapatkan tujuan ini digunakan wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan dengan terstruktur dan semi tersetruktur, dengan mendasarkan pada konsep Orlikowski dan Gash yakni nature of technology; technology strategy, and; technology in use.Teori technological frame ini juga menjadi dasar peneliti untuk mengkategorikan aktor yang terlibat dalam penelitian menjadi kelompok manajemen (managers); Teknisi (technologists); and kelompok users. Hasil penelitian menunjukan disamping terdapat persamaan dalam aspek kognitif, juga terdapat banyak perbedaan dalam aspek kognitif diantara kelompok sosial yang terlibat dalam implementasi sistem informasi ini. Perbedaan dalam aspek kognitif ini berarti bahwa kelompok profesional cenderung berada pada posisi inkongruen, dimana mereka berada pada perbedaan penting dalam ekspektasi, asumsi dan pengetahuan mengenai aspek kunci dari teknologi. Mengacu pada konsep technological frame, ketika inkongruen dalam technological frame eksis, organisasi akan mengalami kesulitan dan konflik seputar membangun, mengimplementasikan dan menggunakan teknologi tersebut. Berdasar hasil penelitian ini, peneliti menyarankan pentingnya manajemen untuk mengoptimalkan penggunaan sistem informasi dengan mempertimbangkan masukan dari semua aktor yang terlibat dalam implementasi sistem informasi sebagaimana peneliti sampaikan pada tesis ini. Kata Kunci: Sistem Informasi, Sistem Informasi Perpustakaan, Aspek Sosial, Implementasi Teknologi Sistem InformasiItem Brand Positioning Produk Alisha Sebagai Pelopor Kerudung Segiempat dan Pashmina(2019-02-27) ROSTIKA YULIANI; Diah Fatma Sjoraida; Lukiati Komala ErdinayaAlisha ini merupakan salah satu brand yang cukup terkenal di Kota Bandung yang menjual produk kerudung segiempat dan pashmina sebagai fokus utamanya yang memiliki beranekaragam pilihan dan mempunyai tagline change your style with alisha serta memiliki keunikan dalam hal produk, design, serta konsep toko yang berkonsep rumah minimalis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui pemahaman customer terhadap brand Alisha, untuk mengetahui persaingan antara Alisha dengan brand yang sejenis serta untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan oleh brand alisha. Penelitian menggunakan paradigma konstruktivis dengan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data penelitian yang paling utama digunakan adalah wawancara mendalam kepada 10 (sepuluh) orang key informant yang merupakan customer Alisha di Kota Bandung beserta tim manajemen dari Alisha. Lokasi dalam penelitian adalah di store alisha yang berada di Jalan Salendro Utara dan Jalan LL RE Martadinata. Adapun pelaksanaan wawancara dan observasi dilakukan dalam kurun waktu 5 bulan, terhitung mulai tanggal 10 Juli 2018 – 14 November 2018. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pemahaman key informant akan brand alisha adalah bahwa Alisha ini merupakan salah satu brand yang menjual produk kerudung segiempat dan Pashmina di Kota Bandung sebagai fokus utamanya. Kompetitor brand alisha ini diantara brand-brand sejenis ini tidak menjadi penghalang dan menjadi motivasi untuk terus belajar dan berinovasi dalam menciptakan produk-produk kerudung segiempat dan pashmina. Strategi komunikasi yang dijalankan oleh brand alisha ini dinilai sudah cukup efektif dengan mengikuti kegiatan atau event seperti fashion show dan pameran, memberikan informasi di media massa seperti koran, majalah, televisi dan aktif di media sosial seperti facebook, instagram, whatsapp, line dan website.Item BRANDING KOPI MURBENG PUNTANG SEBAGAI KOPI TERBAIK(2019-03-12) RESTI ERNAWATI; Diah Fatma Sjoraida; Susie PerbawasariKemenangan Kopi Murbeng Puntang yang dikembangkan oleh Ayi Sutedja Petani Kopi asal Banjaran, dalam ajang bergengsi Specialty Coffee Association of America atau SCAA di Atlanta, Amerika Serikat, pada tanggal 14-17 April 2016 lalu, mampu membangkitkan kembali lagenda Kopi Gunung Puntang selain itu juga mengharumkan nama Indonesia pada umumnya dan Jawa Barat pada khususnya. TTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan branding, proses branding, dan mengetahui cara Kopi Murbeng Puntang diperkenalkan pasca kemenangannya, pada ajang Specialty Coffee Association of America, di Atlanta, Amerika Serikat.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus, dengan pendekatan kualitatif. Pada penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik validitas data, yaitu teknik triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat banyak brand pada produk kopi yang terdapat di Gunung Puntang, salah satunya adalah Puntang Coffee, yang diasumsikan sebagai kopi terbaik dan termahal di dunia. Pada kenyataannya, yang mendapatkan penghargaan tersebut adalah Kopi Murbeng Puntang, milik Ayi Sutedja. Tujuan Branding Kopi Murbeng Puntang adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan keberadaan Brand Kopi Murbeng Puntang. Untuk meningkatkan Brand Awereness masyarakat, Ayi Sutedja berusaha mengasosiasikan hal-hal penting yang berkaitkan dengan Kopi Murbeng Puntang. Diantaranya, adalah pembuatan logo berbentuk bunga melati sebagai after taste dari Kopi Murbeng Puntang, pencantuman nama Ayi Sutedja sebagai petani kopi yang sering diliput oleh berbagai media, dan pencantuman Top Indonesian Coffee dalam ajang SCAA tahun 2016 sebagai kopi terbaik dan termahal di dunia. Kopi Murbeng Puntang diperkenalkan pada saat tamu-tamu penting berkunjung ke Bandung, melakukan publisitas, dan juga saat penyelenggaraan event, yang dibantu oleh Humas Pemerintah Provinsi Jawa Barat.Item BUDAYA ORGANISASI DALAM KOMUNIKASI WORD OF MOUTH ARMIDALE ENGLISH COLLEGE (Studi Kasus Budaya Organisasi dalam Kegiatan Word of Mouth Marketing Lembaga Kursus Bahasa Inggris Armidale English College)(2018-04-23) MOCH. ARMIEN SYIFAA SUTARJO; Asep Suryana; Slamet MulyanaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sebuah budaya organisasi yang diterapkan di sebuah lembaga kursus bahasa Inggris Armidale English College (AEC) dapat menjadi sebuah elemen penting dalam kegiatan pemasaran Word of Mouth (WoM) sehingga dapat mendatangkan calon siswa baru yang relatif banyak dan konsisten. Penelitian ini menggunakan paradigma kontruktivis dan metode studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara mendalam (in-depth interview), observasi dan studi putsaka dengan informan yang berasal dari berbagai stakeholders yakni pengelola lembaga, pengajar, staf, siswa, orang tua siswa, dan alumni. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi yang terbentuk di AEC diterapkan secara sistematis kepada semua anggota AEC yakni pengelola, guru, staf dan murid secara horizontal dan vertikal. Penerapan nilai-nilai budaya AEC yang juga dilakukan di luar lingkungan AEC yang berupa kemampuan bahasa Inggris yang bagus dan karakternya yang lebih aktif, kemudian menjadi topik utama dalam komunikasi Word of Mouth dan kemudian menarik minat masyarakat untuk mendaftar dan menjadi bagian dari AEC. Selain informasi mengenai kualitas bahasa Inggris dan karakter murid-muridnya, sumber pemberi informasi menjadi faktor penting dalam menarik perhatian masyarakat. Kualitas bahasa Inggris murid-murid AEC dan karakternya yang berbeda menjadi daya tarik utama bagi calon murid baru AEC. Budaya AEC perlu terus dijaga dan dikembangkan agar dapat terus menghasilkan generasi berkarakter untuk dapat mencapai visi institusi.Item City Branding Kota Bandung Sebagai Koyta Berpotensi Melalui Program Sister City(2016-10-18) NINDY METHA MAYANGSWARI; Centurion Chandratama Priyatna; Hanny HafiarCITY BRANDING KOTA BANDUNG SEBAGAI KOTA BERPOTENSI MELALUI PROGRAM SISTER CITY Studi Kasus City Branding Kota Bandung sebagai Kota Berpotensi (colorful, beautiful and friendly) melalui Program Sister City (Kota Bandung-Kota Suwon “Korea Selatan”) yang dilakukan oleh Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri, Bagian Kerjasama Daerah, Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Bandung Oleh : Nindy Metha Mayangswari 210120140033 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana city branding kota bandung sebagai kota berpotensi melalui program sister city. Pertanyaan penelitian untuk mengetahui mengapa Kota Bandung mengadakan program sister city dengan Kota Suwon, pola komunikasi yang dilakukan dalam mengimplementasikan program sister city sebagai city branding Kota Bandung, kepada masyarakat Bandung dan Suwon, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kurang optimalnya program sister city Kota Bandung – Kota Suwon sebagai city branding Kota Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, studi kasus, dengan paradigma konstruktivisme. Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling, jumlah informan sebanyak 10 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian ini adalah terdapat beberapa persamaan yang mendasari terjalinnya kerjasama sister city ini yakni adanya jalinan pertemanan antar kedua walikota, persamaan geografis, demografis, pendidikan, kebudayaan, visi dan misi. Pola komunikasi yang dilakukan dalam mengimplementasikan program sister city kepada masyarakat Bandung dan Suwon didasarkan kepada SOP yang ada namun pada kenyataannya tidak berjalan sesuai dengan SOP. Faktor-faktor yang menyebabkan kurang optimalnya program sister city ini yakni kurangnya SDM, birokrasi yang rumit, konsep perjanjian yang terlalu umum, tidak bisanya kedua kota maju beriringan, ketidakselarasan antara Pemkot, Pemprov dan Pemerintah Pusat serta kurangnya publikasi. Kesimpulan penelitian ini city branding kota bandung sebagai kota berpotensi melalui program sister city Kota Bandung-Kota Suwon tidak berjalan dengan baik. Karena tidak spesifiknya alasannya yang mendasari kerjasama ini, serta pola komunikasi yang tidak sesuai SOP. Saran peneliti kepada Pemkot Bandung adalah memperbaiki komunikasi antar internal Pemkot, mengadakan publikasi dan sosialisasi, melibatkan semua instansi terkait dan menyediakan information tourism. Keyword : City Branding, Sister City, Pemerintah Kota Bandung, Kota BerpotensiItem City Branding Kota Tangerang Melalui Aplikasi Tangerang LIVE(2020-03-12) AJENG PRADESTI; Purwanti Hadisiwi; Lukiati Komala ErdinayaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana city branding yang dilakukan oleh Kota Tangerang melalui aplikasi Tangerang LIVE. Pertanyaan penelitian untuk mengetahui bagaimana city branding Kota Tangerang melalui aplikasi Tangerang LIVE, Apa alasan Pemerintah Kota Tangerang Menggunakan Aplikasi Tangerang LIVE sebagai city branding Kota Tangerang, Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kurang optimalnya aplikasi Tangerang LIVE sebagai city branding Kota Tangerang, dan Tanggapan masyarakat terhadap aplikasi Tangerang LIVE sebagai city branding Kota Tangerang.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, studi kasus dengan menggunakan paradigma konstruktivisme. Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling, jumlah informan sebanyak 10 orang. Pengumpulan data digunakan dengan cara observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian ini adalah Pemerintah Kota Tangerang membuat sebuah konsep yaitu Tangerang LIVE sebagai city branding. Konsep LIVE adalah Liveable, Investable, Visitable, dan E-City. Dari ketiga konsep tersebut yang ingin ditonjolkan adalah E-City atau Smart City sehingga Pemerintah Kota Tangerang Kemudian menciptakan sebuah aplikasi bernama Tangerang LIVE untuk mewujudkan konsep smart city. Faktor-faktor yang menyebabkan kurang optimalnya aplikasi Tangerang sebagai city branding Kota Tangerang adalah masih belum sempurna nya asli dan data yang tidak update, sifat apatis masyarakat yang belum ingin menggunakan jika tidak adanya urgensi, sosialiasi dari Pemerintah Kota Tangerang masih belum menyeluruh karena tidak semua warga Kota Tangerang mengetahui apa itu aplikasi Tangerang LIVE. Tanggapan masyarakat terhadap aplikasi Tangerang LIVE beragam ada yang negatif karena kesulitas saat akan menggunakan ada juga yang mengganggap positif karena merasa terbantu dengan adanya aplikasi Tangerang LIVE. Kesimpulan penelitian ini city branding Kota Tangerang melalui aplikasi Tangerang LIVE masih belum berjalan dengan baik. Dari hasil penelitian masih banyak masyarakat yang tidak tau tentang aplikasi Tangerang LIVE hal tersebut dikarenakan Pemerintah Kota Tangerang yang belum berhasil menyosialisasikan aplikasi Tangerang LIVE secara merata sehingga warga tidak tau keuntungan dari menggunakan aplikasi Tangerang LIVE. Saran peneliti kepada Pemerintah Kota Tangerang adalah melakukan sosialisasi yang lebih merata keseluruh warga Tangerang serta terus tingkatkan kualitas aplikasi Tangerang LIVE agar warga bisa memahami keuntungan dari menggunakannya. Keyword : City Branding, Smart City, Pemerintah Kota Tangerang, Tangerang LIVEItem CITY BRANDING SAWAHLUNTO KOTA WISATA TAMBANG YANG BERBUDAYA MELALUI KARNAVAL SONGKET (Studi Kasus City Branding Kota Sawahlunto Melalui Sawahlunto International Songket Carnival (SISCa) 2016)(2017-05-12) NURKHALILA FAJRINI; Evi Novianti; Iriana BaktiNurkhalila Fajrini (210120150037), 2017. Konsentrasi Hubungan Masyarakat. Program Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran, dengan Dr. H. Iriana Bakti, M.Si sebagai Ketua Tim Pembimbing dan Dr. Evi Novianti, M.Si sebagai Anggota Tim Pembimbing. Penelitian ini berjudul “CITY BRANDING SAWAHLUNTO KOTA WISATA TAMBANG YANG BERBUDAYA MELALUI KARNAVAL SONGKET (Studi Kasus City Branding Kota Sawahlunto Melalui Sawahlunto International Songket Carnival (SISCa) 2016).” Songket Silungkang merupakan produk andalan hasil kerajinan masyarakat Kota Sawahlunto. Sejarah songket dan sejarah tambang memperkuat city branding Sawahlunto dalam mewujudkan visi “Kota Wisata Tambang Yang Berbudaya” yang tertuang dalam Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2001 pada event SISCa. Pada SISCa 2016, transformasi Kota Wisata Tambang Yang Berbudaya direalisasikan melalui konsep dan desain penampilan peserta karnaval. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan dan latar belakang penyelenggara menjadikan Sawahlunto International Songket Carnival (SISCa) 2016 dalam city branding Sawahlunto Kota Wisata Tambang yang Berbudaya, pemahaman penyelenggara terkait SISCa 2016 dan tindakan komunikasi yang dilakukan penyelenggara SISCa 2016 dalam rangka city branding Sawahlunto. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Teori Konstruksi Sosial Atas Realitas dan konsep city branding menjadi landasan dalam membahas hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan penyelenggara menjadikan SISCa 2016 dalam city branding Sawahlunto adalah adanya keterkaitan dampak yang ditimbulkan dari SISCa 2016 tersebut yakni, dampak ekonomi dan dampak pariwisata. Pemahaman penyelenggara SISCa 2016 terkait city branding Kota Sawahlunto tertuang dalam Misi SISCa 2016 sebagai bentuk transformasi visi Kota dengan mengangkat konsep wisata tambang. Tindakan komunikasi yang dilakukan penyelenggara melalui tiga tahapan komunikasi, yakni (1) komunikasi tahap awal SISCa antara pemerintah dengan pihak internal dan eksternal, (2) komunikasi saat berlangsungnya SISCa 2016 secara langsung dan simbolik, dan (3) komunikasi pasca SISCa 2016 dilakukan untuk menjalin hubungan baik dalam persiapan SISCa selanjutnya. Dengan demikian, penyelenggaraan SISCa 2016 dilakukan sebagai salah satu bentuk promosi daerah melalui karnaval songket sebagai perwujudan visi Kota Sawahlunto.Item Communication Experiences on Cultural Adaptation of International Students in Universiats Padjadjaran(2019-07-08) SASIMA HADMAD; Susanne Dida; Jenny Ratna SuminarThis study is communication experiences on cultural adaptation of international students in Universitas Padjadjaran (A phenomenological study about communication experiences on cultural adaptation of international students in Universitas Padjadjaran). The purposes of the study are to explore the motives of international students in choosing Unpad. To identify the factors affecting communication of International Students. To investigate the contact and communication that international students have with lecturers, classmates, and staffs and to know how International Students solve and cope in communicating with lecturers, classmates, and staffs in Unpad. This study used qualitative method by using a phenomenological approach of Alfred Schutz. Data collection is carried out by in-depth interview and observation with 15 international students in Unpad. The results of the study found that motives in choosing Unpad from their own reveal issues with the quality of education, good reputation, location in Bandung, good program study and low cost. This study indicated that the people around, working group assignment can’t speak English well and Sundanese dialect affected their communication. In addition to this study showed that in contact of Interntionnal students in Unpad with Indonesian, lecturers and officers are teaching like exchange the language, participating a variety of academic activities or events. In communicating, there are using English the most, using Bahasa the most and using both of English and Bahasa. This study indicated that they have techniques and strategies in solving and coping to improve their communication and understanding in studying with lecturers in studying they had recording audio and reviewed again after back home. With classmates they tried to listen and asked them for speaking slowly and directly ask helping in words or what they didn’t understand to translate in easier words. With staffs they also tried to listen and ask helping from Indonesian friends to translate again by using simple words sometimes. This study also found that International students experienced culture shock about time, food, environment and language when they have to face three different languages in Indonesia. At campus, some lecturers and officers use English, but use Indonesian language when talking personally. Meanwhile, local students around them use Sundanese language in daily conversation.Item CONSTRUCTING THE MEANING OF INDONESIAN TOURISM THROUGH SUDANESE TOURISTS COMMUNICATION EXPERIENCES(2018-09-17) HUSSEIN GIBREEL MUSA SALIH; Deddy Mulyana; Atwar BajariABSTRACT Hussein Gibreel Musa Salih, 210120160025.Thesis. 2018. This research used a phenomenological studies approach entitled “constructing the meaning of Indonesian tourism through Sudanese tourist’s communication experiences. Supervised by Prof. Deddy Mulyana, MA, Ph.D., as the chief of supervision team and Dr. Atwar Bajari, M.Si., as the member of the supervision team. Communication Studies Magister program, Faculty of Communication Studies, Padjadjaran University. This research aims to give an understanding of the factors that motived Sudanese tourists to choose Indonesia as a tourist destination, motive to choose Indonesia and Bandung specifically (because of) and the motive to became a tourist (in order to), their communication experiences about Indonesian tourism, the meaning of Indonesian tourism through tourists communication experiences in destinations. The study used A qualitative phenomenological approach. The data was taken by observation, depth interview, and documentation studies with 7 informants. The research found that the factors push Sudanese to choose Bandung as a tourist destination are; cheapest destinations, culture, halal tourism, and nature. The advantage of travel is various which explain about the escape from routine, seeing new places, and shopping. Second, the advantage of the Bandung trip is meant as the more effective and fast learning space, discover the Sundanese culture, and make a new friend. From the communication experiences side study showed that there is verbal communication (speaking) which is classified into three subclasses, they are: First, English implementation, second, using short words. Third, trying the Indonesian language, while tourist non-verbal communication is classified into two subclasses, they are: First, the tourist communication style, second, the dress worn by tourist. Results showed that the Sudanese tourists faced challenges to communicate with people in tourist destinations because most of them they can not speak English, also the Sundanese food not suitable for Sudanese tourists. The food factor seems to be less discussed, even though it is one of the main things that can affect some tourist’s choices, but Sudanese tourists do not choose their expected destination based on food. Sudanese tourists perceived the meaning of Bandung tourism as a cool city with friendly people and rich culture. This study provides insights into the discussion of marketing for tourism. Furthermore, the findings contribute to a better understanding of the constructing of tourism. Key words: Communication, Meaning, motive, Sudanese tourists. ABSTRAK Hussein Gibreel Musa Salih, 210120160025.Tesis. 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi fenomenologi berjudul “konstruksi makna pariwisata Indonesia melalui pengalaman komunikasi turis Sudan. Dibimbing oleh Prof. Deddy Mulyana, MA, Ph.D., sebagai ketua tim pembimbing dan Dr. Atwar Bajari, M.Si., sebagai anggota tim pembimbing. Program Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang faktor-faktor yang memotivasi wisatawan Sudan untuk memilih Indonesia sebagai tujuan wisata, motif untuk memilih Indonesia dan Bandung secara khusus (karena) dan motif untuk menjadi turis (dalam rangka), pengalaman komunikasi mereka tentang Pariwisata Indonesia, arti pariwisata Indonesia melalui pengalaman komunikasi wisatawan di destinasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis. Data diambil dengan observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi dengan 7 informan. hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mendorong orang Sudan untuk memilih Bandung sebagai tujuan wisata adalah; destinasi termurah, budaya, wisata halal, dan alam. Keuntungan dari perjalanan adalah berbagai hal yang menjelaskan tentang pelarian dari rutinitas, melihat tempat-tempat baru, dan berbelanja. Kedua, keuntungan dari perjalanan Bandung dimaksudkan sebagai ruang belajar yang lebih efektif dan cepat, menemukan budaya Sunda, dan membuat teman baru. Dari kajian sisi pengalaman komunikasi menunjukkan bahwa ada komunikasi verbal (berbicara) yang diklasifikasikan ke dalam tiga subclass, yaitu: Pertama, implementasi bahasa Inggris. Kedua, menggunakan kata-kata pendek. Ketiga, mencoba bahasa Indonesia, sedangkan wisata komunikasi non-verbal digolongkan menjadi dua subclass, yaitu: Pertama, gaya komunikasi turis, kedua, pakaian yang dipakai oleh wisatawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisatawan Sudan menghadapi tantangan untuk berkomunikasi dengan orang-orang di daerah tujuan wisata karena sebagian besar dari mereka tidak dapat berbicara bahasa Inggris, juga makanan Sunda yang tidak cocok untuk wisatawan Sudan. faktor makanan tampaknya kurang dibahas, meskipun itu adalah salah satu hal utama yang dapat mempengaruhi beberapa pilihan wisatawan, tetapi wisatawan Sudan tidak memilih tujuan yang mereka harapkan berdasarkan makanan. Wisatawan Sudan merasakan makna pariwisata Bandung sebagai kota yang sejuk dengan orang-orang yang ramah dan budaya yang kaya. Studi ini memberikan wawasan ke dalam diskusi pemasaran untuk pariwisata. Selanjutnya, temuan ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang pembangunan pariwisata. Kata kunci: Komunikasi, Makna, motif, wisatawan Sudan.Item Corporate Social Responsibility PT Berau Coal (Studi kasus Corporate Social Responsibility PT Berau Coal pada Komunitas Adat Terpencil suku Dayak Punan Km 10 Lati)(2014-10-20) MERY INDAH FRANSISCA BORU ARITONANG; Iriana Bakti; Deddy MulyanaMery Indah Fransisca Boru Aritonang, 210320090003, Program Studi Ilmu Komunikasi Program Pascasarjan Universitas Padjadjaran. Corporate Social Responsibility PT Berau Coal (Studi kasus Corporate Social Responsibility PT Berau Coal pada Komunitas Adat Terpencil suku Dayak Punan Km 10 Lati): Pembimbing Prof. H. Deddy Mulyana, M. A., Ph.D (Ketua) dan Dr. H. Iriana Bakti M. Si. (Anggota). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) latar belakang CSR, 2) mengetahui implementasi program CSR, 3) mengetahui respon dan partisipasi warga KAT km 10 terhadap program CSR yang dilaksanakan PT Berau Coal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Hasil penelitian menunjukan bahwa latar belakang Corporate social responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT Berau Coal pada KAT KM 10 Lati dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat melalui 4 pilar yaitu pendidikan, kesehatan, pengembangan ekonomi, budaya dan juga pembangunan infrastruktur. CSR ini dilatarbelakangi oleh keinginan menjaga hubungan baik (internal driven) dan pemenuhan kewajiban (compliance) yang bertumpu pada prinsip Tripple Bottom Line yaitu lingkungan (planet), isu sosial atau sumber daya manusia (people), dan isu ekonomi ( profit). CSR PT Berau Coal diawali dengan perencanaan, implementasi, evaluasi dan pelaporan dengan melibatkan partisipasi melibatkan masyarakat serta berbagai stakeholder. Respon dan partisipasi warga KAT km 10 beragam baik positif maupun negatif, salah satunya dikarenakan menurunnya intensitas sosialisasi dan pendampingan komunikasi antara PT Berau Coal dan warga KAT km 10 Lati. Kata Kunci: Corporate cocial responsibility (CSR)Item Cross-Cultural Communication and Impact of Immigration on Afghan Culture: (A Case Study of Afghan Migrants in Germany)(2023-12-07) ABDUL QAYOUM SAFI; Edwin Rizal; Herlina AgustinImmigration has long been a key factor in the changing of cultures and the enrichment of societies with many customs, beliefs, and behaviors. This study examines the impact of migration on the culture of Afghan immigrants in Germany. The purpose of this research is to provide comprehensive information about the numerous challenges faced by Afghan immigrants in Germany, their resistance mechanisms, and the preservation of their cultural identity. Using qualitative methodology based on in-depth interviews with 25 Afghan refugees in different German cities, the author has determined the impact of migration on the culture of Afghan refugees in Germany. To identify significant findings and patterns related to the study`s objectives, a thematic analysis was performed using NVivo 12. The result of this study highlights the critical importance of cultural sensitivity, empathy, and tolerance in promoting intercultural understanding and aiding Afghan immigrants` integration into German culture. In conclusion, the Afghan community`s immigration to Germany has not only contributed to the enrichment and diversification of German society but has also engendered a fascinating fusion of cultures, offering both challenges and opportunities for cultural preservation, adaptation, and integration.