Evaluasi Pejantan Sapi Perah Berdasarkan Produksi Susu Keturunannya di PT Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Pangalengan
- Penggunaan pejantan pada peternakan sapi perah terkadang diabaikan karena fungsinya dianggap hanya sekedar mengawini betina. Pejantan memiliki pengaruh yang besar, karena berpotensi memiliki keturunan lebih banyak dari betina. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pejantan yang digunakan di PT Ultra Peternakan Bandung Selatan (UPBS) Pangalengan. Penelitian menggunakan metode Contemporary Comparison (CC), yaitu dengan mengumpulkan catatan produksi susu laktasi pertama dari 832 ekor betina efektif keturunan pejantan terseleksi pada tahun 2014-2017. Pejantan yang digunakan sebanyak 16 ekor, terdiri dari pejantan (straw) asal World Wide Sire (USA) sebanyak 9 ekor, Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang 5 ekor, dan Australia 2 ekor. Hasil penelitian menunjukkan rataan produksi susu laktasi pertama terkoreksi lama laktasi 305 hari, 2x pemerahan setara dewasa sebesar 7.624,76 ± 1.366,81 kg. Nilai CC pejantan berada di rentang -2.269,03 kg sampai 2.761,12 kg. Sebanyak 7 ekor pejantan dengan persentase sebesar 43,75% memiliki total nilai CC positif. Nilai CC ketujuh pejantan secara berurutan: 3.416,23 kg (Jenny S Trump; USA); 2.761, 12 kg (O.S. Elmer; USA); 1.906,26 kg (L. Jet Bowser; USA); 1.334,27 kg (S. Gypsy B.; IDN); 734,73 (C. Starlight; IDN); 299,05 kg (Brasilia; AUS); dan 62,09 kg (Gold Lyn Dickey; USA).