CITY BRANDING SAWAHLUNTO KOTA WISATA TAMBANG YANG BERBUDAYA MELALUI KARNAVAL SONGKET (Studi Kasus City Branding Kota Sawahlunto Melalui Sawahlunto International Songket Carnival (SISCa) 2016)
No Thumbnail Available
Date
2017-05-12
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Abstract
Nurkhalila Fajrini (210120150037), 2017. Konsentrasi Hubungan Masyarakat. Program Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran, dengan Dr. H. Iriana Bakti, M.Si sebagai Ketua Tim Pembimbing dan Dr. Evi Novianti, M.Si sebagai Anggota Tim Pembimbing. Penelitian ini berjudul “CITY BRANDING SAWAHLUNTO KOTA WISATA TAMBANG YANG BERBUDAYA MELALUI KARNAVAL SONGKET (Studi Kasus City Branding Kota Sawahlunto Melalui Sawahlunto International Songket Carnival (SISCa) 2016).”
Songket Silungkang merupakan produk andalan hasil kerajinan masyarakat Kota Sawahlunto. Sejarah songket dan sejarah tambang memperkuat city branding Sawahlunto dalam mewujudkan visi “Kota Wisata Tambang Yang Berbudaya” yang tertuang dalam Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2001 pada event SISCa. Pada SISCa 2016, transformasi Kota Wisata Tambang Yang Berbudaya direalisasikan melalui konsep dan desain penampilan peserta karnaval.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan dan latar belakang penyelenggara menjadikan Sawahlunto International Songket Carnival (SISCa) 2016 dalam city branding Sawahlunto Kota Wisata Tambang yang Berbudaya, pemahaman penyelenggara terkait SISCa 2016 dan tindakan komunikasi yang dilakukan penyelenggara SISCa 2016 dalam rangka city branding Sawahlunto. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Teori Konstruksi Sosial Atas Realitas dan konsep city branding menjadi landasan dalam membahas hasil penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan penyelenggara menjadikan SISCa 2016 dalam city branding Sawahlunto adalah adanya keterkaitan dampak yang ditimbulkan dari SISCa 2016 tersebut yakni, dampak ekonomi dan dampak pariwisata. Pemahaman penyelenggara SISCa 2016 terkait city branding Kota Sawahlunto tertuang dalam Misi SISCa 2016 sebagai bentuk transformasi visi Kota dengan mengangkat konsep wisata tambang. Tindakan komunikasi yang dilakukan penyelenggara melalui tiga tahapan komunikasi, yakni (1) komunikasi tahap awal SISCa antara pemerintah dengan pihak internal dan eksternal, (2) komunikasi saat berlangsungnya SISCa 2016 secara langsung dan simbolik, dan (3) komunikasi pasca SISCa 2016 dilakukan untuk menjalin hubungan baik dalam persiapan SISCa selanjutnya. Dengan demikian, penyelenggaraan SISCa 2016 dilakukan sebagai salah satu bentuk promosi daerah melalui karnaval songket sebagai perwujudan visi Kota Sawahlunto.
Description
Keywords
City Branding, Pemerintah, Daerah