Aat SriatiErmiatiGALIH GANJAR PRAKOSO2024-06-132024-06-132023-07-06https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/220110190052Berkembangnya teknologi informasi di Indonesia membuat semakin banyaknya pengguna internet dan gawai yang didominasi oleh remaja. Terdapat beberapa risiko yang dibawa oleh kemajuan teknologi komunikasi ini salah satunya cyberbullying. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran cyberbullying di SMAN Jatinangor. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dengan desain deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI SMAN Jatinangor, Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling sebanyak 860 siswa. Kuesioner penelitian yang digunakan adalah CVBS oleh Çetin et al (2011) yang telah diterjemahkan dan diuji face validity kepada siswa kelas XII IPS 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 486 siswa (74,54%) menjadi pelaku dan korban, 12 siswa (1,84%) menjadi pelaku, dan 117 siswa (17,94%) menjadi korban cyberbullying. Bentuk cyberbullying paling banyak dilakukan dan diterima siswa adalah seseorang atau pelaku menggunakan kata kasar dalam sosial media dengan jumlah 474 siswa (72,70%) sebagai korban dan 285 siswa (43,71%) sebagai pelaku. Sedangkan bentuk cyberbullying yang paling sedikit diterima siswa adalah siswa dipaksa berbicara tentang masalah seksual di internet dengan korban sebanyak 133 siswa (20,40%) dan bentuk cyberbullying yang paling sedikit dilakukan oleh siswa adalah penipuan menggunakan internet dengan jumlah pelaku 16 siswa (2,45%). SMAN Jatinangor merupakan salah satu sekolah dengan kasus cyberbullying dilihat dari jumlah korban dan pelaku paling banyak di sekolah tersebut. Hal ini menunjukkan perlu adanya tindak lanjut pencegahan dan penanganan kasus cyberbullying di sekolah.CyberbullyingRemajaSiswa SMAGambaran Cyberbullying pada Siswa di SMAN Jatinangor