Indra HadikrishnaLucky RiawanMUHAMMAD FAUZI AKBAR2024-06-062024-06-062020-04-24https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/160110160039Pendahuluan: Gigi impaksi merupakan gigi yang mengalami erupsi tidak sempurna dalam rentang waktu erupsi normal. Keadaan tersebut dapat disebabkan karena terhalang oleh jaringan keras, lunak, maupun karena kurangnya lengkung rahang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui profil kasus gigi impaksi molar ketiga rahang bawah berdasarkan usia, jenis kelamin, kelas, angulasi, tindakan dan tindakan anestesi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran Bandung pada tahun 2017 – 2019. Metode: Penelitian merupakan studi deskriptif menggunakan total sampling dengan menggunakan data sekunder pasien untuk memperoleh data profil gigi impaksi molar ketiga rahang bawah di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran Bandung, penentuan klasifikasi berdasarkan Pell & Gregory dan Winter menggunakan aplikasi imagej, dan menggunakan Intraclass Correlation Coefficient (ICC) untuk validitas data. Hasil dan pembahasan: terdapat 146 pasien kasus gigi impaksi dengan 62(42,5%) laki-laki dan 84(57,5%) perempuan. Hal ini mungkin dikarenakan perbedaan masa pertumbuhan antara perempuan dan laki-laki. Kasus gigi impaksi paling banyak terjadi pada kelompok usia remaja 12-25 tahun sebanyak 72(49,3%). Hal ini mungkin terjadi karena seiring bertambahnya usia semakin meningkat juga kesadaran mengenai pencegahan dan penanganan komplikasi gigi impaksi serta pengangkatan gigi impaksi yang sudah dilakukan sebelumnya. Terdapat 177 gigi impaksi, paling banyak terjadi pada gigi 48 sebanyak 91(51,4%). Gigi impaksi klasifikasi Pell & Gregory kelas B 110(62,1%) paling banyak ditemukan. Berdasarkan batas anterior ramus kelas II 164(91,1%) menjadi yang terbanyak. Hal ini mungkin terjadi karena kurang lengkung rahang. Horizontal 79(44,6%) menjadi angulasi paling sering. Terjadi perbedaan angulasi tersebut mungkin dikarenakan overdevelopment atau underdevelopment akar gigi yang berbeda. Tindakan yang dilakukan adalah odontektomi 177(100%) dengan paling banyak menggunakan anestesi lokal 136(93,2%) dibanding anestesi umum 10(6,8%). Simpulan: Kasus gigi impaksi molar ketiga rahang bawah di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran Bandung pada tahun 2017 – 2019 paling banyak terjadi pada perempuan dan paling banyak pada kelompok usia 12-25 tahun. Dengan klasifikasi Pell & Gregory kelas IIB dan klasifikasi Winter angulasi horizontal. Seluruh tindakan dilakukan dengan odontektomi, mayoritas menggunakan anestesi lokal.ProfilGigi impaksiMolar ketigaProfil Gigi Impaksi Molar Ketiga Rahang Bawah di RSGM Unpad Bandung