Dini Saraswati HandayaniMeita DhamayantiSAFIRA KANSA MADYASARI2024-05-202024-05-202019-10-13https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/130104150016Pendahuluan : Masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang termasuk dalam golden period merupakan periode sangat kritis. Deteksi dini pertumbuhan bayi perlu dilakukan, dengan pengukuran antropometri di antaranya yaitu pengukuran BB (Berat Badan), PB (Panjang Badan), dan LK (Lingkar Kepala). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui survei ukuran antropometri bayi usia 9-15 bulan di wilayah Kota Sukabumi dan Kabupaten Cirebon pada tahun 2018. Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif non eksprerimental dengan pendekatan studi deskriptif metode cross sectional, data variabel diambil dengan pengukuran secara langsung dengan hasil pemeriksaan dikonfersikan dan diklasifikasikan berdasarkan grafik WHO, yaitu z-score. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan status gizi bayi di Kota Sukabumi dan Kabupaten Cirebon terdapat 0,76% gizi buruk; 8,33% gizi kurang 0,76%, gizi lebih; 15,91% pendek; 3,03% sangat pendek; 0,76%) sangat kurus; 3,03% kurus; 2,27% risiko gemuk; 0,76% gemuk; dan 13,64% mikrosefali. Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada bayi usia 9-15 bulan sebagian besar berada pada status gizi baik, namun masih banyak juga bayi yang memiliki gangguan pertumbuhan., seperti pada perbandingan indeks antropometri antar status gizi, terdapat 6,06% bayi dengan status gizi BB/U gizi kurang yang juga mengalami pendek berdasarkan PB/U.AntropometriBerat BadanPanjang BadanSURVEI UKURAN ANTROPOMETRI PADA BAYI USIA 9-15 BULAN DI WILAYAH SUKABUMI DAN CIREBON TAHUN 2018