Prihatini AmbaretnanSelly RiawantiCHANG XIAOZHU2024-05-272024-05-272015-09-04https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/171220132501ABSTRAK Tesis ini, adalah tentang Gender dan Adaptasi Antarbudaya di Keluarga Perkawinan Campur sebuah Studi Kasus pada Keluarga Perkawinan Campur Laki-laki Tionghoa dan Perempuan Sunda. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami kondisi gender dan adaptasi antarbudaya para anggota dalam keluarga perkawinan yang kedua orang tuanya memiliki perbedaan latar belakang etnis dan budaya. Melalui penelitian ini, penulis ingin memahami bagaimana anggota dalam keluarga perkawinan campur dapat beradaptasi antara dua macam latar belakang kebudayaan dalam keluarga dan dalam masyarakat yang lebih luas dari perspektif Antropologi. Kemudian, penulis juga ingin mempelajari peran gender antara anggota keluarga perempuan dan laki-laki, untuk menjelaskan bagaimana pengaruh budaya yang berbeda mempengaruhi peran tersebut dalam kehidupan keluarga. Perkawinan campur antara laki-laki Sunda dan perempuan Tionghoa jarang terjadi, bahkan dalam studi area tidak ditemukan, karena perempuan Tionghoa harus menikah dengan laki-laki yang kelas ekonominya lebih tinggi dan pernikahan yang telah diatur oleh keluarga. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data diperoleh melalui observasi non-partisipatif dan wawancara mendalam yang dilakukan di lapangan terhadap tujuh belas informan. Dari hasil penelitian terungkap bahwa: 1) perkawinan campur yang berada di Kelurahan Cibadak, kebanyakan antara laki-laki Tionghoa keturunan kedua atau ketiga dengan perempuan Sunda; 2) adaptasi antarbudaya dalam keluarga perkawinan campur paling tampak pada masalah pendidikan anak-anak; 3) pengaruh kebudayaan untuk anggota-anggota keluarga perkawinan campur berbeda-beda, yang paling kuat adalah pengaruh dari kebudayaan Sunda; 4) identitas etnis anggota keluarga perkawinan campur dipengaruhi oleh latar belakang agama. Hal ini terlihat dari suami Tionghoa yang semula beragama Kristen, memilih beragama Islam dan anak-anaknya juga mengikuti agama kedua orang tuanya yaitu Islam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa identitas etnis Sunda lebih dominan daripada identitas etnis Tionghoa. Sebaliknya terjadi pada yang memilih memeluk agama Kristen, pada keluarga ini, identitas etnis Tionghoa lebih kuat daripada identitas etnis Sunda.GenderAdaptasi AntarbudayaIdentitas EtnikGender dan Adaptasi Antar Budaya di Keluarga Perkawinan Campur (Studi Kasus pada Keluarga Perkawinan Campur Laki-laki Tionghoa dan Perempuan Sunda di Kelurahan Cibadak, Bandung, Jawa Barat)