Nirredatiningtyas Rinaju PurnomowulanTidak ada Data DosenAJENG RAHAYU TJARAKA2024-06-112024-06-112016-12-05https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/180810120026Motif Verkleidung (penyamaran) dalam kesusastraan Jerman sering ditemukan dalam karya-karya yang terbit pada periode Aufklärung dan Vormärz. Lustspiel Aufklärung „Der Misogyn“ karya Gotthold Ephraim Lessing dan Lustspiel Vormärz „Leonce und Lena“ karya Georg Büchner memiliki kesamaan dan perbedaan dalam penyajian motif tersebut. Metode sastra bandingan digunakan untuk mengkaji kedua karya dan difokuskan pada tiga hal, yaitu latar belakang penyamaran tokoh utama, wujud penyamarannya, dan unsur-unsur estetika yang digunakan dalam perwujudan motif tersebut. Dalam penelitian ini ditemukan adanya kesamaan dan perbedaan pada kedua karya, antara lain kesamaan pemanfaatan motif Verkleidung sebagai sarana pencapai tujuan, namun dipicu oleh hal yang berbeda, pada „Der Misogyn“ sebagai perlawanan terhadap pandangan misoginis, sedangkan pada „Leonce und Lena“ sebagai perlawanan terhadap tradisi. Perbedaannya juga dapat dilihat melalui wujud penyamarannya, pada Lustspiel „Der Misogyn“ motif Verkleidung direpresentasikan melalui cross-dressing, sedangkan dalam Lustspiel „Leonce und Lena“ direpresentasikan melalui Maskenspiel. Keragaman penyajian motif tersebut dipengaruhi oleh Zeitgeist pada masing-masing periode yang dibuktikan melalui kesesuaian masalah yang diangkat dalam karya dengan kondisi sosial masyarakat pada periode penciptaannya.LustspielMotifSastra BandinganMOTIF VERKLEIDUNG DALAM LUSTSPIEL AUFKLRUNG DER MISOGYN KARYA GOTTHOLD EPHRAIM LESSING DAN LUSTSPIEL VORMRZ LEONCE UND LENA KARYA GEORG BCHNER