Kartika Indah SariRosiliwati WihardjaCINDY FELLICIA2024-05-222024-05-222019-03-25https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/160110150007Pendahuluan: Asma merupakan penyakit inflamasi saluran napas yang bersifat kronis ditandai dengan ditemukannya riwayat gejala pernapasan seperti mengi, sesak napas, sesak dada, dan batuk. Pemberian obat merupakan penatalaksanaan utama untuk penyakit asma. Dosis, durasi, dan frekuensi dari penggunaan obat inhalasi dipengaruhi oleh keparahan penyakit pada masing-masing penderita dan frekuensi serangan asma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pH saliva berdasarkan frekuensi penggunaan obat inhalasi 1 kali, 2 kali, dan 3 kali pada penderita asma bronkial. Metode: Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif-komparatif melibatkan 47 subjek (38 orang perempuan dan 9 orang laki-laki) yang merupakan pasien asma di BBKPM Bandung. Subjek diminta untuk mengumpulkan salivanya ke dalam saliva collection cup dengan metode draining kemudian diperiksa pH saliva dengan menggunakan pH strip. Hasil: Rata-rata pH saliva pada kelompok dengan frekuensi penggunaan obat inhalasi 1 kali adalah 7,400 &plusmn; 0,307, pada kelompok dengan frekuensi 2 kali adalah 6,733 &plusmn; 0,272, dan pada kelompok dengan frekuensi 3 kali adalah 6,075 &plusmn; 0,320. Semakin tinggi frekuensi penggunaan obat inhalasi, pH saliva semakin rendah. Terdapat perbedaan signifikan pH saliva pada penderita asma dengan frekuensi penggunaan obat inhalasi 1 kali, 2 kali, dan 3 kali, dengan nilai (p<0,05). Simpulan: Terdapat perbedaan pH saliva berdasarkan frekuensi penggunaan obat inhalasi pada penderita asma.AsmaFrekuensi Penggunaan Obat InhalasipH SalivaPERBEDAAN PH SALIVA BERDASARKAN FREKUENSI PENGGUNAAN OBAT INHALASI PADA PENDERITA ASMA BRONKIAL