Yanti SetiantiJenny Ratna SuminarSRI WAHYUNINGSIH2024-05-172024-05-172019-10-08https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/210130150018Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) pasca pasung, menurut survei terpadu yang dilakukan oleh seluruh petugas kesehatan Puskesmas Ardimulyo Kecamatan Singosari kabupaten Malang, bekerja sama dengan kader-kader posyandu, bahwa jumlah terbanyak adalah desa Wonorejo Kecamatan Singosari Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur yaitu berjumlah 37 orang, tetapi peneliti fokus pada ODGJ pasca pasung yang berjumlah 7 orang. Setelah mereka mendapatkan perawatan dari Rumah Sakit Jiwa Lawang, kemudian mereka mendapatkan perawatan Posyandu Jiwa di desa Wonorejo melalui komunikasi terapeutik. Dari kasus-kasus kejiwaan di desa Wonorejo, banyak aktivitas psikoterapi dan sosial terapi di lingkungan keluarga ODGJ pasca pasung di desa Wonorejo. Tujuan penelitian ini adalah menggali dan mengungkapkan metode komunikasi terapeutik tenaga kesehatan untuk ODGJ pasca pasung di Posyandu Jiwa desa Wonorejo; 2) menggali dan mengungkapkan aktivitas komunikasi terapeutik keluarga, kader jiwa, dan perawat ketika di lingkungan rumah pasien ODGJ pasca pasung; 3) Menggali dan mengungkapkan hambatan-hambatan komunikasi terapeutik tenaga kesehatan, kader jiwa, dan keluarga terhadap pasien ODGJ pasca pasung; 4) Menggali dan mengungkapkan kontinuitas pelaksanaan komunikasi terapeutik untuk pasien ODGJ pasca pasung. Metode penelitiannya adalah kualitatif, dengan paradigma konstruktivistik. Pendekatan penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian ini menggunakan purposive sampling. Dari kriteria yang didapatkan, subjek penelitiannya adalah 2 psikiater, 2 pegawai PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit), 3 perawat, 7 keluarga pasien. Objek penelitiannya adalah komunikasi terapeutik tenaga kesehatan, kader jiwa, keluarga, dan pasien di Posyandu Jiwa desa Wonorejo. Metode pengumpulan datanya adalah observasi, wawancara mendalam, dukumentasi, dan bahan audio visual. Validitas datanya adalah triangulasi, perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, pengecekan melalui diskusi, kecukupan referensi, dan member check. Hasil penelitiannya adalah 1) Metode komunikasi terapeutik yang dilakukan psikiater bersama perawat kepada pasien gangguan jiwa, pertama, telepsychiatry therapy dan psychopharmaca therapy; kedua, metode rehabilitasi mental dilakukan perawat bersama kader jiwa diantaranya sport therapy, handycraft therapy, psychoreligious therapy, dan activity group therapy; 2) Aktivitas komunikasi terapeutik pertama, aktivitas komunikasi keluarga untuk pasien gangguan jiwa adalah terapi komunikasi keluarga, dan terapi komunikasi obat; kedua, Aktivitas komunikasi perawat dan kader jiwa, adalah home visite, dan psikoedukasi keluarga pasien; 3) Hambatan-hambatan komunikasi terapeutiknya adalah jaringan lemah, noise suara, bahasa, kurang kooperatif, pendidikan, koherensi, stranger anciety, emosional dan penampilan perawat; 4) Kontinuitas komunikasi psikoedukasi dilakukan untuk pasien karena daya tahan stress pasien relatif rendah, agar pasien tetap stabil, bisa menggali kebutuhan-kebutuhan pasien, meminimalisir pasien kambuh dan melamun, meminimalisir stigma dari masyarakat, tidak re-pasung, dan tidak re-dukun.Komunikasi TerapeutikODGJ Pasca PasungTelepsychiatry TherapyKOMUNIKASI TERAPEUTIK ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA WONOREJO (Studi Kasus Komunikasi Terapeutik ODGJ Pasca Pasung Melalui Posyandu Jiwa Desa Wonorejo Sebagai Desa Siaga Sehat Jiwa Di Kecamatan Singosari