Reiza D. DienaputraMumuh Muhsin ZRONI TABRONI2024-05-222024-05-222021-05-26https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/180130160021Disertasi ini berisi uraian tentang Ma’had Al-Zaytun dalam pusaran gerakan sosial Islam di Jawa Barat dari tahun 1999 sampai tahun 2014. Ada empat pokok permasalahan yang dibahas dalam disertasi ini, yaitu: pertama, bagaimana latar sejarah dan kondisi sosial politik pada masa sebelum dan ketika Ma’had Al-Zaytun berdiri? Kedua, bagaimana pengaruh ideologi dan gerakan sosial Islam di Jawa Barat pada akhir abad XX dan awal abad XXI terhadap Ma’had Al-Zaytun? Ketiga, bagaimana respons pemerintah, kalangan agama, nasionalis, santri, alumni, dan masyarakat terhadap Ma’had Al-Zaytun? Keempat, bagaimana perkembangan, pola, dan tipologi gerakan Ma’had Al-Zaytun? Kelima, mengapa Ma’had Al-Zaytun memilih jalan tersebut? Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sejarah yang meliputi empat tahapan, yaitu: heuristik, kritik atau analisis, interpretasi, dan historiografi. Untuk memperoleh eksplanasi tentang permasalahan yang diteliti, penulis menggunakan teori dan konsep-konsep Sosiologi, di antaranya: pertama, tujuh landasan penelitian gerakan sosial yang dikemukakan oleh Landsberger. Kedua, teori gerakan sosial Islam atau aktivisme Islam yang dikemukakan oleh Wiktorowicz untuk mengenali ciri-ciri gerakan sosial Islam. Ketiga, teori mobilisasi sumber daya yang dikemukakan oleh Oberschall. Keempat, konsep difusi atau transmisi kebudayaan untuk melihat pengaruh gerakan-gerakan sosial Islam yang ada di Jawa Barat terhadap Ma’had Al-Zaytun. Kelima, konsep elite dari T.B. Bottomore. Berdasarkan hasil penelitian ada sebuah kondisi yang memungkinkan gerakan seperti Ma’had Al-Zaytun bisa hidup dan berkembang, yaitu kebebasan pers. Ma’had Al-Zaytun dapat disebut sebagai gerakan yang kemudian mengadopsi berbagai ideologi atau metode gerakan dari berbagai gerakan sosial Islam yang telah ada. Tujuannya adalah untuk mempertahankan eksistensi mereka dari segala isu yang beredar dan berusaha untuk menjangkau semua kalangan. Ada tiga periodesasi gerakan Ma’had Al-Zaytun, yaitu; 1) periode romantisme NII KW IX dan identifikasi diri. 2) periode krisis dan fleksibilitas gerakan. 3) periode penyatuan dengan Pancasila dan NKRI. Berbicara tentang tipologi gerakan sosial, Ma’had Al-Zaytun kemudian dapat dikategorikan sebagai sebuah gerakan yang berusaha untuk menciptakan suatu masyarakat yang ideal atau tipe gerakan utopia. Peran AS Panji Gumilang di Ma’had Al-Zaytun begitu menonjol dalam hal bagaimana dia membangun hubungan dengan kelas sosial utama, bagaimana kemudian dia juga memodifikasi pola gerakan Ma’had Al-Zaytun, dari suatu gerakan yang terindikasi NII KW IX dan bersifat bawah tanah menjadi gerakan yang terbuka untuk umum dengan menjual ide perdamaian dan toleransi beragama. Sebuah pilihan rasional melihat situasi dan kondisi yang dihadapinya.Mahad Al-ZaytunAS Panji GumilangGerakan Sosial IslamMAHAD AL-ZAYTUN INDRAMAYU DALAM PUSARAN GERAKAN SOSIAL ISLAM DI JAWA BARAT (1999-2014)