Achmad RizalJuniantoINE MAULINA2024-05-172024-05-172015https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/150130150016Dinamika dari sumber daya glass eel pada dasarnya dapat digambarkan dari hasil tangkapan yang berubah-ubah sebagai fungsi dari input produksi dan output yang dihasikan sebagai proses dari usaha penangkapan ikan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran model pengelolaan sumberdaya glass eel (Anguilla bicolor bicolor) berkelanjutan yang sampai sekarang belum tersentuh kebijakan yang komperehensif menyangkut parameter biologi sumber daya ikan sidat dan kegiatan ekonomi dari pemanfaatannya. Tujuan khusus penelitian ini adalah menilai indeks dan status keberlanjutan ketersediaan glass eel di Sukabumi Jawa barat melalui pendekatan Rapfish serta mengidentifikasi atribut sensitif yang berpengaruh terhadap indeks keberlanjutan pada masing-masing dimensi melalui leverage analysis, serta analisis prospektif untuk menentukan peubah dominan yang sangat berpengaruh terhadap sistem ketersediaan glass eel. Menganalisis nilai hasil tangkapan aktual, optimal (MEY), lestari (MSY) dan rente sumberdaya perikanan pada pemanfaatan sumber daya glass eel di perairan pesisir Sukabumi, dengan menggunakan model bioekonomi Copes dan dampak kesejahteraan bagi nelayan. Menganalisis model distribusi rantai pasokan, margin keuntungan dan nilai tambah serta merumuskan instrumen kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan glass eel berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dan indept interview. Alat analisis yang dipakai adalah pendekatan teknik RAPFISH, model bioekonomi Gordon – Shaefer dan bioekonomi Copes, Analisis Regresi dan analisis margin dan nilai tambah pemasaran. Serta analisis instrument kebijakan menggunakan Data Envelopment Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Status perikanan sidat di pesisir Kabupaten Sukabumi berdasarkan kondisi eksisting diperoleh nilai indeks keberlanjutan perikanan (IKP) sebesar 46,96 % termasuk dalam status kurang berkelanjutan “Less Sustainable” selang nilai 25,01-50. Analisis Rapfish terhadap keberlanjutan sumberdaya glass eel dengan parameter perbedaan zonasi daerah penangkapan. Menunjukkan nilai indeks tertinggi pada zonasi B yaitu daerah penangkapan di muara Sungai Cimandiri. Pengevaluasian terhadap status keberlanjutan pengelolaan perikanan sidat dengan pandangan yang komprehensif yaitu mencakup kelima dimensi yaitu; dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan etik. Peningkatan status keberlanjutan dari kurang berlanjut kearah status berlanjut dapat melalui beberapa arahan kebijakan yang sesuai dengan perbaikan dari atribut yang memiliki daya ungkit tinggi. Pemanfaatan sumberdaya glass eel dengan hasil tangkapan aktual rata-rata berdasarkan data asli maupun data terkoreksi (138965 trip) belum melewati tingkat upaya pada kondisi MSY, Kebijakan rezim pengelolaan berkelanjutan melalui implementasi MEY akan menghasilkan surplus pemerintah sebesar Rp 2.063.560.160,- per tahun, dengan harga glass eel rata-rata Rp, 874.718,871 per kg. Salah satu upaya regulasi adalah diterbitkannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun 2009 yang melarang ekspor ikan sidat ukuran di bawah 100 g dan atau berdiameter 2,5 cm. Secara tidak langsung membuka peluang usaha baru dan kesempatan kerja di sektor perikanan melalui sistem budidaya yang memiliki nilai tambah 112,3 persen pada peningkatan ukuran pemasaran benih sidat. Rata-rata skor CU selama periode 2004-2018 adalah 0,88 yang mengindikasikan bahwa selama periode tersebut perikanan beroperasi 88 % dari kapasitas optimal. Upaya menjaga kelestarian ikan sidat adalah adanya kesepahaman dan perhatian secara lintas sektoral. Pengelolaan sumber daya alam yang diusulkan pada perikanan tangkap glass eel ini adalah Community Based Fisheries Management atau pengelolaan berbasiskan masyarakat.glass eelstatus keberlanjutanbioekonomi Gordon-Schaefer dan CopesMODEL PENGELOLAAN SUMBERDAYA GLASS EEL (Anguilla bicolor bicolor Mc.Clelland,1844) BERKELANJUTAN DI SUKABUMI, JAWA BARAT INDONESIA