IskandarAchmad RizalHARYANTI2024-05-172024-05-172024-01-12https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/150130207502Kajian Kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) Untuk Pengembangan Urban Farming Perikanan di Wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,Tangerang dan Bekasi) dilakukan selama kurang lebih 6 bulan (September 2021-Februari 2022) dengan menggunakan metoda deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis kualifikasi sumberdaya manusia (SDM) yang terlibat dalam pengembangan urban farming perikanan di Wilayah Jabodetabek, mengkaji dan menganalisis kinerja berbagai jenis urban farming perikanan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangannya, mengkaji dan menganalisis manfaat urban farming perikanan dalam memperkuat ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi masyarakat perkotaan di Wilayah Jabodetabek dalam masa pandemi atau pasca pandemi Covid 19. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian Riset I tentang Kajian Kualifikasi Sumberdaya Manusia (SDM) Urban Farming Perikanan di Wilayah Jabodetabek, diketahui bahwa pelaku urban farming perikanan memiliki latar belakang pendidikan formal mulai dari SD sampai dengan Diploma (S0) hingga Sarjana (S1) dan tidak memiliki latar belakang keilmuan bidang perikanan. Pelaku urban farming perikanan baik ikan konsumsi (IK) maupun ikan hias (IH) didominasi oleh masyarakat yang berpendidikan SLA dengan kisaran umur 28-60 tahun. Produktivitas Urban Farming Perikanan ikan konsumsi (IK) dipengaruhi Pendidikan Formal (PF) dan sebaliknya untuk ikan hias (IH). Kemampuan SDM untuk pengembangan Urban Farming Perikanan dapat diperoleh melalui Pendidikan Informal (PI) dan Pengalaman (P). Training Need Analysis (TNA) dapat diterapkan untuk mengidentifikasi kebutuhan pengetahuan para anggotanya Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) untuk mengurangi gap atau kesenjangan pengetahuan yang dimiliki anggota. Berdasarkan hasil penelitian Riset II tentang Kinerja Urban Farming Perikanan di Wilayah Jabodetabek, model usaha urban farming perikanan telah menghasilkan pendapatan bersih yang cukup baik, baik per siklus maupun per unit produksi, dan bervariasi sesuai dengan model usahanya. Untuk model usaha ikan konsumsi (IK), pendapatan bersih perbulan terbesar diperoleh pada model usaha urban farming perikanan Pembesaran Ikan Lele dengan dengan media Kolam Plastik (IK-2), model usaha pembesaran Ikan Nila dengan media Kolam Plastik (IK-3), model usaha Pembesaran Ikan Lele menggunakan Tong Plastik (IK-4), Pembenihan Ikan Lele di Kolam Tanah (IK-5), Pembenihan Ikan Patin di Kolam Beton (IK-6) dan Pembesara Ikan Lele dalam Ember (IK-1). Untuk model usaha ikan hias (IH), hampir semua model usaha menunjukkan pendapatan bersih yang lebih baik dibandingkan dengan model usaha ikan konsumsi (IK). Pendapatan bersih tertinggi diperoleh dari usaha ikan hias Manfish (IH-1), diikuti oleh usaha ikan Goldfish (IH-2), Guppy (IH-4), Cupang (IH-5) dan Platis (IH-3). Usaha urban farming perikanan untuk semua model, baik untuk usaha ikan konsumsi (IK) maupun ikan hias (IH), telah memberikan keuntungan bulanan kepada para pelaku usaha urban farming perikanan dan keuntungan terbesar diperoleh dari usaha ikan hias (IH). Urban farming perikanan ikan konsumsi (IK) bisa diandalkan untuk memperkuat ketahanan pangan dan urban farming perikanan ikan hias (IH) untuk memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat dengan meningkatkan kapasitas produksinya melalui penambahan unit produksi 5-10 unit. Hasil Riset III tentang Urban Farming Perikanan Sebagai Alternatif Usaha Untuk Memperkuat Ketahanan Pangan dan Ekonomi di wilayah Jabodetabek telah menunjukkan bahwa urban farming perikanan baik ikan konsumsi (IK) maupun ikan hias (IH) dapat dikembangkan sebagai asalah satu alternatif usaha untuk memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat perkotaan. Urban farming perikanan di wilayah Jabodetabek telah memberikan manfaat kepada masyarakatnya dalam memperoleh pendapatan tambahan baik pada masa krisis ekonomi seperti pandemi Covid 19, maupun setelahnnya. Untuk itu diharapkan pemerintah dapat memberikan dukungan pengembangannya dengan memberikan fasilitas pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia (SDM), bimbingan teknis dan organisasi, penyediaan sarana dan prasarana, serta pemberian akses terhadap pendanaan atau permodalan untuk pengembangan usahanya.Kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM)Urban Farming PerikananWilayah Jabodetabek.KAJIAN KUALIFIKASI SUMBERDAYA MANUSIA (SDM) UNTUK PENGEMBANGAN URBAN FARMING PERIKANAN DI WILAYAH JABODETABEK