H. Eky SetiawanIda Ayu Evangelina NurdiatiINDAH AYU LESTARI2024-11-192024-11-192019-07-18https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/160321150006Celah bibir dan langit-langit merupakan malformasi kongenital yang paling sering terjadi pada rongga mulut. Proses rehabilitasi pasien celah bibir dan langit-langit dimulai dengan prosedur bedah yang dilakukan pada usia dini. Prosedur bedah meliputi penutupan celah pada bibir, palatum lunak dan keras. Prosedur bedah penutupan celah mengakibatkan adanya ketegangan bibir atas dan jaringan parut mempengaruhi pertumbuhan vertikal wajah. Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif, yaitu mengukur perbedaan tipe wajah 22 pasien pasca bedah penutupan celah bibir dan langit-langit dengan 20 pasien non celah bibir dan langit-langit sebagai kelompok kontrol yang dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Kedua kelompok variabel belum dirawat ortodonti dan tipe wajah ditentukan dengan perhitungan Indeks Vert. Hasil penelitian menunjukkan seluruh pasien pada kelompok kontrol memiliki tipe wajah normal (mesofacial) dan pasien pasca bedah penutupan celah bibir dan langit-langit memiliki tipe wajah bervariasi: 2 severe dolicofacial, 3 dolicofacial, 6 light dolicofacial, 10 mesofacial dan 1 brachyfacial. Pengujian data dianalisis dengan menggunakan analisis paired t-test (p<0,0042) dan disimpulkan terdapat perbedaan signifikan tipe wajah pasien pasca penutupan celah bibir dan langit-langit dengan pasien non celah bibir dan langit-langit.Celah bibir dan langit-langitTipe wajahIndeks Vert.ANALISIS TIPE WAJAH PASIEN PASCA PENUTUPAN CELAH BIBIR DAN LANGIT-LANGIT DENGAN PASIEN NON CELAH BIBIR DAN LANGIT-LANGIT SEBELUM PERAWATAN ORTODONTI (Analisis Ricketts Indeks Vert)