Tidak ada Data DosenTidak ada Data DosenROSI JANATI2024-05-312024-05-312015-02-04https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/260112130554Abstrak Analisis dan penilaian yang dilakukan terhadap pengobatan yang diberikan kepada pasien merupakan kegiatan pemantauan terapi obat (PTO). PTO dilakukan pada pasien rawat inap penyakit yang berdasarkan hasil pemeriksaan awal dan penunjang, pasien didiagnosa mengalami Acute CKD ec. Glomerulopati sekunder (suspek SLE), dengan diagnosa tambahan SLE. Pada kondisi pasien gangguan ginjal yang dialaminya merupakan salah satu manifestasi klinis dari SLE, dimana ginjal merupakan organ yang sering terlibat pada pasien dengan SLE. Lupus nefritis memerlukan perhatian khusus agar tidak terjadi perburukan dari fungsi ginjal. Obat - obatan yang diterima pasien antara lain amlodipin, furosemid, bicnat (sodium bicarbonat), calos (ca carbonate), asam folat, paracetamol, metilprednisolon, dan siklofosfamid. Dalam PTO ini dilakukan identifikasi kemungkinan terjadinya DRP (Drug Related Problem) yaitu adanya interaksi obat, dan dosis siklofosfamid yang tidak sesuai. Interaksi yang ada pada profil pengobatan pasien antara lain antara obat amlodipin-calos, amlodipin-metilpednisolon, furosemid-asam folat, furosemide-calos, dan metilprednisolon-calos. Sedangkan untuk dosis siklofosfamid diperlukan penyesuaian perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh pasien. Sebagai farmasis maka setelah dilakukan penilaian secara objektif dan subjektif, diberikan beberapa planing yang ditujukan untuk menjaga dan memperbaiki kondisi pengobatan pasien. Pasien SLE juga memerlukan informasi yang benar dan dukungan dari sekitarnya dengan maksud agar dapat hidup mandiri. Pasien memerlukan pengetahuan akan masalah aktivitas fisik, cara mengurangi atau mencegah kekambuhan, sehingga perlu dilakukan pemberian komunikasi, informasi dan edukasi kepada dokter, perawat, dan juga pasien.PTOSLECKDPEMANTAUAN TERAPI OBAT PASIEN RAWAT INAP PENYAKIT DALAM (Diagnosis : Acute CKD ec. Glomerulopati sekunder (suspek SLE))