Budi RajabOekan Soekotjo AbdoellahKENI KURNIASARI2024-05-272024-05-272022-01-07https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/171220160003Pasca diterimanya Bandung yang menjadi bagian dari jaringan kota kreatif dunia UNESCO tahun 2015 sebagai Kota Kreatif dalam bidang desain, pemerintah kota ini melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan ekosistem kreatif yang melibatkan beragam pemangku kepentingan di sektor ini. Meski terdapat banyak perbedaan pandangan antara pemerintah dan pelaku kreatif dalam memahami wacana ekonomi kreatif, pemerintah tetap berupaya mengembangkan model pemerintahan kolaboratif yang mengakomodir peranan pelaku kreatif untuk turut berkontribusi dalam perumusan kebijakan mengenai perkembangan ekonomi kreatif di kota ini. Penelitian ini tertarik untuk mengkaji bagaimana pemerintah Kota Bandung membangun pola relasi yang dibutuhkan untuk membangun ekosistem kreatif di kota ini dengan studi kasus simpul kreatif Bandung Creative Hub (BCH), melalui perspektif anatomi kota kreatif. Sudut pandang ini meyakini bahwa sebuah ekosistem kota kreatif terdiri dari lapisan atas, bawah dan tengah, di mana kekuatan ekosistem tersebut bergantung pada peranan penting lapisan tengah yang mampu memberdayakan potensi para pemangku kepentingan yang terlibat di dalamnya.Kota kreatifsimpul kreatifpemerintahan kolaboratifUPAYA PEMERINTAH KOTA MEMBANGUN POLA RELASI DALAM PENGEMBANGAN BANDUNG SEBAGAI KOTA KREATIF