MurgayantiErni SuminarDESI SANDRA ANDRIATI2024-05-162024-05-162024-01-12https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/150510190235Induksi akar merupakan salah satu faktor penting dalam kesuksesan kultur jaringan karena tahapan ini akan mempersiapkan tanaman dari kondisi in vitro untuk dipindahkan di lingkungan ex vitro. Induksi akar dapat dilakukan dengan penambahan auksin Indole Acetic Acid (IAA), Indole Butyric Acid (IBA), dan Napthalene Acetic Acid (NAA) dengan konsentrasi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi dan jenis auksin terbaik untuk induksi akar kunyit putih secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juli 2023 di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi Benih Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 10 perlakuan dan 3 ulangan: Kontrol, IAA (1,0 mg/L, 2,0 mg/L, 3,0 mg/L), IBA (1,0 mg/L, 2,0 mg/L, 3,0 mg/L), dan NAA (1,0 mg/L, 2,0 mg/L, 3,0 mg/L). Analisis ragam yang digunakan untuk melihat efek statistik pengaplikasian auksin adalah Uji ANOVA dan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa auksin berpengaruh nyata terhadap waktu muncul akar, jumlah akar, panjang akar, tinggi planlet, dan bobot basah planlet. Perlakuan NAA memberikan hasil terbaik terhadap jumlah akar, panjang akar, dan bobot basah planlet, sementara perlakuan IBA memberikan hasil terbaik terhadap waktu muncul akar dan tinggi planlet. Perlakuan 3,0 mg/L NAA meningkatkan jumlah akar yang terbentuk hingga 7,67 buah, dan perlakuan 1,0 mg/L NAA meningkatkan panjang akar serta bobot basah planlet. Sedangkan, perlakuan 3,0 mg/L IBA mempercepat waktu munculnya akar hingga 3,00 HST dan meningkatkan tinggi planlet hingga 18,95 cm.IAAIBAKultur JaringanPengaruh Jenis dan Konsentrasi Auksin terhadap Pertumbuhan Akar Tanaman Kunyit Putih (Kaempferia rotunda L.) secara In Vitro.