Imas RafiyahLaili RahayuwatiVISI AURORA AMARTHA2024-06-042024-06-042018-07-20https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/220110140002Pacaran remaja meningkat sejalan dengan meningkatnya kejadian pemaksaan perilaku seksual pranikah dalam pacaran, kehamilan diluar nikah dan aborsi, remaja putri rentan terhadap dampak negatif tersebut. Hal ini dapat dicegah dan diatasi dengan asertivitas seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi asertivitas seksual pada remaja putri di SMK Baabul Kamil Jatinangor. Desain penelitian yaitu deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian yaitu remaja putri di SMK Baabul Kamil Jatinangor dengan metode total sampling sebanyak 98 orang tetapi saat penelitian tidak ada proses belajar mengajar di sebagian kelas, sehingga digunakan kuesioner online dan diperoleh sampel 65 orang dengan tingkat drop out 33,7%. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Skala Asertivitas Seksual oleh Natalia Tholense dan Wahyu Rahardjo (2013). Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif berupa nilai mean dan crosstab. Asertivitas seksual responden berada dikategori tinggi dengan mean 146,25. Komponen menghormati hak-hak orang lain dan diri sendiri menunjukkan skor tertinggi (5,10), diikuti dengan berani mengemukakan pendapat secara langsung (5,05), jujur (4,37), memperhatikan situasi dan kondisi (4,19), dan memperlihatkan bahasa tubuh yang sesuai (4,12). Karakteristik responden mean asertivitas seksual tertinggi didapatkan pada usia 17 tahun (148,9), jurusan administrasi perkantoran dan keperawatan(147,6), kelas XI (149,5), dan jumlah pengalaman pacaran 4-6 kali (148,2). Asertivitas seksual remaja putri secara umum berada pada kategori tinggi, tetapi masih ada yang dikategori sedang. Dengan demikian, diperlukan peer education agar seluruh siswi dapat memiliki asertivitas seksual tinggi dan dapat mempertahankan asertivitas seksual yang sudah tinggi pada mayoritas siswi.Asertivitas SeksualPerilaku Seksual PranikahRemajaAsertivitas Seksual pada Remaja Putri di SMK Baabul Kamil Jatinangor