Suseno AmienNono CarsonoSYIFA NABILA2024-05-152024-05-152019-07-03https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/150510150168Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata) merupakan salah satu tanaman spesies Crassulacaeae yang telah terbukti secara ilmiah akan berbagai aktivititas farmakologinya. Adapun pada tanaman serupa yang memiliki metabolit sekunder, teknik kultur jaringan telah umum dimanfaatkan untuk selanjutnya dieksplorasi secara famakologi melalui kalus pada metode suspensi sel. Dalam pengembangan kalus tanaman cocor bebek, penggunaan Zat Pengatur Tumbuh auksin 2,4 Dikhlorofenoksiasetat (2,4-D) diharapkan mampu mempercepat proses induksi kalus sehingga pertumbuhannya dapat dicapai dalam waktu yang relatif lebih cepat. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara penggunaan Zat Pengatur Tumbuh 2,4-D yang dikombinasikan dengan 1 ppm Benzyl Adenin (BA) pada tiga aksesi cocor bebek dan daya regenerasinya. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dua faktor. Faktor pertama yaitu aksesi tanaman cocor bebek yang terdiri dari 3 aksesi yaitu a1 (Cocor Bebek 1), a2 (Cocor Bebek 2), a3 (Cocor Bebek 3). Faktor kedua adalah konsentrasi 2,4-D dengan 3 taraf yaitu d0 (0 ppm), d1 (1 ppm), d2 (2 ppm). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara aksesi cocor bebek dan konsentrasi 2,4-D pada pengamatan waktu induksi kalus dan ukuran kalus. Aksesi cocor bebek 2 dengan penambahan konsentrasi 2,4-D sebesar 1 ppm menunjukkan respons terbaik untuk kedua karakter yakni karakter waktu kemunculan kalus (8,2 hari) dan karakter ukuran kalus dengan standar ukuran clay models (12,6 skala kalus) yang terbentuk selama 8 minggu. Sementara pada tahap regenerasi, hanya aksesi Cocor Bebek 2 yang mampu memberikan respon kemunculan calon tunas setelah dilakukan regenerasi selama 7 minggu.AksesiAsam 24 DikhlorofenoksiasetatInduksi Dan Regenerasi Kalus Tiga Aksesi Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.) Pers.) Menggunakan 2,4-D Secara In Vitro