Tiana MilandaAde ZuhrotunMICHAEL OCTAVIANUS2024-05-302024-05-302016-01-19https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/260110120116Tumbuhan pakan primata terbukti memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi teraktif dari daun beringin (Ficus benjamina Linn) dan kiara kebo (Ficus altissima Blume) terhadap bakteri Bacillus subtilis ATCC 6633. Tahap penelitian meliputi determinasi tumbuhan, penyiapan simplisia, ekstraksi simplisia, uji aktivitas ekstrak, penentuan profil kromatografi lapis tipis (KLT) ekstrak teraktif , fraksinasi ekstrak teraktif dengan kromatografi cair vakum (KCV), penentuan profil KLT fraksi, uji aktivitas fraksi, penentuan konsentrasi hambat tumbuh minimum (KHTM) dan konsentasi bunuh minimum (KBM) fraksi teraktif, dan penapisan fitokimia simplisia, ekstrak dan fraksi teraktif. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat daun kiara kebo merupakan ekstrak teraktif dengan diameter hambat pertumbuhan Bacillus subtilis ATCC 6633 sebesar 15,3 mm pada konsentrasi 1,25%. Ekstrak ini mengandung senyawa flavanoid, steroid, monoterpenoid dan sesquiterpenoid, dengan rendemen ekstrak sebanyak 2,12% (b/b) terhadap simplisia. Kelompok fraksi II (fraksi 5-10) dan III (fraksi 11-15) adalah fraksi teraktif, dengan diameter hambat pertumbuhan Bacilus subtilis ATCC 6633 sebesar 13,1-12,6 mm pada konsentrasi 3%. Kedua kelompok fraksi kemudian digabungkan dan dilakukan penentuan KHTM dan KBM. Hasilnya, fraksi memiliki nilai KHTM dan KBM pada konsentrasi 0,0625% (b/v) dan 0,125% (b/v). Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa fraksi ini mengandung senyawa golongan flavanoid, steroid, monoterpenoid dan sesquiterpenoid.AntibakteriFicus benjamina LinnFicus altissima BlumeAktivitas Antibakteri Fraksi Teraktif Dari Daun Beringin (Ficus benjamina Linn) dan Kiara Kebo (Ficus altissima Blume) terhadap Bacillus subtilis ATCC 6633