AnasNoladhi WicaksanaNURMALITA WALUYO2024-05-172024-05-172021-02-19https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/150320180008Nurmalita Waluyo. 2021. Parameter genetik, Korelasi, Interaksi G x E, dan Analisis Stabilitas, Komponen Hasil serta Karakter Pertumbuhan 12 Genotipe Bawang Merah (Allium cepa L. var Aggregatum) di Tiga Lokasi Dataran Tinggi. Dibimbing oleh Noladhi Wicaksana dan Anas. Parameter genetik, korelasi, interaksi G X E dan analisis stabilitas sangat penting dalam perakitan bawang merah (Allium cepa l. var Aggregatum). Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendapatkan varietas unggul baru (VUB) bawang merah yang stabil di dataran tinggi. Percobaan ini telah dilakukan dari bulan Agustus sampai dengan November 2019 di Lembang (Kab. Bandung Barat), Pacet (Kab. Bandung), dan Samarang (Kab. Garut). Rancangan percobaan yang digunakan di setiap lokasi adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), diulang 3 (tiga) kali. Materi percobaan meliputi 12 genotipe bawang merah yang terdiri atas 7 (tujuh) klon unggul hasil pemuliaan (klon B1, klon B19, klon B63, klon B72, klon B77, klon B102, klon B222), dan 5 (lima) varietas komersial (Trisula, Bali karet, Maja cipanas, Bima brebes dan Sumenep). Karakter yang diamati meliputi karakter pertumbuhan, komponen hasil, dan hasil. Analisis data meliputi keragaman genetik, heritabilitas, analisis korelasi, path analisis, analisis varian gabungan dengan uji lanjut Least Significant Increase (LSI) pada taraf 5 %, analisis stabilitas metode Francis and Kannerberg (1978) dan AMMI (Additive Main Effect and Multiplicative Interaction). Hasil menunjukkan keragaman genetik bawang merah menunjukkan ragam fenotipik luas, dan ragam genotipik sempit dan luas dengan heritabilitas tinggi. Terjadi korelasi antar karakter di setiap lokasi dataran tinggi. Terjadi interaksi G x E pada karakter panjang daun, lebar daun, tebal daun, tinggi batang semu, diameter batang semu, persentase tanaman berbunga, berat kering per umbi, susut bobot (basah-kering umbi), total padatan terlarut, hasil umbi basah per hektar dan hasil umbi kering per hektar bawang merah di dataran tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan klon B72 merupakan klon paling stabil pada karakter hasil umbi basah per hektar, klon B102 merupakan klon paling stabil pada karakter hasil umbi kering per hektar, dan klon B1 merupakan klon spesifik lokasi Lembang. Klon-klon tersebut akan didaftarkan sebagai VUB bawang merah dengan keunggulan daya hasil tinggi dengan daerah adaptasi di dataran tinggi.Bawang merahparameter genetikkorelasiPARAMETER GENETIK, KORELASI, INTERAKSI G X E, DAN ANALISIS STABILITAS HASIL, KOMPONEN HASIL, SERTA KARAKTER PERTUMBUHAN 12 GENOTIPE BAWANG MERAH (Allium cepa L. var Aggregatum) DI TIGA LOKASI DATARAN