R. Agus NurwiadhAndri HardiantoLENI RUSLAINI2024-06-062024-06-062021-10-13https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/160121170010Pendahuluan: Celah palatum merupakan defek kongenital yang paling sering terjadi pada regio kraniofasial. Gangguan yang paling banyak ditimbulkan adalah gangguan berbicara merupakan salah satu masalah yang paling krusial pada tahap awal tumbuh kembang penderita. Penutupan celah palatum bertujuan untuk mendapatkan bentuk anatomi dan fungsi palatum sebagai organ bicara. Penilaian suara dengan analisa akustik suara pada penderita celah palatum dilakukan dengan melihat nilai frekuensi suara. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara lebar celah palatum komplit unilateral dan frekuensi suara pada pasien pasca palatoplasti. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan prospektif, dengan subjek penelitian sebanyak 21 orang. Penelitian dilakukan dengan cara mengukur lebar celah palatum pada hasil cetakan rahang atas secara digital dan mencatat nilai frekuensi suara saat perekaman suara. Analisa statistik menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil: Hasil penelitian uji korelasi Rank Spearman menunjukkan nila koefisien hubungan sebesar 0,25 (P<0,05) dengan katagori kekuatan hubungan yang rendah atau lemah, terdapat hubungan yang negatif antara lebar celah palatum komplit unilateral terhadap frekuensi suara dimana semakin besar lebar celah palatum maka akan menyebabkan frekuensi suara yang dihasilkan semakin rendah. Simpulan: Terdapat korelasi yang lemah antara lebar celah palatum komplit unilateral dan frekuensi suara pada pasien pasca palatoplastiFrekuensi suaralebar celah palatumpalatoplastiKorelasi antara Lebar Celah Palatum Komplit Unilateral dan Frekuensi Suara Pada Pasien Pasca Palatoplasti