Syarif HidayatSiska RasiskaMOCHAMAD RIDAM R2024-05-142024-05-142014-07-08https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/150510090053Stabilitas agroekosistem diantara lain ditentukan oleh keragaman serangga dan interaksi antar komponen ekosistem. Penurunan keragaman serangga terkait dengan perluasan sistem tanam monokultur, perubahan iklim dan penggunaan pestisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keragaman serangga dan peranannya, serta pengaruh lingkungan biotik dan abiotik yang mempengaruhi keragaman serangga di dalam agroekosistem. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari – April 2014 di Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan, yang merupakan Desa konservasi keanekaragaman hayati. Pencuplikan serangga dilakukan dengan menggunakan perangkap nampan kuning, pitfall trap, sweeping net dan pengamatan secara langsung dari 50 tanaman sampel pada areal lahan pengamatan dengan luas 1 ha. Serangga yang diperoleh diidentifikasi secara morfo sepesies dan dianalisis menggunakan indeks keragaman Shannon. Hasil dari penelitian diperoleh 2665 individu, yang terdiri dari 10 ordo, 54 famili dan 113 spesies. Indeks keragaman tertinggi diperoleh saat 5 Minggu Setelah Tanam, sebesar 3.36, sedangkan terendah saat 8 Minggu Setelah Tanam, sebesar 2.47. Keragaman serangga selama penelitian tergolong sedang hingga tinggi. Curah hujan serta penggunaan pestisida menjadi faktor lingkungan abiotik yang memberikan pengaruh terhadap keragaman serangga.Keragaman SeranggaHamaMusuh AlamiKERAGAMAN SERANGGA PADA AGROEKOSISTEM PERTANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN PANGALENGAN