Indah Suasani WahyuniWahyu HidayatASIMA TRISNAWATI NABABAN2024-06-062024-06-062020-07-13https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/160110160022Pendahuluan: Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) merupakan penyakit mulut yang sering terjadi pada masyarakat terutama kelompok usia remaja. SAR bukan merupakan penyakit berbahaya yang dapat mengancam jiwa, namun rasa sakit yang ditimbulkan dapat mengganggu proses makan, berbicara, dan menelan sehingga menurunkan kualitas hidup penderita. Metode: Non-eksperimental, deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian sebanyak 46 remaja di SMP Negeri 1 Jatinangor berusia 12-15 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan didiagnosis SAR oleh dokter gigi Spesialis Penyakit Mulut (SpPM). Penelitian dilakukan dengan cara memeriksa rongga mulut menggunakan alat dasar, bantuan lampu cahaya putih, dan pengukuran diameter ulser menggunakan probe William. Lesi ulser didokumentasikan menggunakan kamera telepon genggam dengan resolusi HD 720 x 1280 piksel. Hasil: Terdapat sebanyak 54 (18%) dari 300 remaja memiliki lesi ulerasi, dan 46 remaja (15,34%) di antaranya didiagnosis SAR. Karakteristik lesi ulserasi yang paling banyak ditemukan adalah tunggal (84,8%), lokasi lesi tunggal (69,23%) dan lesi ganda (92,86%) di mukosa labial, berbentuk oval (56,60%), tipe minor (73,59%), tepi regular (84,9%), dikelilingi eritematous (96,22%), kedalaman lesi dangkal (62,26%), dasar datar (62,26%), dan warna lesi putih (60,38%). Simpulan: Karakteristik lesi SAR yang paling banyak ditemukan adalah tunggal, lokasi di mukosa labial, berbentuk oval, tipe minor, tepi regular dikelilingi eritematous, kedalaman lesi dangkal, dasar datar, dan warna lesi putihSARremajakarakteristik lesi ulserKarakteristik Lesi Stomatitis Aftosa Rekuren pada Remaja Usia 12-15 Tahun di Jatinangor