Yudhie AndriyanaAnindya Apriliyanti PravitasariROSA ROSMANAH2024-05-302024-05-302022-02-24https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/140720200006Gizi buruk pada balita disebabkan oleh rendahnya angka konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari. Rendahnya konsumsi energi dan protein tersebut dapat terjadi karena ketidakmampuan rumah tangga atau status sosial ekonomi, ketidaktahuan ibu tentang pemberian gizi yang baik untuk anak, serta pemberian ASI dan imunisasi. Unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh provinsi di Indonesia. Pemodelan gizi buruk balita dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh setiap variabel yang diteliti (explanatory variables) terhadap gizi buruk di Indonesia. Hasil eksplorasi awal pada data penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara explanatory variables dan gizi buruk di Indonesia memiliki pola yang dapat di spesifikasikan secara linier maupun sulit untuk di spesifikasikan secara linier. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan model semiparametrik. Jika seorang peneliti tidak yakin akan nilai sebenarnya dari parameter yang akan di taksir dalam model, maka parameter tersebut dianggap sebagai variabel acak yang memiliki distribusi tertentu. Oleh karena itu, dalam penelitian ini menggunakan pendekatan bayesian untuk menaksir parameter dalam model semiparametrik, yaitu Bayesian Non and Semiparametric (BNSP). Hasil penaksiran parameter dalam model dapat digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh setiap explanatory variables terhadap gizi buruk di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imunisasi dasar lengkap dan variabel rata-rata lama sekolah (RLS) memiliki pengaruh yang negatif terhadap gizi buruk, sehingga semakin banyak balita yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan semakin berpendidikan penduduk di suatu wilayah maka kejadian gizi buruk dapat diturunkan. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa berat badan lahir rendah (BBLR) dan pemberian ASI eksklusif tidak memiliki pengaruh terhadap gizi buruk. Hal ini dapat terjadi karena gizi buruk dapat dicegah dengan perbaikan gizi balita meskipun saat lahir memiliki berat badan yang rendah, dan sebaliknya gizi buruk dapat terjadi pada masa balita meskipun di berikan ASI eksklusif saat berusia dibawah enam bulan. Variabel persentase penduduk miskin (PPM) memiliki pengaruh yang positif terhadap gizi buruk, dengan kata lain, semakin banyak penduduk miskin maka kejadian gizi buruk balita akan semakin meningkat. Hal ini terjadi karena penduduk miskin menyebabkan ketidakmampuan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan makanan, minuman, dan kesehatan balita dalam rumah tangga.Gizi burukBayesianSemiparametrikPEMODELAN GIZI BURUK BALITA USIA 0-59 BULAN MENGGUNAKAN BAYESIAN SEMIPARAMETRIC REGRESSION