Ayu Prawesti PriambodoRistina MirwantiTIFFANY KHOIRUNNISA2024-06-042024-06-042019-02-08https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/220110140084Meningkatnya kasus paliatif dapat meningkatkan juga angka kunjungan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang disebabkan oleh adanya gejala akut yang tidak dapat dikontrol sehingga diperlukan adanya penanganan gejala (symptom management) pada kasus paliatif di IGD. Di Indonesia belum ditemukan penelitian mengenai penanganan gejala pada kasus paliatif di IGD. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis gejala, penatalaksanaan, dan menilai kondisi pasien paliatif setelah ditangani. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi observasi, wawancara, dan studi dokumentasi pada 41 pasien yang dipilih menggunakan consecutive sampling dengan kriteria pasien paliatif berdasarkan skor penapisan pasien paliatif ≥ 4. Penelitian ini menggunakan instrumen Penapisan Pasien Palliative Care dan lembar observasi yang dianalisis menggunakan rumus distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien dengan gejala sesak napas (60,9%) ditangani dengan pemberian oksigen (76%); nyeri (29,3%) ditangani dengan pemberian obat (41,7%); batuk (21,9%) ditangani dengan nonfarmakologi. Rata-rata pasien tidak mengalami perbaikan kondisi (60,7%) sehingga perlu dirawat inap (64,4%) untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sesak napas, nyeri, dan batuk merupakan tiga gejala tertinggi. Penanganan yang diberikan berupa terapi oksigen, pemberian obat-obatan, dan tindakan nonfarmakologi. Sebagian besar pasien tidak mengalami perbaikan kondisi dan harus di rawat inap. Tenaga medis IGD perlu mempertimbangkan penggunakan obat-obatan dalam menangani gejala pasien paliatif di IGD.instalasi gawat daruratkasus paliatifpenanganan gejala.Gambaran Penanganan Gejala (Symptom Management) pada Kasus Paliatif di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung