Siti Chaerani Djen AmarSutisnaHIRONIMUS WAHYU TOI2024-05-302024-05-302017-07-28https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/121120150008Pada dasarnya masalah kemiskinan di Indonesia tak pernah sepi dari ajang pembicaraan. Data nasional menunjukan bahwa jumlah penduduk miskin per maret 2016 mencapai 28,01 juta orang (10,86%) dari jumlah penduduk nasional. Sedangkan tingkat kemiskinan di provinsi NTT per September 2016 mencapai 1.150.080 juta orang (22,19%) dari total penduduk NTT 5,3 juta jiwa. Demikian pula dengan persentase tingkat kemiskinan di kampung Mukun yang diambil dari dua desa yakni Desa Golo Meni dan Desa Mokel per Februari 2017 yakni sebesar 1.468 orang (26.22%) dari jumlah penduduk sebanyak 5.599 orang. Ada begitu banyak program pemerintah yang berkaitan dengan upaya pengentasan kemiskinan, akan tetapi upaya tersebut seringkali gagal oleh karena adanya kecenderungan yang menempatkan orang miskin lebih sebagai obyek belaka, sedikit sekali yang dengan sadar dan penuh tanggung jawab memposisikan orang miskin sebagai subyek, sekaligus pemilik sah dan pemain utama dalam agenda pengentasan kemiskinan bagi diri mereka sendiri. Melihat kenyataan tersebut diatas satu instrumen yang paling tepat dalam upaya memberdayakan orang miskin khususnya di wilayah pedesaan adalah dengan cara melakukan pendekatan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Dengan pendekatan tersebut ratusan keluarga miskin telah terangkat derajat sosial dan ekonominya. Adalah Kampung Mukun di Desa Golo Meni dan Desa Mokel, Kec. Kota Komba, Kab. Manggarai Timur – NTT yang telah berhasil menggunakan pendekatan KSM untuk memberdayakan masyarakat miskin melalui program kegiatan keuangan mikro gerakan seribu rupiah per hari. Hal ini seperti yang dilakukan oleh KSM Ratu Damai dan KSM Compang Dalo yang telah berhasil mengumpulkan modal sosial dan modal finansial dari masyarakat pedesaan untuk memberdayakan diri mereka sendiri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif karena fokus pada fenomena kegiatan keuangan mikro gerakan seribu rupiah per hari pada KSM. Dimana makna yang terkandung di dalam setiap fenomena hanya akan bisa diungkap dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Tulisan ini mengambarkan tentang kekuatan keuangan mikro gerakan seribu rupiah per hari yang bisa menjadi kekuatan strategis dalam mengumpulkan modal sosial dan modal finansial dari masyarakat pedesaan. Penelitian ini dilakukan terhadap 26 responden dan juga 7 (tujuh) informan yang ada di dua desa. Penelitian ini terdiri dari beberapa bagian penting : Pertama, permasalahan mendasar yang dialami masyarakat di Mukun. Kedua, referensi (sumber acuan) untuk mendukung penelitian, Ketiga, Metode penelitian, Keempat, hasil dan pembahasan sebuah penelitian. Kelima, kesimpulan dari sebuah hasil penelitian yang menunjukan bahwa kegiatan keuangan mikro gerakan seribu rupiah per hari pada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di kampung Mukun ternyata sangat efektif atau bermanfaat bagi kehidupan anggota KSM di kedua desa tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa program tersebut mampu mengentaskan kemiskinan bagi anggota KSM, mengembangkan wawasan berpikir bagi anggota KSM, dapat meningkatkan keterampilan baru bagi anggota KSM, dapat memupukan modal swadaya bagi anggota KSM, mempunyai keterkaitan dengan pasar dan anggota KSM dapat memperoleh pendapatan. Selain itu program tersebut ternyata mampu memberantas peran pengijon ataupun para pelepas uang yang ada di kampung Mukun.kekuatankeuanganmikroEfektivitas Gerakan Seribu Rupiah Per Hari Pada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Di Kampung MUkun Kabupaten Manggarai Timur - NTT