Andri HardiantoFarah Asnely PutriFAUZAN AKMAL2024-11-282024-11-282023-08-09https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/160121190004Pendahuluan: Prosedur odontektomi mengakibatkan cedera jaringan pasca operasi yang mengakibatkan respon inflamasi (pembengkakan, nyeri dan keterbatasan membuka mulut) yang dapat menurunkan kualitas hidup subjek. Kadar vitamin D (25OHD) didalam tubuh memiliki peran dalam kondisi inflamasi. Pemberian terapi adjuvan vitamin D (terapi standar kombinasi dengan suplementasi vitamin D) pasca odontektomi molar ketiga mandibula dapat meningkatkan efikasi obat standar dalam mengurangi inflamasi. Tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa perbedaan pembengkakan, bukaan mulut, nyeri dan kadar PGE2 saliva antara kelompok terapi standar dengan kelompok terapi adjuvan vitamin D pasca odontektomi molar ketiga mandibula. Metode: Penelitian dilakukan pada subjek yang telah dilakukan tindakan odontektomi molar ketiga mandibula, yang dibagi menjadi dua kelompok (terapi standar dan terapi adjuvan vitamin D). Kedua kelompok dilakukan pengukuran pembengkakan wajah, skor nyeri, dan bukaan mulut sebelum operasi, 24 jam dan 168 jam pasca operasi.¬ Pengambilan sampel saliva untuk mengukur kadar PGE2 dilakukan sebelum operasi dan 24 jam pasca operasi. Hasil: Hasil penelitian dari 93 orang didapatkan hasil perbedaan yang signifikan secara statistik pada pembengkakan wajah (p=0,008<0,05), bukaan mulut (p=0,001<0,005), nyeri (p=0,001<0,005) dan kadar PGE2 saliva (p=0,001<0,005). Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok yang diberikan terapi adjuvan vitamin D dibandingkan kelompok terapi standar berdasarkan penilaian klinis dan kadar PGE2 saliva.InflamasiOdontektomiProstaglandin E2PERBEDAAN KADAR PROSTAGLANDIN E2 SALIVA DAN KRITERIA INDIKATOR KLINIS ANTARA SUBJEK YANG MENDAPATKAN TERAPI STANDAR DENGAN YANG MENDAPATKAN VITAMIN D SEBAGAI TERAPI ADJUVAN PASCA ODONTEKTOMI MOLAR K