JuliatiNovinaAGHITSA HAALIYA MAALINY2024-05-182024-05-182013https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/130110130141Latar Belakang: Penumpukan jaringan adiposa pada berat badan lebih dan obesitas dapat menyebabkan peningkatan glukosa darah. Pengukuran antropometri dapat menilai penumpukan jaringan adiposa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis masing-masing korelasi antara parameter antropometri yaitu indeks massa tubuh, lingkar lengan atas dan lingkar pinggang dengan glukosa darah puasa pada remaja usia 17 – 19 tahun. Metode: Penelitian potong lintang dilakukan pada September - November 2016. Teknik sampling acak sederhana dilakukan pada mahasiswa Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data primer diambil dengan menggukan istrumen pengukuran antropometri dan glukometer AccuCheck Active. Korelasi Pearson digunakan untuk mencari masing-masing korelasi antara indeks massa tubuh, lingkar lengan atas, lingkar pinggang dengan glukosa darah puasa. Hasil: Analisis korelasi Pearson menunjukkan korelasi tidak bermakna antara indeks massa tubuh dengan glukosa darah puasa (r = 0,126, p = 0.122) dan lingkar pinggang dengan glukosa darah puasa (r = 0.087, p = 0.211) dengan glukosa darah puasa, terdapat korelasi bermakna antara lingkar lengan atas dengan glukosa darah puasa (r = 0.192, p = 0.037). Kesimpulan: Terdapat korelasi lemah antara lingkar lengan atas dengan glukosa darah puasa pada remaja usia 17 – 19 tahun. Namun tidak terdapat korelasi signifikan antara indeks massa tubuh, lingkar pinggang dengan glukosa darah puasa pada remaja 17 – 19.glukosa darah puasaindeks massa tubuhlingkar lengan atasKorelasi Indeks Massa Tubuh, Lingkar Lengan Atas, Lingkar Pinggang dengan Glukosa Darah Puasa pada Remaja Usia 17-19 Tahun