Rasmi RikmasariSeto PramuditaEVY CAROLINA CHOANDRA2024-11-252024-11-252023-07-12https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/160110190061Latar Belakang: Gangguan sendi temporomandibula dilaporkan telah memengaruhi 50-75% populasi orang dewasa dan dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Etiologi dari gangguan ini bersifat multifaktorial, salah satu penyebabnya adalah kebiasaan parafungsi mengunyah permen karet. 13% dari anak remaja dan orang dewasa dilaporkan melakukan aktivitas mengunyah permen karet rutin. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara mengunyah permen karet dengan gangguan sendi temporomandibula. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode rapid review dengan penapisan dan pencarian artikel dilakukan mengacu pada pedoman Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-analysis (PRISMA). Pencarian artikel dilakukan menggunakan kata kunci dan kriteria inklusi pada database Google Scholar, PubMed, dan ScienceDirect. Hasil: Sebanyak 4 artikel dengan metode penelitian observasional diinklusikan dalam penelitian ini. Evaluasi mengenai kebiasaan mengunyah permen karet dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara, sedangkan parameter yang digunakan untuk mengevaluasi gangguan sendi temporomandibula adalah anamnesis dan pemeriksaan klinis berdasarkan Research Diagnostic Criteria for TMD (RDC/TMD). Tiga artikel menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara mengunyah permen karet dan gangguan sendi temporomandibula, sedangkan 1 artikel menyimpulkan bahwa perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai topik ini. Heterogenitas yang terjadi dapat disebabkan oleh perbedaan karakteristik sampel dan metode yang digunakan dalam mengevaluasi kebiasaan mengunyah permen karet dan tanda-tanda gangguan sendi temporomandibula. Simpulan: Tinjauan ini menunjukkan bahwa kebiasaan mengunyah permen karet dapat menjadi penyebab terjadinya gangguan sendi temporomandibula. Introduction: Temporomandibular joint disorder was reported to affect 50 until 75% of the adult population and can affect an individual’s quality of life. The etiology of this disorder is multifactorial; it can be caused by parafunctional habit, chewing gum. 13% of adolescents and adults were reported chewing gum regularly. Purpose: This study aims to determine the relationship between chewing gum and temporomandibular joint disorder. Methods: This study was conducted using the rapid review method with screening and search referring to the Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-analysis (PRISMA) guidelines. Article searches were performed using keywords and inclusion criteria in the Google Scholar, PubMed, and ScienceDirect databases. Results: A total of 4 articles using observational research methods were included. Evaluation of the habit of chewing gum was carried out using questionnaires and interviews, while the parameters used to evaluate temporomandibular joint disorders were anamnesis and clinical examination based on the Research Diagnostic Criteria for TMD (RDC/TMD). Three articles indicated that there was a significant association between gum chewing and temporomandibular disorder, whereas 1 article concluded that further studies on this topic were necessary. The heterogeneity that occurs can be caused by differences in sample characteristics and methods used in evaluating the habit of chewing gum and signs of temporomandibular joint disorders. Conclusion: This review showed that the habit of chewing gum can cause temporomandibular joint disorders.Mengunyah permen karetkebiasaan parafungsigangguan sendi temporomandibulaHubungan Mengunyah Permen Karet dengan Gangguan Sendi Temporomandibula: Rapid Review