Tidak ada Data DosenTidak ada Data DosenARI PRAMUDIYA2024-05-282024-05-282012-11-26https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/260110080029Disentri adalah suatu kondisi klinis dengan peradangan usus, diare, buang air besar yang berair danbercampur dengan darah, lendir dan nanah. Shigelladysenteriae merupakan penyebab penyakit disentri yang paling utama dan menimbulkan epidemi di daerah tropis dan subtropis. Kulit kayu manis merupakan salah satu bahan alam yang terbukti secara empiris dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Berdasarkan penelitian sebelumnya ekstrak kulit kayu manis diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap Shigella dysenteriae. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri fraksi kulit kayu manis terhadap Shigella dysenteriae. Penelitian dilakukan melalui tahap pengumpulan bahan dan determinasi tumbuhan, penapisan fitokimia, ekstraksi, uji aktivitas antibakteri ekstrak, fraksinasi ekstrak, uji aktivitas antibakteri fraksi, penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) fraksi, dan penentuan profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) fraksiaktif. Hasil penelitian menunjukkan fraksi n-heksan memberikan aktivitas antibakteri terbesar terhadap Shigelladysentriae dengan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM) terletak pada konsentras i0,156%-0,312% dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) terletak pada konsentrasi 0,312%. Dysentry is a clinical condition with intestinal inflammation, diarrhea, watery and mixed with blood, mucus, and pus faeces. Shigelladysenteriae is the main cause of dysentery and epidemics in tropical and subtropical regions. Cinnamon bark is a natural material that is empirically proven to cure various kind of diseases. Based on previous studies, cinnamon bark extract known to have antibacterial activity against Shigelladysenteriae. This research was conducted to determine the antibacterial activity of cinnamon bark fractions against Shigelladysenteriae. The research was conducted through a phase of collecting plant material and determination, phytochemical screening, extraction, antibacterial activity assay of extracts, fractionated extracts, fractions antibacterial activity assay, determination of Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) of fraction, and Thin Layer Chromatography (TLC) profiling of active fraction. The result shows that n-hexane fraction gave the best antibacterial activity against Shigelladysenteriae where the MIC lies in 0.156% -0.312% and MBC at a concentration of 0.312%. Keywords: Cinnamon, (Cinnamomumburmanni (Nees&T.Nees) Blume), ShigelladysenteriaeKayuManis(Cinnamomumburmanni(Nees&T.Nees) Blume)ShigelladysenteriaeAKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI n-HEKSAN, FRAKSI ETIL ASETAT DAN FRAKSI AIR KULIT KAYU MANIS(Cinnamomumburmanni(Nees&T.Nees) Blume) TERHADAP BAKTERI Shigelladysenteriae