SudradjatTb. Benito Achmad KurnaniTONI SAMIAJI2024-05-162024-05-162022-04-06https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/250130150001Konsentrasi SO2 (sulfur dioksida) di udara yang telah melewati baku mutu dapat menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat. Gas SO2 bila sudah terlarut dalam air hujan bisa membentuk hujan asam. Hujan asam berdampak buruk bagi lingkungan. Berdasarkan data BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), konsentrasi SO2 di Jakarta tahun 1983 hingga 2020 berfluktuasi dan pada tahun 2009 terdapat data yang telah melewati baku mutu. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis emisi SO2 total, menganalisis penurunan emisi SO2 di sekitar jalan raya setelah adanya kendaraan bermotor listrik, membuat multi skenario dan menganalisis kandungan sulfur dalam batu bara tiap tahun agar konsentrasi SO2 di Jakarta di bawah baku mutu. Pendekatan yang digunakan adalah dari beberapa permasalahan lingkungan yang ada di Jakarta, dicari dan disusun teori-teori (hasil penelitian yang lalu) yang relevan dengan permasalahan-permasalahan tersebut, kemudian dibuat kebaruannya sebagai landasan pembuatan masalah penelitian. Selanjutnya adalah membuat tujuan dan metode penelitian yang berkaitan dengan masalah penelitian tersebut. Untuk menjawab masalah penelitian tersebut dibuat proposisi. Data yang digunakan adalah Produk Domestik Regional Bruto, jumlah penduduk, produksi sampah rumah tangga, konsumsi bahan bakar, jumlah kendaraan bermotor di Jakarta. Selain itu adalah Produk Domestik Bruto, populasi, konsumsi bahan bakar nasional, koefisien emisi gas SO2, produksi barang-barang tertentu. Perhitungan emisi gas SO2 dilakukan dari 3 sumber : 1. pemakaian bahan bakar, 2. pembakaran sampah rumah tangga, 3. proses industri. Metodenya adalah pembuatan multi skenario yang akan menurunkan emisi SO2 tiap tahun dari konsumsi bahan bakar dan skenario baku mutu yang menentukan kandungan sulfur dalam batu bara untuk menekan konsentrasi SO2 agar selalu di bawah baku mutu pada periode 2022-2038. Temuan (hasil) dari penelitian ini diperoleh bahwa yang menyebabkan emisi SO2 dari kegiatan antropogenik di Jakarta meningkat dari tahun 1970 hingga 2020 adalah karena konsumsi bahan bakar dan produksi industri (selain minyak mentah) meningkat, penurunan kandungan sulfur dalam batu bara lebih efektif daripada penanganan gas buang dalam menurunkan konsentrasi SO2. Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. Tren emisi SO2 dari aktivitas antropogenik di Jakarta tahun 1970-2020 adalah naik secara non linear. Akibat penggunaan 1.725 kendaraan bermotor listrik pada tahun 2019 menjadi 11.969.837 unit pada tahun 2050 mengakibatkan pengurangan emisi SO2 di jalan raya di Jakarta 0 hingga 33 %. Berdasarkan analisis multi skenario, diperoleh bahwa dalam tahun 2021-2050 skenario batu bara merupakan skenario yang paling besar mengurangi emisi SO2 di Jakarta. Hasil analisis skenario baku mutu menunjukkan bahwa dengan mengurangi kandungan sulfur dalam batu bara tiap tahun, konsentrasi SO2 di Jakarta dari tahun 2022-2038 bisa memenuhi baku mutu udara ambien.Konsentrasi SO2batu baraskenarioSkenario pengurangan kandungan sulfur pada batu bara dalam rangka pemenuhan standar baku mutu konsentrasi SO2 di Wilayah Provinsi DKI Jakarta