Hery WibowoWahju GunawanDINA LARASINTA2024-07-252024-07-252023-10-04https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/170710190046Masjid memiliki peran sentral dalam kehidupan masyrakat muslim sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial. Namun, peran tersebut sering kali terbatas pada dimensi keagamaan saja. Untuk memaksimalkan peran masjid, salah satu nya dapat melalui kewirausahaan. Penelitian ini betujuan untuk mendeskripsikan dan melihat bagaimana praktik kewirausahaan sosial komunitas ISYEF Point RICMA di Masjid Cut Meutia, Jakarta Pusat, dengan menganalisis praktik kewirausahaan sosial tesebut menggunakan konsep habitus, kapital dan ranah yang dikemukakan oleh Bourdieu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis, serta data penelitian diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data purposive sampling melalui observasi non-participant, wawancara mendalam, dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan habitus yang terbentuk mendorong aktor untuk menjalankan praktik adalah keyakinannya atas pentingnya sebuah komunitas memiliki badan otonom, keinginin aktor untuk mengaplikasikan ilmu nya di Masjid Cut Meutia, dukungan dari yayasan, serta ajaran agama yang diyakini. Kemudian, mereka mampu mempersepsi dan mengapresiasi bahwa masjid tidak hanya memiliki fungsi sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai tempat kegiatan sosial dan lainnya. Aktor mampu memprediksi bahwa melalui praktik sosial berupa kegiatan kewirausahaan akan memberikan dampak dan manfaat. Selanjutnya, optimalisasi kapital ekonomi, kapital sosial, dan kapital budaya telah mendorong praktik kewirausahaan sosial terus berkembang dan bertahan sampai saat ini. Praktik kewirausahaan sosial tersebut telah memunculkan ranah baru yaitu ranah UMKM melalui kegiatan bazar yang hadir di Masjid Cut Meutia.KewirausahaanMasjidPraktik SosialPraktik Kewirausahaan Sosial Komunitas ISYEF Point RICMA di Masjid Cut Meutia Jakarta Pusat