Agung KaruniawanNono CarsonoM DICKY SEPTIAN2024-05-172024-05-172016-10-20https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/150510090186Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman budidaya penting di dunia dimana setiap tahun kebutuhannya meningkat. Salah satu cara pengembangan varietas baru dengan melakukan hibridisasi atau persilangan. Salah satu permasalahan yang terkadang dihadapi adalah kegagalan dalam melakukan persilangan karena waktu persilangan yang kurang tepat. Terdapat dua pendapat mengenai waktu persilangan yakni pada pukul 08.00 – 09.00 serta 10.00 – 11.00. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa persentase terbentuknya biji yang diperoleh dari dua waktu persilangan tersebut. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013 hingga bulan November 2013 di Rumah Kaca Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Dalam penelitian ini dipakai 7 genotip padi yaitu (Ciapus, Pandanwangi, IR64, IP135, PP51, CAKA72, dan CAKA283). Dari penelitian yang telah diperoleh persentase keberhasilan persilangan terendah pada persilangan pukul 08.35 dengan kombinasi persilangan IP135 x IR64 yakni sebesar 16,67%, dan persentase tertinggi yaitu persilangan pada pukul 11.01 dengan kombinasi persilangan PP51 x CAKA283 dan persentase keberhasilan yang diperoleh sebesar 40%. Waktu persilangan terbaik adalah pukul 10.00 – 11.00 pagi yang direkomendasikan untuk tanaman padi (Indica dan Japonica) Kata-kata kunci: Persilangan, Waktu Persilangan, Persentase Terbentuknya Biji, PadiPersilanganWaktu PersilanganPersentase Terbentuknya BijiPERSENTASE KEBERHASILAN ENAM KOMBINASI PERSILANGAN PADA TUJUH GENOTIP PADI (Oryza sativa L.) DI DUA WAKTU PERSILANGAN YANG BERBEDA