Mochamad Irfan HidayatullahNana SuryanaMOCHAMAD ILHAM SASTRADIREDJA2024-07-302024-07-302022-05-11https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/180110170069Penelitian ini dilakukan untuk mencari nilai-nilai profetik dalam kumpulan sajak Cahaya Maha Cahaya. Kumpulan sajak Cahaya Maha Cahaya berisi 41 sajak yang menggambarkan perjalanan kehidupan manusia untuk menemukan sejatinya hidup sebagai seorang hamba Tuhan. Agar padunya pembahasan penelitian ini, penulis melakukan kajian pada sepuluh sajak yang terkandung dalam kumpulan sajak ini, yaitu: (1) “Satu Kekasihku”; (2) “Menderas”; (3) “Jangan Tolak Mabukku”; (4) “Menertawakan Diri Sendiri”; (5) “Ajari Aku Tidur”; (6) “Cahaya Maha Cahaya”; (7) “Aku Berenang Di Lautan Darah”; (8) “Sudah Kubuang-buang”; (9) “Abadi Kerinduan”; dan (10) “Dengan Seribu Kali Mati”. Penelitian ini berusaha untuk menemukan nilai-nilai profetik yang terkandung dalam kumpulan sajak Cahaya Maha Cahaya. Teori yang digunakan untuk memaknai sajak adalah teori semiotika Riffaterre yang kemudian dilengkapi dengan menggunakan teori sastra profetik yang ditawarkan oleh Kuntowijoyo. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah kumpulan sajak Cahaya Maha Cahaya memiliki muatan perjalanan spiritual manusia dan memberikan penyadaran tentang Tuhan sehingga nilai profetik menjadi jalan hidup bagi seluruh manusia di dunia yakni menjadi manusia (humanisasi), terbebas dari belenggu (liberasi), dan kesadaran Tuhan (transendensi).nilai profetiksastra profetiksemiotika RiffaterreNilai-Nilai Profetik dalam Kumpulan Sajak Cahaya Maha Cahaya Karya Emha Ainun Nadjib: Kajian Semiotika Riffaterre