Abel Tasman YuzaHarmas Yazid YusufDANI GINANJAR2024-06-062024-06-062022-10-14https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/160121180009Bedah ortognatik adalah suatu tindakan pembedahan pada kelainan dentofasial yang terjadi pada maksila dan mandibula.Inflamasi yang terjadi setelah dilakukan operasi ortognatik berupa pembengkakan dan rasa sakit dapat ditangani dengan obat antinyeri dan obat tambahan adjuvant berbahan alami salah satunya adalah kurkumin. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh aplikasi patch kurkumin terhadap kadar serotonin darah dan skor Wong Baker Faces Rating Scale (WBFRS) sebagai indikator rasa nyeri pada pasien pasca bedah ortognatik. Penelitian ini dilakukan pada 20 pasien (10 laki-laki; 10 perempuan) yang akan menjalani tindakan bedah ortognatik di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Unpad, dan Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin dengan metode Uji Acak Terkontrol (UAT) dimana sampel penelitian dimasukkan ke dalam salah satu kelompok secara acak, yaitu kelompok kontrol yang tidak mendapatkan aplikasi patch kurkumin dan kelompok perlakuan yang mendapatkan patch kurkumin . Setelah tindakan bedah ortognatik selesai, dilakukan evaluasi kadar serotonin darah dan skor WBFRS (T0). Selanjutnya dilakukan pengukuran kembali pada 8 jam pasca operasi (T1) dan 12 jam paska operasi (T2), paska bedah ortognatik. Selanjutnya seluruh data dikumpulkan dan dianalis dengan menggunakan mann whitney. Berdasarkan hasil perbandingan yang dilakukan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar serotonin darah saliva (p = 0,257) dan skor WBFRS (p =0,066 )untuk setiap waktu evaluasi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa patch kurkumin tidak memiliki perbedaan efektivitas dalam mengatasi rasa nyeri pasca bedah ortognatik.Bedah OrtognatikPatch kurkuminserotoninPengaruh Aplikasi Patch Kurkumin Terhadap Kadar Serotonin dan Skor Intensitas Nyeri Berdasarkan Wong-Baker Face Rating Scale (WBFRS) Pasca Bedah Ortognatik