Yasraf A. PiliangI. Syarief HidayatDJARLIS GUNAWAN2024-05-222024-05-222022-02-20https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/180130160012Pengobatan penyakit menggunakan air sebagai medianya telah dilakukan oleh masyarakat muslim sejak lama. Terdapat banyak tempat pengobatan tradisional/alternatif yang menggunakan air untuk pengobatan dengan cara diminum, dioleskan atau merendam organ tubuh yang berpenyakit. Salah satu tempat yamg menggunakan air sebagai media pengobatan adalah Pesantren Suryalaya. Pengobatan di Pesantren ini menggunakan metode riyadlah dan psikoterapi alternatif yang dikembangkan oleh Abah Anom. Fenomena air sebagai media pengobatan menjadi objek yang menarik untuk diteliti karena menunjukkan bahwa Islam telah lama memiliki konsep dan metode dalam memelihara kesehatan, melalui amalan dan kebiasaan (tradisi) masyarakatnya sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah. Hal inilah yang menjadi fokus utama penelitian yakni mengkaji lebih dalam tentang konstruksi budaya dalam aktivitas praktik pengobatan dengan air di Pesantren Suryalaya, karena di dalamnya berkaitan dengan sistem keyakinan, konsep, metode dan produksi budaya yang dihasilkan dari proses praktik pengobatan dengan air. Penelitian ini termasuk dalam riset kualitatif dengan metode deskriptif analitik. Pendekatan yang digunakan adalah etnografi, yang diperkuat dengan pendekatan interdisipliner antara ilmu kesehatan dan pengobatan alternatif, kajian budaya; serta ilmu sosial. Fokus kajian dalam penelitian ini adalah budaya praktik pengobatan dengan air di Pesantren Suryalaya, dengan subjek penelitian para mursyid, santri, jamaah dan masyarakat yang terlibat dalam praktik pengobatan dengan air. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa konstruksi budaya praktik pengobatan dengan air di Pesantren Suryalaya merupakan rangkaian struktur dari aktivitas praktik pengobatan, yang terbentuk melalui proses sosial budaya, tindakan dan interaksi yang melibatkan komponen di pesantren, yakni Mursyid, Jamaah, Pasien dan Pesantren Suryalaya sebagai tempat berlangsungnya proses praktik pengobatan. Aktivitas praktik pengobatan dengan air di Pesantren Suryalaya adalah hasil pengembangan dari ajaran Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah (TQN). Terdapat tiga unsur pembentuk budaya sebagai kerangka konstruksi, yakni sistem religi, sistem pengetahuan dan sistem kemasyarakatan. Ketiga sistem ini menjadi sebuah siklus yang membentuk struktur budaya di Pesantren Suryalaya. Praktik pengobatan dengan air di Pesantren Suryalaya telah menjadi sebuah praktik produksi kultural yang menghasilkan suatu produk budaya, yang terbagi menjadi dua kategori yakni produk budaya material dan non material. Implementasi nilai-nilai kultural sebagai produk budaya dari prakti pengobatan dengan air di Pesantren Suryalaya memiliki tujuan utama yakni agar jamaah/ pasien menjadi individu yang sehat secara jasmani dan rohani, memahami fitrahnya hingga mencapai derajat manusia yang paripurna.Konstruksi BudayaAirPengobatanKonstruksi Budaya Praktik Pengobatan dengan Air di Pesantren Suryalaya - Tasikmalaya