Tri YulianaEfri MardawatiTASYA SABRINA2024-05-152024-05-152018-10-22https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/240310140041Kandungan fitokimia dari sumber hayati sebagai solusi kesehatan sedang dikembangkan oleh para peneliti di dunia dalam beberapa dekade ini. Ekstrak dari daun ketapang badak (Ficus lyrata Warb) mengandung senyawa fitokimia yaitu flavonoid, fenolik, dan tanin yang dapat difungsikan salah satunya sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari jenis pelarut dan lama ekstraksi yang dapat menghasilkan kandungan flavonoid, fenolik, dan tanin tertinggi dari daun ketapang badak dengan skrining fitokimia secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua kali pengulangan. Hasil pengamatan menunjukkan pada lama ekstraksi 12 jam dengan jenis pelarut akuades menghasilkan kadar fitokimia yang tertinggi yaitu kadar flavonoid sebesar 62,04 ± 0,05 ppm, kadar fenolik sebesar 2,59 ±0,004 ppm dan kadar tanin dengan nilai 2,30 ± 0,00 ppm. Kandungan fitokimia yang kedua tertinggi terdapat pada lama ekstraksi 36 jam dengan jenis pelarut etil asetat dengan kandungan flavonoid sebesar 52,25 ± 0,05 ppm. Kemudian pada lama ekstraksi 24 jam dan pelarut ethanol 70% untuk kandungan fenolik dan tanin dengan kandungan berturut-turut yaitu sebesar 1,94 ± 0,005 ppm dan 1,95 ± 0,00 ppm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada perlakuan bahan pelarut akuades dengan lama ekstraksi 12 jam menghasilkan ekstrak dengan kandungan flavonoid, fenolik dan tanin tertinggi.flavonoidfenoliktaninKAJIAN PROSES EKSTRAKSI DAUN KETAPANG BADAK (Ficus lyrata WARB) DENGAN VARIASI LAMA EKSTRAKSI PADA EMPAT JENIS PELARUT TERHADAP KANDUNGAN FITOKIMIA