Tidak ada Data DosenTidak ada Data DosenPATRIANI TANDIRERUNG2024-11-202024-11-202014-07-21https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/160421110010Anak sindrom Down umumnya memiliki kebersihan gigi dan mulut yang buruk, hal ini dipengaruhi oleh ketidakmampuan membersihkan rongga mulut secara adekuat karena adanya keterbatasan motorik, sensori dan keparahan intelektual (IQ). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan kebesihan gigi dan mulut setelah pelatihan penyikatan gigi berdasarkan tingkat IQ. Metode penelitian adalah eksperimental semu, sampel berjumlah 24 anak dibagi menjadi tiga kelompok yaitu retardasi mental ringan (I), sedang (II) dan berat (III) diperoleh dengan metode stratified random sampling dan pengambilan sampel secara purposive sampling. Pelatihan penyikatan gigi dilakukan sebanyak 4x selama sebulan dan diukur menggunakan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S). Hasil penelitian uji t-berpasangan sebelum dan setelah pelatihan penyikatan gigi setiap kelompok p<0,001, analisis menunjukkan penurunan nilai OHI-S pada ketiga kelompok. Uji ANOVA membedakan kebersihan gigi dan mulut berdasarkan tingkat IQ, diperoleh p-value 1,99E-07 (p<0,001) menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok. Uji post hoc kelompok I-II p-value 0,00004, I-III p-value 7,98E-07 dan II-III p-value 0,0067 (p<0,001) bahwa kelompok I lebih baik dari II dan III. Simpulan penelitian adalah terdapat perbedaan kebersihan gigi dan mulut anak sindrom Down sebelum dan setelah pelatihan penyikatan gigi, serta terdapat perbedaan kebersihan gigi dan mulut anak sindrom Down berdasarkan tingkat IQ.Sindrom DownIQretardasi mentalkebersihan Gigi dan Mulut Anak Sindrom Down Berdasarkan Tingkat IQ Setelah Pelatihan Penyikatan Gigi