R. Nunung NurwatiBinahayatiYANA SUNDAYANI2024-05-242024-05-242023-09-26https://repository.unpad.ac.id/handle/kandaga/170430170004Penelitian bertujuan untuk menguji berapa besar pengaruh dukungan sosial terhadap resiliensi remaja-anak pekerja migran internasional. Penelitian kuantitatif ini dituntun oleh kerangka teori ekologi sosial dari Zastrow, 2017 bahwa sistem dibagi menjadi tiga level sistem yaitu microsystem, mesosystem dan macrosystem. Desain penelitian menggunakan survei, dengan alat pengumpul data menggunakan kuesioner. Sampel mencakup remaja berusia 13 sampai dengan kurang dari 18 tahun yang ibunya sebagai pekerja migran internasional dari beberapa wilayah yang dipilih secara acak menggunakan cluster random sampling. Instrumen pengumpulan data terdiri atas: Resilience Scale (Davidson, 2018) untuk mengukur tingkat resiliensi dan Cuestinario de Apoyo Social (Bernal, 2003) untuk mengukur dukungan sosial keluarga, teman, dan komunitas atau masyarakat. Analisis regresi linear berganda dengan bantuan alat aplikasi Statistical Package for Social Sciences versi 25 (SPSS 25) diterapkan untuk menguji asosiasi. Penelitian dilakukan di 5 (lima) wilayah desa Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Tahun 2020. Sebanyak 150 remaja laki-laki dan perempuan dengan usia rata-rata 16 tahun berpartisipasi dalam studi. Ibu responden rata-rata bekerja selama lebih dari 2 (dua) tahun sebagai pekerja migran di wilayah Asia dan Timur Tengah. Data deskriptif rata-rata tingkat resiliensi berada pada kategori tinggi, responden 44% laki-laki dan 56% perempuan. Penelitian menunjukkan dukungan sosial keluarga berasosiasi paling kuat terhadap resiliensi remaja diikuti oleh dukungan sosial teman. Artinya dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga dan teman memberikan dampak yang sangat berarti dalam meningkatkan kemampuan remaja ketika menghadapi persoalan yang dialami dalam kehidupannya sebagai anak dari pekerja migran internasional. Namun demikian tidak ditemukan asosiasi antara dukungan sosial komunitas dan resiliensi remaja. Berdasarkan temuan ini, peneliti mengajukan model Peningkatan Resiliensi Remaja Berbasis Masyarakat, dengan membentuk Pusat Pelayanan Komunitas Desa Sejahtera. Pusat pelayanan ini merupakan pelayanan sosial dengan berbagai layanan untuk masyarakat desa. Pusat Pelayanan Komunitas Desa Sejahtera diharapkan dapat meningkatkan resiliensi dan mencegah permasalahan sosial dengan memperkuat sistem dukungan komunitas atau masyarakat serta sistem dukungan yang lainnya.Dukungan sosial keluargaTemanKomunitasPENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP RESILIENSI: STUDI DI KALANGAN REMAJA ANAK PEKERJA MIGRAN INTERNASIONAL